Surat Pembaca

Korban Gempa Terkatung-katung, Akibat Lemahnya Tanggung Jawab Negara

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Satu bulan setelah gempa bumi berkekuatan 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat. Sejumlah warga masih bertahan di tenda-tenda pengungsian, menanti kepastian untuk memulai kehidupan normal seperti dulu. Banyak warga yang belum mendapatkan dana stimulus untuk memperbaiki rumah karena ketidaksinkronan data. Mereka juga gamang dengan kepastian relokasi.

Kondisi ini menunjukkan ketidak optimalan periayahan penguasa dalam mengurus korban gempa, apalagi persoalan utamanya adalah rumah tempat tinggal. Seharusnya negara bergerak cepat untuk menyelesaikannya, mengingat Cianjur adalah daerah sesar gempa. Inilah potret penguasa dalam sistem demokrasi kapitalisme, negara abai terhadap pengurusan urusan rakyat yang menjadi tanggungjawabnya.

Sungguh miris melihat realita bencana gempa terjadi di negeri ini, tata kelola urusan rakyat lagi-lagi belum jadi visi utama para pemangku kebijakan. Sistem sekulerisme (faham atas memisahkan agama dari urusan kehidupan bahkan negara) ini memposisikan penguasa bukan sebagai pengurus urusan rakyat tetapi pengurus kepentingan korporasi. Akibatnya rakyat menjadi korban, karena sudah menjadi tabiat penguasa dalam sistem kapitalisme yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi demi eksistensi dibanding urusan rakyat.

Sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam

“Tidaklah seorang pemimpin mengurusi urusan kaum muslim kemudian tidak bersungguh-sungguh untuk mengurusi mereka dan tidak menasehati mereka kecuali dia tidak akan masuk surga bersama mereka. (Shahih Muslim)
Hadis lain Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
” Imam ( kepala negara ) adalah pengurus rakyat dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyatnya (Shahih-Bukhari).

Beginilah sedikit gambaran pemimpin dalam Islam. Sangat berbeda dengan penguasa dalam sistem Kapitalis saat ini. Dalam sistem penguasa lebih mementingkan urusan rakyatnya dibanding urusan pribadinya. Karena mereka takut akan pertanggungjawaban di akhirat kelak. Menerima amanah juga harus hati-hati dan benar- benar merasa bahwa itu adalah pekerjaan berat bukan untuk ajang menyombongkan diri apalagi menzalimi rakyat.

Dalam Islam Penguasa /pemimpin wajib mewujudkan kemaslahatan Siapa saja yang berada di bawah kepemimpinannya. Dalil-dalil inilah yang menjadi cara pandang penguasa khalifah mengurusi rakyatnya inilah penguasa dalam Khilafah mereka mengurus rakyat dengan sepenuh hati bukan untuk kepentingan pribadi dan eksistensi kekuasaannya. Sudah saatnya kita kembali ke sistem Islam yang berasal dari Sang Pencipta alam semesta beserta istrinya tidak lain untuk kebaikan masyarakat bangsa dan negeri ini. Sebab Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengutus Rasul-nya dengan membawa risalah ( syariahnya) adalah sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia bahkan dunia ini.

Oleh: Rahma Wati

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here