Oleh: Sari Chanifatun
wacana-edukasi.com– Fakta jalan rusak, bukan hanya terjadi sehari dua hari. Bahkan lewati ratusan hari. Apakah begitu sibuknya para pejabat negeri ini? Sebenarnya untuk siapa mereka mengabdi?
Persoalan rusaknya jalan raya di Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi sepanjang lima kilo meter yang telah mengakibatkan beberapa pengguna jalan menjadi korban, kini menjadi perhatian dan atensi PJ Bupati Kabupaten Bekasi Dani Ramdan.
Diantara masalah rusaknya jalan, masalah lain yang juga muncul terjadi adalah pembegalan di wilayah tersebut karena tidak adanya lampu penerangan disepanjang jalan. Tepatnya di wilayah Desa Setialaksana dan Desa Jayalaksana sepanjang lima kilometer.
Baru-baru ini PJ Kabupaten Bekasi baru memberikan atensinya terkait masalah rusaknya jalan raya Cabangbungin. Padahal menurut kabar, jalan ini sudah dari tahun ke tahun rusak dan belum ada perbaikan. Warga setempat tentu geram, seperti yang diutarakan oleh salah satu tokoh pemuda Kabupaten Bekasi Asep Saiful Anwar, ia kecewa dengan ketidaksigapan pemerintah dan dinas terkait (dalam hal ini dinas PUPR) yang terkesan slow respon dalam perbaikan jalan di wilayah Kecamatan Cabangbungin.
Ditempat terpisah Asep Saiful Anwar juga menegaskan, jika memang Dinas PUPR tidak bisa bekerja dengan baik, ya sebaiknya mundur saja. Masa cuma urusan jalan sampai bertahun-tahun tidak bisa diperbaiki (Singkapnews.com, 28/5/2022)
Bagaimana bisa mereka tidak mengetahui fakta yang jelas ada, dan sudah bertahun-tahun? Alasan klasik yang mungkin menjadi alat cuci tangan para pejabat terkait adalah sederet alasan mulai dari alasan keterbatasan dana, tidak ada anggaran, hingga alasan refocusing anggaran akibat pandemi.
Di wilayah lain yaitu Cikarang-Cibarusah telah dimulai proyek peningkatan jalan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, pada Kamis 26 Mei 2022. Tahap pertama pengerjaan sepanjang 2,3 kilometer yang bakal dikerjakan. Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan secara langsung memulai pengerjaan itu. Dani Ramdan tampak secara langsung menumpangi excavator atau Beko merobohkan bangunan yang terkena pembebasan.
“Ini adalah kebaikan dari Pak Gubernur, karena mendengar masyarakat yang telah mengeluh bertahun-tahun lalu. Pemerintah Provinsi sebenarnya sudah menyiapkan anggaran dari tahun-tahun lalu, cuma pembebasan jalannya belum selesai,” tutur Dani (Cikarangbekasi.jabarekspres.com)
Teringat sejarah masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab radhiallahu’anhu. Saat beliau menerima laporan bahwa ada seekor keledai yang terperosok di wilayah Baghdad dan menyebabkan keledai itu terluka. Penyebabnya adalah jalan yang berlubang. Saat itu Khalifah Umar menangis sejadi-jadinya karena merasa sangat bersalah. Si ajudan khalifah pun kaget dan heran, “Mengapa Amirul Mukminin menangis, sedang ini hanyalah seekor keledai?” Mendapat pertanyaan ini, tampak wajah Umar berubah merah karena marah. Lalu beliau berkata, “Bagaimana nanti aku harus mempertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt terkait nasib keledai ini?”
Begitu berat makna tanggungjawab seorang pemimpin bagi Umar bin Khattab. Beliau yang berada di Madinah dengan segala keterbatasan komunikasi dan transportasi saat itu masih memikirkan tanggungjawabnya atas apa yang terjadi ribuan mil di Kota Baghdad. Umar bin Khattab begitu sangat memerhatikan kebutuhan umat hingga dalam lingkup yang terkecil sekalipun. Jika keselamatan seekor hewan saja beliau perhatikan, apa lagi keselamatan manusia.
Begitu hati-hatinya Khalifah Umar bin Khattab dalam menjalankan amanahnya sebagai pemimpin, seekor keledai pun beliau perhatikan, tanpa menunggu waktu sampai bertahun-tahun lamanya. Bahkan dengan adanya kejadian ini, dikabarkan pada masa pemerintahan beliau banyak dibangun infrastruktur. Di antaranya banyak membangun jalan untuk memudahkan akses ke negara-negara Islam.
Kalau kita bandingkan bagaimana periayahan ketika masa kepemimpinan Islam terhadap rakyat dengan para pemimpin sekarang, sungguh jauh berbeda. Dalam Islam kepemimpinan itu adalah amanah. Dan setiap diri adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya, tanpa melihat bidang pekerjaannya.
Dari Abdullah, Nabi ﷺ bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ. فَالإمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِيَ مَسْئُولَةٌ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ. أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ.
“Kalian semua adalah pemimpin, dan masing-masing kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya.
Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.
(HR. Bukhari)
Semua itu adalah karena sistem yang digunakan. Tidak ada seorang pun yang terlepas dari tanggung jawab, baik tanggungjawab sosial maupun tanggungjawab kepada Tuhannya.
Wallahu a’lam bish-showwab
Views: 8
Comment here