Surat Pembaca

Isu Radikalisme, Ketakutan Barat Akan Bangkitnya Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Terorisme, radikalisme, mermang selalu enak menjadi bahan gorengan. Isu-isunya ini selalu menjadi trending topic di media. Terorisme radikalisme juga selalu dilekatkan dengan Islam. Seolah-olah hanya Islam yang menjadi tertuduh. Baru-baru ini tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga terduga teroris di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (Kompas.com, 28/10/2022).

Kapolres Sumenep AKBP Eko Edo Satya membenarkan adanya penangkapan terduga teroris tersebut. Penangkapannya dilakukan langsung dari Mabes Polri. Saat ini Tim Densus tengah melakukan pemeriksaan mendalam terhadap ketiga orang yang terduga teroris. OSalah seorang tersebut adalah seorang guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Kota Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Ia ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada Kamis (13/10/2022) pukul 17.30 WIB. Penangkapan dilakukan di Jalan Raya Merapi Kelurahan Rongtengah, Kecamatan Sampang, Kabupaten Madura.

Guru tersebut adalah S (47) yang merupakan ASN Guru SD. Surati, kepala sekolah di tempat S bertugas mengaku terkejut mendengar kabar bahwa S ditangkap oleh Densus 88. Menurut Surati S yang mengajar sejak tahun 2017, tidak pernah menunjukkan gelagat aneh. Sepertinya mustahil jika ada kaitannya dengan teroris (Kompas.com, 17/10/2022).

Lagu lama, Orang-orang yang ditangkap oleh Detasemen anti teror ini kebanyakan adalah orang-orang yang tidak menunjukkan gelagat aneh, mencurigakan. Bahkan ia dikenal baik oleh orang-orang disekitarnya hingga masyarakat kaget kenapa orang yang dikenal baik terindikasi teroris. Ini juga menjadi stigma di masyarakat bahwa haruslah hati-hati jika ada orang yang alim, sopan, tidak neko-neko bisa jadi dia adalah seorang teroris. Apalagi jika dia sering mengajak orang disekitarnya pengajian. Penampilan yang menurut mereka diistilahkan kadrun, dengan celana cingkrang, berjenggot (laki-laki), kerudung dan jilbab besar (perempuan) perlu dicurigai.

Orang muslim yang mengajak pada Islam kafah dicap sebagai radikal. Ajaran Islam dan seruan khilafah dianggap sebagai ajaran radikal dan menjadi penyebab terorisme. Padahal Islam dan khilafah bagian dari penerapan syariat Allah. Pengamalan syariat Islam adalah merupakan perintah dari Allah, begitu juga Khilafah, tak bisa dilepaskan dari Islam. Namun masih ada umat Islam yang belum memahami hal ini, sekalipun seorang muslim yang taat ibadah. Akhirnya mereka juga memberikan stigma negatif terhadap Islam dan khilafah.

Penangkapan terduga teroris ini merupakan tindakan yang semena-mena. Membuat umat merasa tidak aman. Terlebih lagi para dai, pengemban dakwah yang menyeru Islam kafah selalu diawasi dalam setiap aktifitas dakwahnya. Hal ini juga dapat menimbulkan rasa saling curiga di masyarakat. Umat butuh sistim yang dapat melindungi masyarakat. Namun saat ini perisai umat belum tegak. Perisai yang melindungi seluruh kaum muslim dan umat lainnya. Sistim yang tegak berdasar kitabullah dan sunah Rasul lah yang dapat menyelesaikannya. Sistim inilah yang melindungi segala kedzaliman terhadap kaum muslim yang selalu menjadi tertuduh dan teraniaya. Tak sekedar stigma, tuduhan, penangkapan saja, lihatlah bumi Palestina yang selalu dialiri darah para syuhada.

Saatnya umat sadar bahwa stigma negatif terhadap orang-orang yang alim, para pengembangan dakwah merupakan buah dari The war on terorisme. Perang melawan terorisme hakikatnya adalah untuk untuk menghambat laju kebangkitan Islam. Mereka tidak akan rela jika Islam kembali memimpin dunia seperti dulu yang telah 13 abad menjadi imperium besar. Untuk itu mereka terus berusaha agar kegemilangan imperium ini terhapus dibenak kaum Muslim

Meitya Rahma

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 7

Comment here