Oleh : Eti Ummu Nadia
wacana-edukasi.com– Sirkuit Mandalika menjadi perbincangan hangat setelah viralnya seorang wanita yang berprofesi sebagai pawang hujan melakukan ritual ditengah guyuran hujan. Dengan pakaian yang basah kuyup, pawang hujan itu berjalan di area sirkuit Mandalika dengan tujuan menghentikan hujan tersebut. Sontak hal tersebut pun mendapatkan sorotan dan memunculkan pertanyaan dari benak masyarakat.
Aksi yang dilakukan pawang hujan Rara Istiani Wulandari di sirkuit MotoGP Mandalika, sempat disinggung dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR RI bersama Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Usai rapat (RDP) yang berlangsung diruang rapat komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita enggan menanggapi pertanyaan dari awak media terkait pawang hujan yang terjadi di sirkuit Mandalika. Dwikorita pun bergegas berjalan keluar dan tidak merespon pertanyaan tersebut. Kemudian, Dwikorita meminta agar pertanyaan itu langsung ditanyakan kepada Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto. Karena ia harus bergegas untuk menghadiri acara.
Guswanto menjelaskan terkait adanya fenomena pawang hujan pada gelaran MotoGP di sirkuit Mandalika yang sedang ramai diperbincangkan. Pawang hujan itu merupakan kearifan lokal yang ada di masyarakat, ucap Guswanto. Yang secara sains sulit dijelaskan.
BMKG sendiri pun sesungguhnya memiliki perkiraan cuaca sendiri. BMKG memperkirakan pada tanggal 17, 18, 19 Maret fenomena cuaca di Mandalika akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. Tanggal 20 diperkirakan akan turun hujan lebat dan petir. Karena pada waktu itu terjadi bibit sikontropis 93f yang berdampak berpotensi pertumbuhan awan di sirkuit Mandalika. Sehingga hujan tetap turun. Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan enggak berhenti juga hujannya, ucap Guswanto. Tribunnews. Senin, (21/03/2022).
Pada hakikatnya tidak ada yang tau kapan datangnya hujan, dan kapan berhentinya. Begitu juga dengan BMKG yang hanya bisa memprediksi perkiaraan cuaca berdasarkan ilmu sains. Secanggih-canggihnya ilmu teknologi yang diciptakan oleh manusia, tidak mampu menandingi kekuasaan Allah yang telah menetapkan-Nya. Berputarnya angin, awan, kemudian turunya hujan semua itu atas izin Allah SWT. Tidak ada yang mampu mengendalikan semua itu, selain Allah SWT. Sebagaimana dalam firman-Nya:
“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (TQS. Al-A’raf : 57).
Dengan demikian, hanya Allah yang berkuasa meniupkan angin, menggeser awan dan menurunkan hujan. Dengan rahmat-Nya, hujan itu turun sehingga mampu menumbuhkan tanaman dan buah-buahan yang mengandung banyak kebaikan bagi manusia. Sebagaimana Allah menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan yang hampir mati, kemudian tumbuh kembali atas kekuasaan-Nya.
Mengundang pawang hujan di sirkuit Mandalika MotoGP sama saja dengan mengundang paranormal. Sejatinya pawang hujan ataupun paranormal memiliki kepercayaan terhadap ilmu klenik atau juga supranatural yang bersifat ghaiib, ajaib, yang tidak bisa dinalar oleh akal manusia. Sehingga hal tersebut mendorong mereka menggunakan ilmu-ilmu ghaib tersebut demi kepentingannya. Dan tentunya ritual-ritual tersebut tidak lepas dari adanya campur tangan jin. Ilmu seperti ini jelas bathil karena mereka meminta pertolongan bukan pada Allah, akan tetapi meminta selain dari Allah. Bisa jadi meminta kepada Allah, akan tetapi caranya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ritual-ritual tersebut merupakan bentuk kesyirikan. Syirik artinya menyembah atau menyekutukan sesuatu selain Allah. Sedangkan musyrik orang yang mempersekutukan Allah, dan mengakui adanya Tuhan selain Allah. Kesyirikan atau juga kemusyrikan jelas akan menjerumuskan manusia pada kesesatan dan dosa yang besar. Sebagaimana firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (TQS. An-Nissa : 48).
Dosa syirik atau mepersekutukan Allah merupakan dosa yang besar. Allah tidak akan mengampuni atas dosa syirik tersebut. Maka apa yang dilakukan pawang hujan untuk meredam hujan dengan mantranya, itu merupakan dosa syirik. Meski pada hakikatnya hujan itu reda semua itu atas izin dan kuasanya, bukan karena adanya pawang hujan.
Sebagai seorang muslim, kita harus mengetahui perbuatan yang hak (baik) dan mana yang batil (salah). Agar umat Islam tidak terbawa arus pemikiran yang merusak akidah. Karena pada saat ini umat Islam diserang dari berbagai sisi. Salah satunya upaya pendangkalan akidah. Maka, kita sebagai seorang umat muslim, harus memiliki pondasi keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT. Agar umat Islam tidak teracuni dengan pemahaham-pemahaman yang akan merusak akidah.
Praktek kesyirikan dalam bentuk apa pun harus dihapuskan. Peran penguasa sebagai pemimpin harus melakukan tindakan untuk menghentikan aktivitas kesyirikan tersebut demi menjaga kemurnian akidah umat. Tradisi, budaya masyarakat dengan kearifan lokal harus mengikuti aturan Islam. Seorang pemimpin berkewajiban menjaga umat dari akidah Islam agar terhindar dari kesyirikan yang merupakan dosa yang besar.
Apakah sistem di Indonesia sekarang sudah mampu, menjaga akidah umat dari kesyirikan? Ataukan sebaliknya, justru melestarikannya?
Saatnya umat Islam lebih waspada terhadap perusakan akidah ini dengan memperkuatnya. Selain itu, kita membutukan sistem yang mampu menjaga akidah umat Islam agar tidak rusak akidahnya oleh pemahaman sesat menyesatkan. Karena sistem Islam akan menerapkan Islam yang menyeluruh bagi seluruh umat Islam. Menghapus segala bentuk kesyirikan atau pun kemusyrikan dalam bentuk apa pun. Dengan Islam kaffah, manusia akan hidup sesuai dengan aturan Islam. Kesyirikan atau kemusyrikan yang merupakan larangan dari Allah, harus ditinggalkan, karena itu merupakan dosa besar. Semua itu akan terealisasikan jika syariat Islam diterapkan secara kaffah dalam wadah Khilafah Islamiyyah.
Wallahu’alam Bish Shawab.
Views: 10
Comment here