wacana-edukasi.com– Turunnya harga minyak goreng menjadi kebahagiaan bagi masyarakat terutama emak-emak, namun sayang rona kebahagiaan ini menjadi kembali pudar seiring adanya kelangkaan komoditas ini dipasaran. Kelangkaan minyak goreng baik di pasar tradisional ataupun di swalayan disebabkan adanya panic buying yang melanda masyarakat saat ini.
Seperti halnya diawal pandemi panic buying ini pun terjadi sehingga menimbulkan kelangkaan seperti masker, handsanytaizer, minyak kayu putih, susu beruang dan yang lainnya.
Minyak goreng merupakan kebutuhan yang tidak bisa tergantikan, tanpanya ibu-ibu kesulitan untuk menghidangkan gorengan atau masakan yang membutuhkan bahan ini. Hidangan yang selalu dinantikan keluarga terpaksa tak tersajikan sementara karna mahalnya harga sejak beberapa bulan kebelakang, ditambah lagi terjadi kelangkaan dipasaran karena terjadinya panic buying terhadap komoditas ini. Begitupun para penjual makanan yang menggunakan minyak goreng, dengan harga yang begitu melambung membuat mereka bingung.Turunya harga sempat membuat mereka bahagia, tapi apalah daya mendadak komoditas ini langka.
Sungguh miris kenaikan minyak goreng yang seharusnya tidak terjadi, mengingat negri ini memiliki stok lebih besar di banding kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun sayang, apalah daya ekonomi yang belandaskan kapitalis menjadikan harga minyak lokal harus menginduk kepada harga minyak internasional yang mengalami lonjakan. Kalu begitu lonjakan harga ini untuk siapa?, siapa yang di untungkan di balik melambungnya harga dan siapa yang di rugikan?.
Sangatlah wajar ketika terjadi kehawatiran ditengah-tengah masyarakat atas melambungnya harga minyak, sehingga ketika tiba-tiba harga menjadi turun terjadi reksi di masyarakat. Namun sayang akibat kehawatiran yang berlebihan ditengah-tengah masyarakat, terjadilah panic buying terhadap komoditas ini. Panic buying terjadi karena ada kekhawatiran yang berlebihan dari masyarakat, bisa diakibatkan karena lemahnya pemahaman mereka terhadap rezeki atau karena kekhawatiran mereka terhadap keadaan pasar yang tidak menentu.
Oleh karena itu, sebaiknya pembuat kebijakan mencari akar permasalahan dibalik mahalnya minyak goreng. Apakah kenaikan ini disebabkan karena faktor produksi, distribusi atau bahkan karena kebijakan yang sudah ada sehingga perlu dievaluasi. Pemberian subsidi ditengah melambungnya harga memang berpengaruh terhadap harga di pasaran tapi hal ini dinilai pragmatis, karena subsidi menyelesaikan permasalahan yang bersifat sesaat, tidak bisa menyelesaikan permasalahan sampai ke akarnya.
Islam adalah agama yang memiliki seperangkat aturan yang wajib diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk mengatur masalah individu dan ekonomi. Islam telah mengajarkan setiap individu untuk tidak memiliki sifat yang berlebihan termasuk kehawatiran, seperti yang melanda masyarakat saat ini. Dalam Islam negara akan mengawasi mekanisme pasar sehingga harga akan stabil. Para pemilik modal tidak akan diberi kesempatan untuk memainkan harga, sehingga seluruh masyarakat tidak akan merasa dirugikan. Islam akan mengambil kebijakan sesuai dengan aturan syara, bukan dilandaskan kepada kepentingan pemilik modal.
Ummu Naziha
Cianjur
Views: 22
Comment here