Surat Pembaca

Pemuda Pelopor Perubahan

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Pemuda adalah generasi tonggak peradaban. Di tangan merekalah kegemilangan bisa diwujudkan. Sayangnya hari ini mereka tergadaikan oleh kesenangan dunia yang melenakan. Akhirnya kondisi mereka jauh dari yang diharapkan. Tengok saja sekitar lebih dari 21.000 pemuda menghabiskan waktunya nonton festival musik ‘Berdendang Bergoyang’ di Senayan, Jakarta. Acara tersebut direncanakan bakal berlangsung selama tiga hari, namun di hari ke dua justru dibubarkan. Pembubaran acara tersebut dilakukan paksa oleh polisi lantaran kelebiha kapasitas. Akhirnya menyebabkan banyak pengunjung yang pingsan karena berdesak-desakan.

Ketika pemerintah memberikan izin untuk acara yang tidak bermanfaat, hal ini menandakan bahwa pemerintah tidak memiliki perhatian terhadap generasi muda. Maka tak heran jika mereka banyak yang melanggar hukum syara. Apatah lagi acara bergoyang, tidak akan jauh dengan minuman keras yang menjadi sumber kemaksiatan. Bayangkan saja pemuda yang sedang berada di ambang kehancuran, dibiarkan bebas tanpa aturan. Jika kemaksiatan dibiarkan dengan bebas, namun mengajak pada ketaatan justru banyak yang dibubarkan tanpa alasan yang jelas. Betapa mirisnya, hal ini menunjukan bahwa pemuda hari ini dalam kondisi degradasi moral. Degradasi moral adalah kemunduran budi pekerti yang disebabkan beberapa hal.

Rusaknya Moral Generasi
Rusaknya moral generasi disebabkan beberapa faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kurangnya keimanan dan lemahnya akidah, sehingga dengan sangat mudah mereka melanggar hukum-hukum yang ditetapkan oleh syara. Kemudian kurangnya perhatian dari keluarga. Keluarga adalah pilar utama dalam mendidik generasi peradaban bangsa. Orang tua apalagi ibu memiliki kewajiban mendidik, memberi pengajaran yang baik sesuai tuntutan-Nya. Namun justru hari ini banyak orang tua yang melepaskan tanggung jawab dan menyerahkan pengajaran kepada sekolah. Seharusnya orang tua terus mengawasi supaya tidak terjerumus pada jurang kemaksiatan.

Faktor yang ke dua datang dari eksternal, salah satunya karena salah pergaulan. Maka memilih teman sangatlah penting, sebab dari sana akan membawa pengaruh pada kita dimasa mendatang. Oleh karena itu memilih teman bukan hanya sekedar rasa nyaman, tetapi mampu membawa kita ke arah perubahan. Kemudian tidak adanya kontrol sosial. Salah satu ciri paham kebebasan adalah hilangnya kepedulian dari lingkungan masyarakat. Saat menjalankan amar ma’ruf nahi munkar ada rasa kekhawatiran akan dijauhkan. Jadi diam adalah solusi daripada mengganggu hak asasi. Penyebab yang selanjutnya adalah hilangnya perisai dari negara. Negara lepas tanggung jawab dalam mengurusi generasi. Padahal mereka butuh pengayoman supaya gerak mereka terarah. Kemudian hilangkan narasi yang tidak sesuai dengan realita, sebab itulah yang akan mempengaruhi maju mundurnya peradaban generasi.

Hanya Islam yang Mampu Menjaga dan Melahirkan Generasi Pejuang
Dalam Islam generasi akan dilindungi, sebab merka adalah harta karunnya umat yang harus dijaga dengan baik. Negara memiliki perhatian yang besar terhadap pembentukan moral generasi. Menjaga pola pikir dan pola sikap supaya sejalan dengan syariat-Nya. Kemudian berkolaborasi dengan keluarga dan masyarakat supaya tercipta lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang akan membawa pada perubahan gemilang. Menjadi pejuang ditengah himpitan kebebasan memang tidak mudah. Namun jika bukan pemuda yang menjadi pelaku perubahan lantas siapa yang akan mengubah peradaban? Ingatlah bahwa Islam pernah melahirkan pejuang Tangguh seperti Mus’ab bin Umair, Muhammad Al-Fatih, Shalahudin Al-Ayubi dan masih banyak yang lainnya dimana mereka dari Kalangan pemuda. Jika dulu saja Allah mampukan, maka hari ini pun yakin Allah akan mampukan para pemuda sebagai pelopor perubahan.

Wallahu a’lam bishawab

Ninda Mardiyanti YH, S.Pd. Kota Banjar

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 20

Comment here