Oleh. N.S. Rahayu (Pengamat Sosial)
wacana-edukasi.com– Di tengah jeritan emak-emak karena barang kebutuhan melejit, ada angin segar menghembus udara sejuk meredakan panasnya kondisi yang makin sulit, yaitu turunnya BLT bagi masyarakat kurang mampu. Menginggat masyarakat sudah babak belur terkena ragam pukulan kenaikan harga.
BLT (bantuan langsung tunai) diturunkan pemerintah di tengah-tengah bulan Ramadan, setelah banyak cuitan dan tangisan menghiba karena asap dapur mendrap-mendrip hampir padam, padahal kebutuhan hidup makin banyak jelang hari raya Idul Fitri.
Pemerintah dengan segera menurunkan bansos BLT sebagai bentuk kehadiran dan kepedulian kepada warga. Bantuan ini diberikan untuk menguatkan kembali perekonomian masyarakat pasca covid-19.
Masyarakat Pacitan berkumpul di halaman Kodim 0801 Pacitan pada Jumat, 8/4/2022 untuk menerima BLT dari pemerintah. Komandan Kodim 0801 Pacitan, Ibnu Khazim mengatakan bahwa Kabupaten Pacitan mendapat alokasi dana sebesar Rp 12 Miliar yang disalurkan ke 12 kecamatan. Sementara satu penerima akan mendapat uang sebesar Rp. 600.000. Bantuan ini dibagikan ke 20 ribu penerima sebelum hari raya Idul Fitri (Pacitankab.go.id) .
Pemerintah juga memberikan bantuan-bantuan lain untuk pemulihan ekonomi, antara lain :
BNPT (Bantuan Pangan Non-Tunai) dan PKH (Program Keluarga Harapan), Kartu Prakerja, BLT Dana Desa, BSU (Bantuan Subsidi Upah), BLT Minyak Goreng, dan BLT UMKM (Kompas.com, 7/4/2022)
BLT pemerintah ini ditujukan untuk memulihkan ekonomi masyarakat pasca covid-19. Bagi penerima memang cukup membantu kesulitan ekonomi saat ini, namun bantuan ini tidak menyentuh masyarakat menyeluruh. Masih lebih banyak masyarakat yang tidak menerima bansos tersebut.
Harus kita fahami bersama bahwa solusi BLT merupakan solusi kebijakan tambal sulam, tidak menyelesaikan permasalahan hingga pada akarnya. Ini bukti pemerintah tidak serius dalam mensejahterakan rakyat. Kemiskinan di Indonesia merupakan kemiskinan sistemik yang disebabkan tidak adanya jaminan pekerjaan, jaminan kebutuhan pokok, jaminan keamanan, hingga kebijakam yang tumpang tindih yang tidak bisa disolusi dengan BLT ataupun bansos.
Sistem Kapitalisme Tak Mungkin Menyejahterakan
Penerapan sistem kapitalisme sebagai aturan kehidupan, telah memosisikan manusia sebagai pembuat aturan. Sehingga aturan akan disesuaikan dengan kepentingan para kapital yaitu materi. Inilah akar masalah sesunggunhnya. Para kapitalis telah menguasai sistem kehidupan mengakibatkan kerusakan dimana-mana, dan masyarakat menjadi tumbalnya. Menanggung ragam kenaikan harga.
Sistem ekonomi kapitalisme memosisikan penguasa sebagai regulator saja. Negara tidak memiliki fungsi menjamin kesejahteraan masyarakat. Artinya, seluruh kebutuhan masyarakat diserahkan pada pasar bebas (swasta/pemilik modal), sehingga orientasinya pastilah keuntungan. Inilah yang menyebabkan ketimpangan makin tinggi. Masyarakat kecil tidak mampu membeli dengan harga yang tidak terjangkau kantong mereka.
Oleh karenanya BLT, BSU dan bantuan lainnya, hanyalah solusi tambal sulam sistem kapitalisme dalam menyelesaikan masalah yang yang sebenarnya dibuatnya sendiri. Sehingga untuk menyelesaikan masalah kesejahteraan tidak bisa menggunakan sistem ekonomi kapitalisme. Negara harus mencampakkan sistem kapitalis.
.Jaminan Kesejahteraan dalam Islam
Islam adalah sitem kehidupan yang dapat memberikan jaminan kesejahteraan menyeluruh bagi rakyatnya. Karena hanya menerapkan aturan dari Allah yang telah menciptakan alam semesta berikut isinya. Pemimpinnya disebut kholifah, dialah yang menerapkan aturan Allah dalam kehidupan dalam bingkai khilafah (negara Islam).
Dalam sistem Islam, negara berfungsi sebagai pihak sentral dalam mengurus seluruh urusan umat. Negara memiliki baitulmal sebagai kekuatan penopang kebutuhan rakyatnya yang digunakan untuk memenuhi dan menjamin kesejahteraan warga secara adil.
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An Nahl : 90)
Pemenuhan kebutuhan pokok warga adalah tanggungjawab negara. Allah Swt memerintahkan penguasa untuk bertanggungjawab atas seluruh urusan rakyatnya, termasuk tentu menjamin kebutuhan pokok mereka.
Jangankan urusan rakyat, Islam juga akan mengurusi ketika ada orang yang sudah tua dimana mereka sudah tidak memiliki keluarga yang dapat diminta bertanggungjawab atas nafkahnya, maka negaralah yang akan mengambil alih peran dalam mengurusi kebutuhannya dari baitulmal.
Ada lagi kisah Khalifah Umar bin Khaththab ketika beliau memanggul sendiri sekarung gandum untuk diberikan kepada seorang ibu dan kedua anaknya yang sedang kelaparan. Semua dilakukan semata sebagai wujud tanggung jawab penguasa dan juga rasa kasih sayang pada rakyatnya.
Juga kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah masyhur, banyak orang tahu bahwa beliau mampu menyejahterakan seluruh rakyatnya hingga tidak didapati seorang pun yang berhak menerima zakat. Semua itu karena diterapkannya sistem Islam yang kafah oleh negara dan juga sistem ekonomi yang berfokus pada umat.
Melihat fakta yang berbanding terbalik dengan kapitalis, kita memang harus banyak belajar dan membaca sejarah bagaimana ketika sistem Islam memimpin dunia selama kurun waktu yang lama yaitu 1.300 tahun. Akan didapati kemaslahatan dan kesejahteraan bagi warga negaranya, baik muslim dan nonmuslim tidak dapat ditampik oleh dunia.
Pengakuan Will Durant seorang sejarawan barat, dalam buku yang dia tulis bersama Istrinya Ariel Durant, Story of Civilization, dia mengatakan, “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka.”
Dalam sistem Islam penguasa tidak boleh abai terhadap urusan rakyatnya sekecil apapun itu, karena itu adalah amanah berat dan tanggungjawab yang akan diperhitungkan di hari akhir. Wallahu’alam bishawab.
Views: 113
Comment here