wacana-edukasi.com– Festival musik bertajuk konser dendang bergoyang yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta Pusat dihentikan pada Sabtu, 25 Oktober 2022 malam. Seharusnya konser tersebut diadakan selama 3 hari, tapi sudah dihentikan pelaksanaannya pada hari kedua dengan alasan over kapasitas (tvonenews.com, 30/10/2022). Menurut Kapolres metro Jakarta Pusat yakni Kombespol Komarudin, kondisinya sangat tidak memungkinkan, overload atau over kapasitas sehingga cukup membahayakan. Banyak pengunjung yang jatuh pingsan karena berdesak-desakan akibat dari penjualan tiket yang melebihi kapasitasnya.
Konser tersebut dimeriahkan oleh artis-artis terkenal dan penggemar mereka kebanyakan dari kalangan milenial. Miris dan sedih tentunya, dimana kita menyaksikan muda-mudi banyak yang terlena dengan kegiatan hura-hura dan tidak ada manfaatnya, mereka mencari hiburan semu yang melenakan. Dan yang lebih mengecewakan aparat kepolisian baru mempermasalahkan serta menghentikan acara ketika telah nampak nyata terjadinya kekacauan.
Seharusnya aparat sudah bisa melakukan mitigasi acara, apalagi diketahui adanya penjualan tiket over kapasitas. Acara tersebut pun dibumbui kemaksiatan, dengan adanya miras (minuman keras) pada saat berlangsungnya acara tersebut. Dengan pemberian izin untuk acara yang tidak membawa manfaat bagi generasi muda saat ini, menunjukkan bahwa pemerintah tidak memiliki perhatian terhadap pembangunan manusia khususnya generasi muda/milenial sebagai pilar peradaban yang cemerlang.
Apalagi bila dibandingkan dengan adanya pelarangan acara hijrahfest di Surabaya beberapa waktu yang lalu. Padahal acara tersebut berdampak positif bagi kalangan muda. Mengajak kaum muda untuk mau hijrah dari kehidupan jahiliah mereka menuju kehidupan yang lebih baik, untuk semakin lebih mencintai dan mengenal Rabb-Nya. Tetapi kegiatan yang justru banyak manfaatnya tersebut malah dilarang. Inilah sistem kapitalis, yang lahir darinya kebebasan. Bebas berekspresi, bebas berbuat dan bersikap. Tapi kalau untuk kemajuan Islam tak ada kata ‘bebas’, umat akan selalu dijauhkan untuk lebih mengenal agamanya.
Sudah seharusnya penguasa memiliki perhatian besar terhadap pembentukan generasi dan senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif agar terbentuk generasi berkualitas dan taat pada Alloh SWT. Tentu kita merindukan generasi peradaban Islam yang sudah berhasil membawa kejayaan bagi Islam. Kita ingin ada sosok seperti Muhammad Al-Fatih yang berhasil menaklukkan konstantinopel di usianya yang masih muda. Kemudian sosok Mush’ab bin Umair yang sukses dalam bidang dakwah dan perubahan sosial. Semua itu bisa didapatkan jika negara memfasilitasi dengan berbagai upaya dan usaha yang bisa menghantarkan mereka lebih bersemangat berjuang untuk kemajuan Islam.
Wallahu a’lam bisshawab
Etin,
Dramaga
Views: 12
Comment here