Surat Pembaca

Gagal Ginjal Akut, Masyarakat Jadi Takut

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Retno Hanifah (Forum Muslimah Batam)

wacana-edukasi.com– Maraknya kasus anak Indonesia yang mengalami gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal, akhirnya menjalar ke Kepulauan Riau. Dilansir dari Kompas, hingga tanggal 24 Oktober 2022, sebanyak 6 anak meninggal karena kasus ini. Tiga anak berasal dari Kabupaten Karimun, dua anak dari Kota Tanjung Pinang, dan seorang dari Batam. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Mohammad Bisri.

Adapun jumlah kasus se-Indonesia, hingga tanggal 25 Oktober 2022, tercatat 255 kasus di 26 provinsi dengan jumlah kematian sebanyak 143 anak. Angka kematian akibat gagal ginjal akut ini dilaporkan sebagai kasus terbanyak dibanding negara lain di dunia. Kementrian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan merilis, kasus ini terjadi di tiga negara, yaitu Indonesia, Gambia dan Nigeria. Di Gambia sebanyak 50 dan Nigeria berjumlah 28 kasus kematian. Hal ini tentu saja menakutkan bagi masyarakat. Apalagi belakangan ini, keluhan penyakit seperti demam, batuk, pilek, juga menyebar di masyarakat. Obat-obatan sirup menjadi salah satu cara ikhtiar yang digunakan dalam proses penyembuhan penyakit pada anak-anak.

Penyebab Gagal Ginjal Akut

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa, dugaan terbesar penyebab kasus gagal ginjal di Indonesia ini karena adanya senyawa kimia yang mencemari obat-obatan sirup. Dugaaan ini menguat karena dalam sampel darah anak-anak terbukti mengandung senyawa ini. Beberapa senyawa yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut adalah etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl eter.

Ada juga yang menduga, kasus ini terkait dengan vaksin, namun hal ini dibantah oleh Pakar Biologi Molekuler, Ahmad Rusydan Utomo, Ph.D dalam channel youtube Pak Ahmad. Vaksin yang diberikan ke anak-anak tidak mengandung bahan-bahan ini. Adapun vaksin MRNA memang mengandung poli etilen glikol tapi vaksin ini tidak diberikan di Indonesia dan anak-anak yang mengalami gagal ginjal, sebelumnya tidak diberikan vaksin ini.

Selain dugaan tersebut, dikutip dari halodoc.com, saat ini ada tiga jenis virus dan bakteri yang sedang diteliti, karena diduga menjadi penyebab penyakit berbahaya tersebut. Ketiga virus dan bakteri tersebut, antara lain virus influenza, adenovirus, dan bakteri leptospira (penyebab Leptospirosis).

Untuk mengatasi tingginya tingkat kematian karena gagal ginjal akut ini, Kementrian Kesehatan mengeluarkan kebijakan mengimpor obat penyembuh dari Singapura. Obat jenis fomepizole ini disebut sebagai antidotum atau penawar racun, yang dinilai efektif mengobati penyakit ini. Setidaknya 200 vial obat fomepizole akan didatangkan dari Singapura dan beberapa negara lainnya. Semoga langkah ini menjadi solusi untuk menyelesaikan kasus ini.

Perlu Peran Negara

Kondisi ini tentu butuh perhatian serius. Mengutip pendapat dr. Arum Harjanti, Pengamat masalah perempuan, keluarga, dan generasi, anak-anak terancam keselamatan jiwanya, padahal keselamatan jiwa adalah hal yang sangat penting. Bahkan salah satu maqashid asy-syari’ah (tujuan syariah) adalah hifzh an-nafs, yaitu menjaga jiwa. Islam mengajarkan bahwa nyawa manusia harus dijaga. Maka, menjaga keselamatan hidup adalah perkara yang harus menjadi perhatian negara. Negara ibarat junnah, atau perisai bagi rakyatnya. Bahkan terkait dengan nyawa, Rasulullah saw., dalam riwayat An-Nasa’i dan Tirmidzi, bersabda, ‘Hancurnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang Mukmin tanpa hak.’

Islam juga mengajarkan bahwa penanganan terhadap penderita penyakit ini harus optimal dan maksimal. Biaya layanan kesehatan harus ditanggung oleh negara, karena mewujudkan kesehatan rakyat adalah tanggung jawab negara.
Demikian pula penyediaan layanan kesehatan yang lengkap dan mudah dijangkau adalah tanggung jawab negara. Keterbatasan berbagai sarana termasuk hemodialisa yang menjadi satu kebutuhan mendesak saat ini menunjukkan belum optimalnya penyediaan layanan kesehatan untuk rakyat. Langkah-langkah ini, tentu sangat membutuhkan peran negara secara nyata, karena negaralah yang memiliki kekuatan dan kewenangan besar, termasuk dalam penyediaan anggaran, pembangunan sarana layanan kesehatan dan juga penentuan regulasi.

Para penguasa juga harus mengingat sabda Nabi SAW dalam hadis riwayat Muslim, “Barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya.”

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 25

Comment here