Qalam Ramadan

Ramadan Remaja : Jadilah Generasi Mulia

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Ramadan adalah bulan suci, di bulan ini perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya sungguh momen yang paling pas untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya, Namun sangat disayangkan bulan suci nan mulia ini harus tercoreng dengan sejumlah aksi kenakalan dan kejahatan para remaja di jalanan.

Seperti yang terjadi di Yogyakarta, seorang siswa SMA menjadi korban klitih hingga meninggal dunia pada Minggu dini hari. Aksi kekerasan yang kerap dilakukan para remaja bukan kali ini saja, klitih yang dulu bermakna sebagai suatu kegiatan di luar rumah untuk mengisi waktu luang, namun pada tahun 2012 mulai berubah makna menjadi kenakalan bahkan sekarang sudah menjadi tindakan kekerasan dan tindakan kriminal (liputan6.com, 3/4).

Miris. Remaja zaman now cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan dampak yang telah mereka perbuat selalu berpusar pada diri sendiri dan hanya memuaskan keinginan nya saja. Memang, masa remaja sering dimaknai adalah masa di mana seorang manusia berada dalam pencarian jati diri dan ingin mengenal siapa dirinya. Namun semestinya pencarian jati diri yang terarahkan kepada hakekat kebenaran, bukan kepada rasa kebanggaan atas dasar nafsu dan kepuasan, yang tidak hanya berdampak buruk bagi orang lain bahkan juga bagi dirinya sendiri, yaitu rusaknya moral dan masa depannya.

Remaja yang demikian merupakan produk dari sistem sekuler liberal yang memisahkan agama dari kehidupan dan ingin hidup dalam kebebasan tanpa aturan yang menyebabkan terjadinya kerusakan masa remaja sebagai generasi penerus suatu bangsa.

Maka, di sinilah pentingnya peran orang tua, lingkungan, dan negara agar permasalahan remaja bisa terealisasikan, karena dari remajalah kemudian akan muncul cikal bakal generasi muda cerdas, mulia dan tangguh, yang sangat menentukan bagi kesuksesan dan kemajuan suatu bangsa dan bahkan peradaban dunia yang mulia.

Contohlah pada era kekhilafahan, kehidupan pemuda jauh dari hura-hura, karena negara menjamin pembinaan ilmu dan pembentukan mental yang kuat serta dengan nafsiyah yang mantap sehingga menghasilkan generasi yang bertaqwa, bahkan kehormatan serta kesucian para pemuda juga tetap terjaga.

Sejarah mencatat peran generasi muda dalam mendukung kejayaan Islam sebagai contoh Muhammad al-Fatih naik tahta pada usia 21 tahun dan berhasil menaklukkan konstantinopel pada usia 23 tahun, Muhammad bin Idris As-Syafii sudah bisa memberikan fatwa pada usia belum genap 15 tahun dan masih banyak lagi. Rasulullah saw memberikan jaminan keselamatan di hari kiamat kelak antara lain kepada pemuda yang menghabiskan masa muda nya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Tentunya, terwujudnya kemuliaan generasi muda itu memang juga membutuhkan peran negara dengan sistem yang agung, yaitu Khilafah, sebagaimana yang pernah berjaya dan menjadi peradaban yang gemilang dengan generasi-generasi mudanya yang cerdas, mulia dan tangguh, hingga menguasai dua-pertiga dunia. Ya, hanya dengan sistem Islam dalam naungan Khilafahlah yang mampu mewujudkan generasi muda penerus peradaban mulia, bukan yang lain.

Reni Nuraeni
Bogor, Jawa Barat

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here