Opini

Jangan Ada Bullying di antara Kita

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Putri Hanan

wacana-edukasi.com, OPINI– Kasus bullying yang terjadi di dunia pendidikan semakin memprihatinkan, mulai dari bangku SD hingga perguruan tinggi. Hasil survey Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter (2014) menemukan bahwa hampir setiap sekolah di Indonesia mengalami kejadian bullying, meskipun hanya bullying verbal dan psikis/emosional.

Arti dari bullying sendiri merupakan penggunaan kekuatan untuk menyakiti secara verbal, fisik, atau psikologis seseorang atau sekelompok orang dengan cara membuat korban merasa tertindas, trauma, dan tidak berdaya. Lebih lanjut, bullying adalah bentuk perilaku agresif dengan perilaku mendominasi yang dilakukan berulang kali untuk membuat anak lain marah atau mencari korban yang lebih lemah darinya. Victorian Departement of Education and Early Chilhood Development mengartikan bullying terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis, mengancam properti, reputasi atau penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang dan terus menerus.

Bullying bisa terjadi dikarenakan oleh banyak hal, contohnya dari faktor lingkungan pergaulan. Tak bisa dipungkiri, lingkungan ialah faktor yang bisa membentuk suatu sikap seseorang. Memang benar apa kata pepatah jika kita bergaul dengan tukang parfum, maka kita akan ketularan wanginya. Jika seseorang bergaul dengan lingkungan yang buruk tanpa self defence yang kuat, maka lebih besar peluangnya untuk terpengaruh sesuatu yang buruk pula. Sebaliknya, jika seseorang bergaul dengan lingkungan yang baik, maka peluangnya terpengaruh sesuatu yang baik besar pula.

Seperti halnya yang telah terjadi dalam kasus yang viral baru-baru ini di daerah Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), yaitu sekelompok siswa yang menganiaya seorang nenek. Aksi penganiayaan ini terjadi pada hari Sabtu (19/11/22). Video viral tersebut menunjukkan ada 4 (empat) motor yang dinaiki oleh para pelajar yang berhenti di tepi jalan, sementara yang merekam video ada di motor lainnya dalam rombongan itu. Salah satu motor yang dinaiki oleh dua remaja berseragam sekolah berhenti di depan nenek tersebut dan tampak berbicara dari atas motor, kemudian tiba-tiba pelajar yang berhenti di depannya berlari dan menendang nenek hingga terjatuh. Usai aksinya tersebut sekelompok pelajar tadi meninggalkan nenek tersebut sambil tertawa.

Dilansir dari kumparannews.com (29/11/22) pihak kepolisian Tapsel menyelidiki kasus ini. Terdapat 6 pelajar yang diamankan dan diduga nenek tersebut seorang ODGJ. Saat diselidiki mereka mengatakan bahwa mereka iseng saat menendang korban. Jadi untuk sementara ini, alasan menganiaya tidak sengaja atau iseng-iseng. Para pelajar ini mengaku tidak ada niatan untuk melukai dan lain sebagainya, ujar Kpolres Tapsel, AKBP Imam Zamroni. Setelah kejadian itu 6 pelajar tersebut dipulangkan ke rumah masing-masing dikarenakan masih di bawah umur. Mereka dalam pengawasan dan orang tua mereka pun meminta maaf pada publik atas aksi anak-anak mereka.

Tidak hanya itu saja. Aksi bullying pun terjadi di Kota Bandung dan yang menjadi korbannya ialah sesama murid yang berlokasi di SMP Baiturrahman. Dikutip dari kumparannews. com (20/11/22) kejadian ini terjadi ketika seorang siswa yang memasang helm pada korban tiba-tiba pelaku pun menendang kepala korban hingga terjatuh. Teman korban yang berada di dalam kelas hanya melihat aksi perundungan itu dan dibiarkan saja. Justru teman-temannya menertawakan kejadian tersebut. Dari berita yang beredar, korban perundungan sempat dilarikan ke rumah sakit. Atas kejadian tersebut pihak sekolah pun tidak menyangka akan hal itu dan meminta maaf pada keluarga korban. Para pelaku aksi perundungan tersebut diberi sanksi untuk tidak mengikuti pembelajaran offline bersama teman lainnya, melainkan lewat online. Kepala sekolah SMP Baiturrahman Saefullah Abdul Muthalib mengatakan bahwa lewat sanksi tersebut para pelaku pun jera untuk melakukannya lagi

Diambil dari dua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hal tersebut menunjukkan potret hitam generasi produk sistem pendidikan kapitalis-sekuler. Dari kejadian bullying pelajar terhadap seorang nenek di atas menggambarkan bahwa betapa mirisnya sikap pelajar sekarang. Ini menunjukkan kegagalan atau keburukan sistem pendidikan dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia dan memiliki rasa hormat terhadap orang yang lebih tua. Dalam kasus antar pelajar di Bandung juga menunjukkan bahwa kasusmya tidak terselesaikan dengan baik, hanya dengan kompromi yang tidak memberi rasa keadilan pada pihak korban.

Sejatinya para pelajar saat ini telah dirusak dari segala arah dengan kebebasan dalam menjalani kehidupan dalam berbagai segi, termasuk dalam segi bertingkah laku. Tidak hanya menyalahkan dan memperbaiki dengan hal baru lain, tetapi semua kekacauan saat ini karena sistem kapitalisme yang hanya memaksakan pendidikan untuk mendapatkan gelar dan tidak peduli khawatir tentang moral anak – anak muda zaman sekarang. Hal ini sangat berbeda dengan sistem pendidikan Islam yang berlandaskan iman dan mampu untuk mencetak para pelajar yang berkepribadian luhur sesuai dengan aturan Allah.

Landasan akidah Islam dan akhlak yang diteguhkan membuat anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang memiliki rasa takut kepada Allah. Mereka mengetahui bahwa mereka bertanggung jawab atas segala perilakunya. Tidak memikirkan duniawi semata dan memisahkan agamanya dari kehidupan sehari-harinya. Dalam lingkungan sosial pun, sistem Islam memastikan anak-anak ditempatkan dan dibekali dengan ilmu dan akhlak yang baik, serta tidak mudah menerima informasi negatif seperti saat ini karena negara berperan secara optimal dalam melindungi mereka dari pengaruh buruk.

Wallaahu’alam bish-showab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 10

Comment here