Opini

Waspada Pluralisme, Akidah Harus Dijaga

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Rochma

wacana-edukasi.com, OPINI– Berbagai cara digunakan untuk merong-rong atau bahkan merusak kemurnian aqidah umat. Terlebih, hal ini gencar dilakukan di akhir tahun. Atas nama toleransi dan kerukunan umat beragama. Umat pun harus memahami dengan benar bagaimana aturan agamanya mengenai hal ini.

Pluralisme Berbalut Toleransi

Di akhir setahun, beberapa representasi pemerintah pusat dan daerah menunjukan dukungannya terkait dengan perayaan Natal sebagai hari raya agama Nasrani. Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Instansi ini berkomitmen menjaga semangat toleransi dan keharmonisan guna menghormati umat beragama. Yang dilakukan adalah dengan memasang berbagai ornamen dan hiasan Natal di beberapa tempat.

Untuk mendapatkan atensi dari banyak pihak, ornamen tersebut terpasang di kawasan jantung Kota Surabaya. Sebut saja seperti di kawasan Monumen Bambu Runcing Jalan Panglima Sudirman (Pangsud), Plaza tengah Alun-Alun Surabaya, halaman luar dan dalam, serta teras kanopi Balai Kota Surabaya. Dengan ini, masyarakat pun akan dapat menikmati keindahan ornamen tersebut di malam hari karena ornamen ini turut diramaikan dengan keindahan rangkaian lampu warna-warni berbentuk pohon cemara sebagai ciri khas dari perayaan Natal.

Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, pemasangan ornamen Natal tersebut terkait dengan keberadaan Kota Pahlawan ini sebagai kota toleransi dengan peringkat keenam di Indonesia dan peringkat pertama di Jawa Timur. Terlebih, hal ini juga untuk mengakomodir kehidupan masyarakat yang tinggal di Kota Surabaya di mana sebagian besar berasal dari belbagai suku, ras, dan agama yang hidup saling berdampingan.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro turut menjelaskan bahwa keikutsertaan dan dukungan Kota Surabaya dalam perayaan Natal ini mempertegas Surabaya ssbagai kota pluralisme atau paham atas keberagaman. Sehingga, sangat tepat jika Pemda memfasilitasi dengan memasang ornamen tematik Natal yang dilakukan saat memasuki bulan Desember 2022. (Suararepubliknew.com/17-12-2022).

Menyelisik Makna Pluralisme

Berusaha memahami makna pluralisme maka akan ditemukan satu makna yaitu kesediaan untuk menerima keberagaman (pluralitas), maknanya untuk hidup secara toleran pada tatanan masyarakat dengan perbedaan dalam hal suku, gologan, agama,adat, sampai terkait dengan pandangan hidup. Pluralisme lebih lanjut mengarah pada tindakan yang bermuara pada pengakuan kebebasan beragama, kebebasan berpikir, atau kebebasan mencari informasi.

Terlebih di dalam agama Kristen, terdapat cara pandang teologi dalam memandang pluralisme ini. Salah satunya adalah memandang semua agama adalah jalan yang sama-sama sah menuju inti dari realitas agama. Mengacu pada pandangan Pluralisme Agama, terdapat pandangan bahwa tidak ada agama yang dipandang lebih superior dari agama lainnya. Semua agama dianggap merupakan jalan yang sama-sama sah menuju Tuhan. (Wikipedia.com).

Dari makna ini, walaupun terkesan memiliki kebaikan yaitu demi kerukunan umat beragama, namun jika dilihat lebih mendalam, kita akan menemukan hal yang tak sesuai dengan ajaran Islam yaitu pandangan semua agama benar dan bolehnya untuk ikut serta dalam perayaan agama lainnya.

Sebagai agama yang sempurna, islam memiliki mekanisme untuk menjaga kemurnian agamanya serta kemurnian aqidah dari pemeluknya. Islam merupakan satu-satunya agama yang diridai di sisi Allah Swt (Surat Ali Imran ayat 19). Termasuk bagaimana pandangan Islam mengenai agama Kristen atau Nasrani ini. Salah satunya adalah sebagaimana yang di dalam Al-Qur’an Surat Al Maidah ayat 51 yang berbunyi, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Dari sini Islam memiliki aturan tentang bagaimana memandang agama yang lainnya. Serta bagaimana berperilaku mengenai perayaan agama orang lain. Ikut serta di dalam perayaan ini tidak serta merta menunjukan adanya toleransi dan menjaga kerukunan. Sebaliknya, tidak ikut serta dalam perayaan ini bukan berarti tidak bersikap toleran dan tidak menjaga kerukunan. Islam justru menjadi satu agama damai yang tak pernah memaksakan kehendaknya kepada agama yang lainnya. (Surat Al-Kafirun).

Gencarnya seruan untuk toleransi dalam menjaga pluralisme ini mengarah ada isu bahwa semua agama sama. Semua agama benar. Semuanya mengarah pada program pemerintah terkait koperasi beragama.

Umat Harus Paham Aqidahnya

War on Islam sudah menjadi program global untuk menjegal perjuangan Islam serta dalam upaya mengembalikan aturan Islam dalam kehidupan manusia. Jika Islam hadir di tengah kehidupan manusia, sistem yang saat ini bercokol akan tergantikan, yaitu sekuler-kapitalis. Untuk itu, dibuat aneka ragam upaya demi mempertahan sistem ini dan menjaga Islam dari kebangkitan.

Untuk umat secara individu memiliki tanggung jawab untuk memahami agamanya sendiri. Tidak gampang terayu atau tertipu oleh ajaran atau paham yang seakan baik tapi pada hakikatnya ia buruk, salah satunya pluralisme berbalut moderasi beragamanya ini.

Negara sebenarnya memiliki tanggungjawab untuk menjaga aqidah umat. Menjauhkan umat dari kebodohan akan agamanya sendiri. Menjaga kemurnian aqidah agar jangan sampai terkontaminasi dengan paham yang salah.

Islam telah memutuskan bagaimana posisi agama Nasrani ini. Islam menggambarkan bahwa Nabi Isa bukanlah Tuhan namun utusan Allah. Inilah bekal yang dijadikan acuan dalam bertindak dan bersikap mengenai perayaan Natal ini. Umat tak boleh hanya membebek pada tren atau budaya yang ada. Umat harus paham apa yang dilakukan. Negara mengawal pelaksanaan hal ini. Namun sayang, negara seakan tak memainkan peran strategis menjaga aqidah umat ini. Justru negara ikut dalam perputaran kampanye global terhadap moderasi beragama. Semuanya demi melemahkan Islam itu sendiri.

Untuk itu, umat harus bangkit dengan aqidah yang benar. Memahami agamanya dengan benar demi mencapai aqidah yang kuat. Memahami seluruh syariat Islam yang nyata-nyata harus diterapkan dalam semua sendi kehidupan. Ikut berjuang mewujudkan kehidupan Islam sampai membawa pada kebangkitan dan kejayaan peradaban Islam. Insya Allah.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 13

Comment here