Surat Pembaca

Bansos Salah Sasaran, Rakyat Jadi Korban

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) temukan Bansos Rp.6,93 triliun salah sasaran. Orang yang sudah meninggal masih dapat bansos. BPK mengungkap bahwa 3 jenis bantuan sosial (Bansos) yang ditetapkan pemerintah tak tepat sasaran dalam penyalurannya. Hal itu tertuang dalam ikhtisar hasil pemeriksaan semester (IHPS) Tahun 2021, berdasarkan buku IHPS II tahun 2021 (Detik.com, 24/5/2022). Disebutkan bahwa penetapan dan penyaluran bansos Program Keluarga Harapan (PKH) Sembako/ bantuan Pangan non Tunai (BPNT) serta Bantuan Sosial Tunai (BST) tidak sesuai ketentuan, hal itu membuat kerugian Negara hingga 6,93 triliun.

Di kabupaten Pekalongan, emak-emak warga Desa Rembun, kecamatan Siwalan kabupaten Pekalongan menggelar aksi turun ke jalan, mereka protes tak dapat Bantuan Sosial (Bansos) selama pandemi serta menuding pemberian bansos salah sasaran. Para ibu-ibu yang menyebut dirinya Aliansi Masyarakat Rembun Meningkatkan Taraf Hidup, membentangkan sejumlah poster bernada protes. Salah satu peserta mengatakan dari awal Corona dirinya tidak pernah dapat bansos (24/1/2022). Menurutnya banyak warga tidak mampu yang tidak mendapatkan bantuan sosial tersebut. Pihaknya juga mengakui sejumlah perangkat desa juga ikut mendapatkan bantuan sosial ataupun program keluarga sejahtera (PKH)

Anggota komisi VIII DPR dari fraksi PKB menyebut, bantuan BPK terkait penyaluran bansos yg tidak tepat sasaran sebesar Rp.6,93 triliun harus ditindak lanjuti secara serius. Kedepannya dalam menyalurkan bansos, perlu kesamaan data, transparan, dan kesinambungan agar bisa tepat sasaran tuturnya. Namun apakah cara ini sudah tepat?

Dalam islam, tugas negara adalah memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dengan baik. Negara wajib memenuhi sandang, pangan, papan,pendidikan, kesehatan dan keamanan secara murah bahkan gratis kepada rakyat inilah prinsip pengurus rakyat (riayah suunil umat). Fungsi negara bukan sekedar regulator dan fasilitator, melainkan melayani kebutuhan dasar masyarakat secara optimal. Negara harus memastikan bantuan sosial kepada masyarakat tepat sasaran, yakni melakukan pengawasan dari produksi, distribusi dan konsumsi.

Namun penerapan kapitalisme menihilkan peran tersebut. Negara membantu rakyat ala kadarnya, menangani pandemi semaunya dan mengurus kebutuhan rakyat sekehendak hatinya. Posisi rakyat akan selalu dikesampingkan kesehatan, kesejahteraan dan segudang problem sosial lainnya akan terus membayangi negeri ini selama kapitalisme berdiri.

Islam sesungguhnya memiliki konsep baku dan jelas dalam mengurai problematika kehidupan. Kekayaan alam negeri kita yang membentang, sejatinya memberikan solusi tepat bagi masalah kesejahteraan dan kemiskinan. Dengan tata kelola pemerintahan islam secara kafah, setiap masalah pasti ada solusinya.
wallahualam.

Yani
Dramaga, Bogor

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 15

Comment here