Surat Pembaca

Polemik Harga Pangan Naik, Jangan Dianggap Biasa

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com–Lonjakan harga beberapa bahan pangan seolah menjadi hal yang biasa, terlebih menjelang bulan suci Ramadhan. Namun kenaikan harga pangan tentu saja sangat membebani masyarakat, terlebih saat ini kondisi ekonomi belum pulih akibat pandemi. Akibat kenaikan harga-harga beberapa bahan pangan di awal Ramadhan dan menjelang lebaran, akan semakin memperparah keadaan ekonomi masyarakat.

Polemik terjadinya kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng sejak akhir tahun 2021 belum usai, masyarakat harus dibuat kecewa dengan tingginya beberapa harga bahan pangan saat ini. Belum lagi kenaikan pajak dan bahan bakar minyak sejak April, yang tentu saja akan berimbas terhadap harga-harga lain.

Seolah hal yang biasa, lonjakan harga semakin membuat masyarakat sengsara. Entah berapa lama masyarakat bisa bertahan dalam kondisi yang serba sulit ini. Sementara bantuan yang digulirkan penguasa, seperti BLT minyak goreng hanya kepada segelintir orang dan tak mampu menutupi kebutuhan. Begitu pemberlakuan tindakan tegas oleh pemerintah terhadap perusahaan untuk memberikan THR terhadap pekerja hanyalah solusi yang tambal sulam dan tak mampu menyelesaikan persoalan.

Pemakluman terhadap kenaikan harga beberapa pangan dan menganggap hal yang biasa, sungguh sangat berbahaya bagi stabilitas ekonomi dan politik bangsa. Bahkan hal ini akan menimbulkan kekacauan dan memakan korban, sudah sepatutnya hal ini segera di selesaikan.

Sungguh miris, banyak sekali kejadian yang menyesakan dada terjadi ditengah-tengah masyarakat akibat faktor ekonomi saat ini. Kejadian yang sudah biasa karna faktor ekonomi sampai kejadian di luar nalar pun terjadi. kelaparan, gizi buruk, pembunuhan bahkan bunuh diri akibat depresi pun terjadi di negri ini.

Krisis yang terjadi di Sri Lanka seharusnya menjadi pembelajaran bagi penentu kebijakan.
Krisis yang melanda di negara tersebut selain dikarenakan pandemi, juga diakibatkan salah urus pemerintah dan akumulasi peminjaman utang yang berlangsung bertahun-tahun. Hal ini menyebabkan negara tersebut mengalami kekurangan bahan pokok yang parah, kenaikan harga yang tajam dan pemadaman listrik. Kejadian ini memancing kemarahan masyarakat dan memicu kerusuhan sehingga pemerintah Sri Lanka mengumumkan status darurat sejak 1 April 2022.

Meroketnya sejumlah harga bahan yang terjadi, diakibatkan sistem ekonomi kapitalis yang menjadi sandaran. Dimana pemilik modalah yang berkuasa atas harga yang terjadi dipasaran, sehingga pengusahalah yang di untungkan. Hal ini semakin di perparah dengan adanya penguasa yang pro terhadap pengusaha.

Permainan harga akibat memanfaatkan momen sejak awal Ramadhan hingga menjelang Lebaran, seharusnya tidak terjadi. Perlu ketegasan dari pemerintah untuk mengawasi terjadinya mekanisme pasar, sehingga ketika ada pelaku pelanggaran harus diberikan sanski. Begitupun seharusnya tidak terjadi kenaikan pajak dan bahan bakar minyak, karena hal ini akan semakin menambah penderitaan rakyat.

Islam adalah agama yang paripurna, yang dapat menyelesaikan semua permasalahan dalam kehidupan manusia termasuk harga bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya. Dalam Islam negara wajib memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, negaralah yang akan mengawasi mekanisme pasar sehingga tidak terjadi pelanggaran.

Ummu Naziha
Cianjur

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 4

Comment here