wacana-edukasi.com– Kajian Umum Muslimah Kota Probolinggo Kembali digelar pada hari Ahad 17 April 2022 yang bertema ‘’Madrasah Ketakwaan Meraih Totalitas Ketaatan” bertempat di Rumah Inspirasi Probolinggo.
Kajian offline perdana setelah pandemi Corona yang di hadiri oleh puluhan Muslimah baik dari kalangan ibu rumah tangga maupun remaja sekitar Probolinggo menciptakan suasana bahagia, karena bisa melepas kerinduan Muslimah berkumpul di taman-taman surga, menuntut ilmu dan mempererat silaturahim dengan saudara seiman dan seperjuangan, kajian dibuka oleh Ustadzah Niwatun selaku moderator dengan penuh semangat. Dan tak lupa untuk menambah keberkahan acara pagi itu, Ustadzah Erma melantunkan ayat suci alquran dengan merdu dan penuh kesyahduan.
Hadir Ustadzah Mufidah sebagai pemateri. Beliau menjelaskan bahwa Ramadhan ini adalah madrasah bagi kita semua untuk meraih ketakwaan, yang tercantum dalam QS. Al baqarah ayat 183 yang artinya ‘’wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa’’ ayat ini sebagai landasan kita untuk meraih ketakwaan dibulan Ramadhan, dalam satu bulan ini kita jadikan madrasah untuk mendisiplinkan diri, mulai dari waktu makan yang sudah ditetapkan sebelum matahari terbit hingga matahari terbenam, seperti halnya sekolah datang ada jamnya, pulang ada jamnya dan ada aturan yang tidak boleh dilanggar. Aturan tersebut wajib dipatuhi. Dari sini kita dilatih untuk taat selama satu bulan agar ada peningkatan ruhiyah dan ibadah mahdhoh kita.
Disebutkan juga dalam sebuah hadist “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian berpuasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu. Didalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan)”. ( HR. Ahmad)
Ini adalah kabar gembira bagi umat Islam Ketika diberi kabar seperti ini, karena apa? Apa bila kita berakal kemudian mendapat kabar bahwa setan itu dibelenggu kita pasti bahagia dengan begitu berkurangnya si penggoda yaitu setan.
Disisi lain tidak ada waktu selain Ramadhan yang kemudian ada jaminan pintu-pintu syurga itu dibuka, Nggak ada, selain di bulan Ramadhan ini. nah, jadi diayat pertama tadi dijelaskan agar kita bertakwa maka pada hadist ini ada peluang. kalau setannya dibelenggu jangan menjadi setan yang lain, mengurangi peluang kita untuk taat. Karena untuk meraih sebuah ketakwaan maka harus taat.
Ramadhan ini mengajarkan muroqobah. Muraqobah ini adalah selalu merasa diawasi oleh Allah SWT sehingga akan muncul rasa takut didalam diri. Kita tidak perlu memasang CCTV, Sebulan ini kita di didik, ‘’nggak ada yang tahu ibu kalau njenegan ambil makanan terus kemudian makan masuk ke kamar’’ Disini akan muncul rasa takut atau alkhasiah.
Apa itu alkhasiah? Disebutkan oleh salah satu tabi’in, yang disebut rasa takut adalah rasa takut kepada Allah SWT itu menghalangi dirimu dari perbuatan maksiat. Saking takutnya sama Allah nggak berfikir untuk maksiat kepada Allah. ini adalah efek dari muraqobah.
Misalnya seorang istri yang diberi uang belanja oleh suaminya, istri tersebut bisa saja menggunakan uang belanja untuk hal-hal yang sia-sia, karena ada rasa takut maka istri tersebut takut untuk berkhianat. Begitu juga dengan pejabat jika ada rasa takut atau muraqobah dalam diri mereka maka tidak ada yang berani korupsi karena selalu merasa diawasi oleh Allah, namun sayangnya di zaman sekarang sangat langka dijumpai pejabat yang demikian.
Kedua, Ramadhan ini mengajarkan ketundukan mutlak kepada Allah. Ketika kita sangggup menerima seruan berpuasa melalui firman Allah SWT dalam QS. Al baqarah ayat 178 ayat ini menerangkan tentang qisas atau hukuman yang semisal dengan kejahatan yang dilakukan oleh diri manusia. Intinya kalau kita ada seruan untuk berpuasa maka kita menerima dengan gembira dan ridha. Maka seharusnya kita juga sanggup menerima seruan-seruan yang lainnya. Mestinya untuk ayat-ayat yang lain terkait dengan perintah-perintah Allah itu sama. Alquran itu mulai depan sampai belakang itu harus kita imani yaitu firman Allah dan hukum Allah harus diterapkan.
Ketiga, Ramadhan mengajarkan kita mujahadah maksudnya adalah bersungguh-sungguh dijalan Allah SWT meski harus menderita dalam menempuhnya. Selama Ramadhan kita merasakan lapar,haus dan menjaga lisan dari ghibah dan segala hal yang membatalkan puasa. Ketika kita bersungguh-sungguh dijalan Allah maka kita akan mengalami berbagai macam hal yang tidak enak. Dan Allah menyebutkan kalau orang mengaku dirinya beriman maka bersungguh-sungguh atau dia harus menderita, itu adalah konsekuensi yang harus dijalani.
ke empat, Ramadhan mengajarkan untuk menyakini janji Allah. Orang yang taat beribadah di bulan Ramadhan yakin betul bahwa Allah akan membalas seluruh ketaatannya. Bagaimana cara menyakininya? Dijelaskan di dalam QS. An Nahl ayat 97 yang artinya “barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”
Kehidupan yang baik disini bukan berarti kita diberi kemewahan hidup yang serba tercukupi namun kebahagiaan yang lahir dari keridhaan terhadap hukum Allah SWT.
Kelima, Ramadhan mengajarkan kita bahwa akhirat lebih baik daripada dunia.orang yang berpuasa selama Ramadhan rela menahan nafsu keduniawiannya demi meraih kebaikan dan kebahagiaan di akhirat. Selepas puasa seharusnya kita bisa menahan hawa nafsu ini untuk melalukan keburukan.
Jika kita benar-benar merealisasikan madrasah ramadhaniyah diatas insya allah ketaatan itu akan terwujud. Totalitas bukan hanya pada sisi ibadah mahdoh kita tapi juga muamalah dan segala aspek kehidupan.
Namun fakta menunjukan bahwa untuk mewujudkan ketaatan totalitas hari ini tidak mudah, mengapa demikian? Karena sistem bermasyarakat kita dibangun diatas dasar sekulerisme kapitalis, bukan islam. Selama yang diterapkan dalam masyarakat adalah aturan selain islam, maka amatlah berat dan sulit untuk mewujudkan totalitas ketaatan. Dari sini menjadi kewajiban kita semua untuk terlibat dalam melakukan perubahan sistem bermasyarakat melalui aktifitas dakwah mencerahkan umat dengan pemikiran islam.
Selepas pemaparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan pembagian doorprize, serta diakhiri dengan penutup dan doa yang dipimpin oleh Ustadzah Agustin. Wallahu a’lam bi ash-shawab.
Rep: Watini Aatifah
Views: 26
Comment here