Berita

Kado Pahit Tahun Baru

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-Edukasi.com—Alhamdulillah pertama kali kita bertemu di darat, setelah kurang lebih dua tahun karena terkendala pandemi, selalu jumpa di udara. Kajian sebulan sekali akhirnya bisa dilaksanakan di Masjid Al Jihad Karawang, pada Ahad. Kajian kali ini berbeda dengan kajian sebelumnya, kali ini suasananya lebih interaktif. Kajian bulanan bulan ini bertemakan Kado Pahit Tahun Baru” . Dipandu oleh Ustaz Ika sebagai moderator dan sebagai pemateri Ustazah Umi Hamzah sebagai pengasuh Majlis Taklim Mustanir.

Kalau berbicara tentang kado, pasti semua orang mendambakan ada yang memberikan kepada dirinya. Ya… Karena kado itu hadiah dari seseorang untuk orang yang spesial. Ada kado istimewa untuk orang istimewa. Berbicara tentang kado. Ada kado manis, ada kado pahit.

Yang kita bahas kali ini adalah kado pahit. Kado pahit untuk siapa dan dari siapa? Biasanya orang memberikan kado karena adanya penghargaan. Misalnya, karyawan yang bagus kinerjanya, sama bosnya diberikan kado. Ada juga seorang anak memberikan kado kepada ibunya sebagai bentuk rasa kasih sayang dan balas budi, karena orangtuanya lah yang sudah mengasuh dan mendidik dia hingga seperti ini. Ada juga orangtua memberikan kado terhadap anaknya.

Namun, bagaimana apabila orang tuanya memberikan hadiah yang di dalam kadonya itu kepahitan dan kegetiran untuk melanjutkan hidup ke depannya? Ini namanya orangtua yang melihat anaknya hanya jika si anaknya itu di nilai ada manfaatnya, baru orangtuanya memberikan yang dia mau dan melayani dengan baik, tapi harus ada timbal balik yang menguntungkan dari anaknya. Adakah orangtua yang seperti itu? Ada. Ya… Allah miris banget ya…

Berbicara soal orangtua yang seperti di atas. Ini juga berlaku untuk pemerintah yang memberikan kado terhadap rakyatnya. Kita buka dulu kado pahit yang sangat besar. Bertuliskan Ekonomi. Begitu kadonya di buka ibu ibu rumah tangga pada menjerit. Sembako yang melejit tinggi. Seperti, minyak sayur, telur, beras, elpiji. Karena itu kebutuhan dapur ibu-ibu. Ada lagi kado pahit yang akan diberikan pemerintah kepada rakyatnya. Rencana BBM. Seperti pertalian dan premium akan dihilangkan dan listrik akan dinaikan.

Kado berikutnya bertuliskan Pendidikan. Kurikulum pendidikan dibagian agama Islam sedikit sedikit dikurangi pelajarannya, pengurangan anggaran pendidikan dari tahun ke tahun merosot, dulu 100 triliun lebih, sekarang makin berkurang. Gambaran pendidikan saat ini tidak mencerminkan generasi membanggakan. Adab sudah jauh dari norma-norma agama. Adab sopan santun sudah hilang. Banyak kriminalitas menimpa anak-anak bangsa. Kecanduan gadget, narkoba udah menjadi rahasia umum. Untuk saat ini apabila ingin mendapatkan pendidikan yang terbaik harus membayar mahal dan tidak terjangkau oleh yang tidak mampu.

Sekarang lagi viral spirit doll atau boneka arwah. Banyak sekali yang memelihara spirit doll ini, dan diperlakukan layaknya bayi manusia serta dipercaya dia akan hidup dan membawa rejeki pada orang yang memeliharanya. Ini sudah bertentangan dengan aqidah Islam, sama saja dengan syirik kepada Allah. Gencarnya penjajahan gaya baru yang bernama moderasi beragama, tentang mengucapkan selamat natal dan tahun baru, dirasa mereka sebagai bentuk toleransi beragama.

Kado berikutnya bertuliskan Politik. Pengurangan masa tahanan di kalangan koruptor. Karena pemerintah beranggapan koruptor juga bisa khilap dan berhak mendapatkan remisi.

Pemerintah saat ini tidak diposisikan sebagai pelayan dan pengurus rakyat. Tapi hubungannya dengan rakyat dihitung bisnis. Semakin banyak masyarakat meminta bantuan kepada pemerintah, dan pemerintah akan melayani sebaik mungkin, tapi semakin besar pula bayarannya. Pemerintah merupakan penyedia jasa dan rakyat sebagai pengguna jasa. Karena ini adalah berbasis sistem Kapitalisme.

Dalam pemerintahan sistem sekuler liberalisasi ini pemerintah harus tega kepada rakyatnya. Karena apabila tidak tega, maka pemerintah tidak akan punya apa-apa, sebab semua kekayaan pemerintah dari pajak rakyat yang harus dibayar dari setiap apa yang rakyat gunakan. Jadi tidak heran jika sekarang semuanya ada pajaknya, termasuk rumah kita sendiri dan yang tempati kita sendiri.

Selama beberapa abad rakyat diberikan kado pahit, dan selama beberapa abad pula rakyat menderita.
Ada kah kado manis untuk rakyat?

Kita sebagai umat Islam memiliki Allah yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur alam semesta dan kehidupan ini. Allah ciptakan manusia di dunia, untuk mendapatkan bekal ketika pulang ke kampung akhirat. Untuk perjalanan kembali ke kampung abadi, solusi apa yang bisa memberikan kado manis kepada umat-Nya?

Kita kembalikan lagi kepada sang Maha Pengatur dan Maha Pencipta. Allah sudah mengatur segalanya. Kita kembalikan pada aturan Islam yang mengatur seluruh alam ini.

Dalam Islam rakyat dibekali dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Apabila aqidah Islam sudah tertancap dalam hati manusia. Maka ketika manusia dipilih menjadi seorang pemimpin, dia akan jujur dan adil, sebab akan merasa selalu diawasi oleh Allah. Maka tidak akan ada penyalahgunaan jabatan dan penyelewengan dana pemerintahan. Pemerintah Islam adalah pelayan dan pengurus rakyat.

Allah ibaratkan masyarakat itu sekelompok orang yang berundi dalam sebuah kapal. Akhirnya ada sebagian orang yang mendapatkan bagian atas dan sebagainya lagi dibagian bawah kapal tersebut. Yang berada dibagian bawah, bila ingin mengambil air tentu ia harus melewati orang-orang di atasnya. Mereka berkata, ” Andaikan saja kita membuat satu lubang dibagian kit ini, tentu tidak mengganggu orang yang berada di atas.”
Seandainya yang berada dibagian atas membiarkan orang-orang di bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa. Dan bila mereka melarang orang-orang yang di bawah berbuat demikian, maka mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu. (HR. Al – Bukhari (2361).

Umat Islam harus membuat resolusi untuk mengembalikan kembali Islam memimpin dunia. Yang harus dipersiapkan ialah keimanan harus ditingkatkan agar bisa menegakkan Islam, di tengah-tengah masyarakat yang sudah teracuni oleh moderasi barat. Acara di tutup dengan doa dan sebagai temu kangen diadakan pemotretan bersama.

Reportase  Reni Tresnawati

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 14

Comment here