Oleh : Sri Ummu Ahza
(Aktivis Pemerhati Sosial dan Pegiat Literasi AMK4)
wacana-edukasi.com– Untuk kesekian kalinya, kembali rakyat menjerit dengan melejitnya harga bahan bakar minyak. Ketika bahan utama transportasi naik tentunya akan berimbas hampir ke semua aspek. Kenapa demikian? Sebab untuk mengangkut barang dari satu tempat ke tempat lain membutuhkan angkutan dan tidak lain angkutan itu membutuhkan bbm.
Perubahan harga bbm terus menrus meningkat tanpa melirik rakyat yang memiliki banyak kebutuhan tentunya tidak diam dan juga ikut naik. Jika terus demikian akan terjadi inflasi menular ke daya beli masyarakat berkurang.
Bbm naik lagi pertanda inflasi menghampiri
Keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19 belomlah usai, bersambut terganggunya rantai pasok global akibat konflik Rusia-Ukraina, hingga permasalahan minyak goreng dalam negeri, membuat Indonesia mengalami tanda-tanda melonjaknya inflasi sejak kuartal pertama tahun ini. Ditambah lagi baru-baru ini kembali diumumkan kenaikan bbm.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengumumkan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada akhir pekan lalu.
Dengan pengumuman resmi tersebut, harga BBM jenis RON 90 atau Pertalite naik dari Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter. Sementara itu, harga minyak diesel atau Solar naik dari Rp 5.150/liter ke Rp 6.800/liter (cnbcindonesia.com Sabtu 3/9/2022).
Mengikuti kenaikan harga BBM tersebut, ekonom melihat potensi kenaikan inflasi tahun ini yang bakal melebihi ambang batas pemerintah dan Bank Indonesia (BI), yakni 4%. Kenaikan inflasi ini menjadi fokus besar pemerintah karena dikhawatirkan akan mengikis daya beli.
Tidak hanya itu, kenaikan harga barang tentunya akan semakin menekan rakyat kecil. Pemerintah pun menyiapkan bantalan sosial sebesar Rp27,17 triliun untuk melindungi kelompak masyarakat miskin.
Namun demikian, kekhawatiran inflasi dalam negeri bakal setinggi dan separah di negara maju tak bisa dipandang sebelah mata lagi. Mengungkap efek kejutan dari kenaikan harga BBM tersebut.
Sementara jika dibandingkan Negara kita adalah hanya Negara berkembang, Negara maju saja efeknya menjadi kejutan. Bagiamana jika diposisikan untuk Negara yang sementara atau dalam proses perkembangan. Tentunya efeknya lebih parah lagi. Menyebut kejutan tidak pas lagi, lebih cocok disebut mengalami syok layaknya seseorang yang tiba-tiba terserang stroke. Perkara Masih banyak aspek yang harus diperbaiki.
Inflasi, barang-barang melonjak
Kalangan yang paling merasakan dari kenaikan bbm ini adalah masyarakat menengah ke bawah. Estafet kenaikan bbm berlanjut pada kenaikan barang-barang lainnya bahkan harga jasapun ikut naik.
Jika demikian terjadi sangat jelas inflasi sudah beranjak ke ambang batas. Sebagaimana disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, kenaikan harga BBM diperkirakan akan menaikkan infalsi 6,8 persen sepanjang 2022. Proyeksi ini lebih tinggi dari target inflasi 2022 yang semula ditetapkan yakni di rentang 4,5 persen-4,8 persen. (Kompas.com, Senin 5/9/2022).
Inflasi inilah akan berdampak kesemua aspek dan tentunya semua kalangan akan dirugikan. Inflasi dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti turunnya nilai mata uang, kenaikan harga barang dan jasa, meningkatnya pengangguran, menurunnya kesejahteraan masyarakat, hilangnya investasi, dan masih banyak lagi.
Inflasi merupakan mimpi buruk dalam perekonomian suatu negara. Sebab, dampak yang ditimbulkan memang tak main-main. Inflasi dapat memicu kerusuhan di berbagai daerah dan menyebabkan situasi negara mengalami chaos.
Apalagi bagi negara yang memiliki utang luar negeri yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Inflasi bisa mematikan perekonomian dan diikuti dengan berbagai masalah lain yang muncul.
Inflasi selesai dengan perbaikan ekonomi
Masalah ekonomi, merupakan masalah yang terjadi karena berbagai hal termasuk inflasi jika dipahami lebih dalam dampak yang ditimbulkannya. Untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi. Yang pertama dilakukan adalah memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi yang memberikan manfaat luas bagi seluruh masyarakat.
Dengan memberikan masyarakat kebebasan dalam aktivitas dalam sektor riil tentunya dengan menjauhkan dari aktivitas riba. Karena jika demikian, dapat mengendalikan inflasi secara maksimal. Dengan begitu, daya beli masyarakat dapat terjaga dan terciptanya stabilitas perekonomian. Disertai dengan kerjasama ekonomi maupun bisnis. Bisnis pun menjauhi dari investasi dengan surat saham.
Independen mengelola sda terkhusus minyak bumi, yaitu mengelola sendiri sda demi kesejahteraan rakyatnya. Tidak dengan bergantu Negara lain dengan mengikuti harga minyak dunia. Ini dapat diambil hikmah masa Rasulullah SAW “Ia pernah datang kepada Rasulullah saw. dan meminta diberi tambang garam. Lalu Beliau memberikannya. Ketika ia pergi, seorang laki-laki yang ada di majelis itu berkata, Tahukah Anda apa yang Anda berikan, tidak lain Anda memberinya laksana air yang terus mengalir. Ia berkata: Rasul lalu menariknya dari Abyadh bin Hammal.” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hibban).
Selanjutnya dalam perencanaan anggaran negara yang memihak pada kepentingan semua kalangan masyarakat. Dengan kata lain anggaran negara merupakan harta publik yang merupakan milik umum dapat digunakan semua kalangan tanpa privatisasi. Sehingga, anggaran menjadi sangat stabil bagi kepentingan orang miskin. Termasuk bbm tersebut jelas dikatakan dalam hadis :
Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api (HR Abu Dawud dan Ahmad).
Wallahua’llam bi shawab
Views: 4
Comment here