wacana-edukasi.com— Teramat sering rasanya kita mendengar pemberitaan kasus kenakalan muda mudi yang ditemukan di media massa. Dari budaya konsumtif dalam fenomena remaja hypebeast hingga aksi bullying di sekolah, aksi kekerasan seperti tawuran, balap liar atau kebut-kebutan di jalan hingga tindakan kriminal seperti mencuri, pembunuhan, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, seks bebas dan masih banyak potret buram pemuda milenial yang kerap menghiasi headline media massa. Ada apa dengan pemuda saat ini?
Mirisnya di awal tahun ini, seorang pemuda di Salatiga menjadi korban pengroyokan dan ditusuk karena masalah asmara (Kompas.com – 21/01/2022), ada lagi yang karena mabuk lantas mengeroyok korban hingga mengalami luka lebam di wajah dan bagian belakang kepala (rakyatbengkulu.com – 21/01/2022), dan berbagai kengerian lainnya yang rasanya begitu memilukan.
Padahal, mereka itu pemuda yang dalam catatan sejarah selalu mengambil peranan penting nan heroik. Sejarah dunia mencatat, generasi pertama umat terbaik yang menghantarkan peradaban Islam yang mulia menguasai dunia adalah para pemuda. Lima dari sepuluh orang yang pertama kali masuk Islam adalah mereka yang berusia belia. Dalam sejarah ketinggian peradaban Islam berikutnya, terukir dengan tinta emas nama Muhammad al-Fatih. Pemuda Penakluk Konstantinopel, ibukota Romawi Timur (Bizantium). Thariq bin Ziyad yang membuka jalan dakwah Islam ke Eropa melalui penaklukan Andalusia. Juga Muhammad bin al-Qasim at-Tsaqafi, pemuda belia yang berhasil menaklukkan India, Pakistan, Bangladesh, dan Kashmir ke dalam pangkuan Islam. Dan masih banyak lagi.
Hidup dalam lingkungan sekuler seperti sekarang memang tidaklah mudah, ibarat menjadi mutiara di tengah lumpur. Pemahaman sekuler yang mengontaminasi benak pemuda muslim membuat mereka bebas berbuat apa saja demi memuaskan keinginan hawa nafsunya. Agama dinilai mengekang kebebasan mereka. Alih alih mendapat kebahagiaan, justru malah berujung nestapa.
Agar tak terkontaminasi paham tersebut, tentulah memerlukan Iman yang kokoh. Kekokohan itu muncul karena adanya pemahaman Islam yang benar dan mengkristal dalam diri. Pemahaman yang benar tentulah bersumber pada sesuatu yang terjamin kebenarannya yakni Al Qur’an dan As Sunnah. Karenanya wajib bagi setiap muslim untuk mengkaji Islam secara menyeluruh. Ya, Al Qur’an adalah kunci penuh arti dalam kehidupan. Cahaya yang menunjukkan dan mampu mengubah corak kehidupan. Sebab ia bukan datang dari lemahnya akal manusia. Melainkan Al Qur’an adalah wahyu yang diturunkan oleh Sang Pencipta langit dan bumi.
Hidup hanya sementara. Karena tujuan hidup di dunia bukanlah sekadar riuh dalam canda tawa semata. Dunia sejatinya hanyalah jembatan untuk mencapai pada tujuan yang sesungguhnya yakni Surga. Kita perlu menegaskan kembali jati diri kita sebagai pemuda muslim. Sebagai pemuda, yang menjadi harapan bagi setiap masa. Masa depan umat ini terletak pada para pemudanya. Bahkan di tangan pemuda hari inilah gambaran peradaban Islam di masa depan akan ditentukan.
Yasyirah, S.P
Views: 13
Comment here