wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Jika kita melihat realita generasi saat ini begitu miris karena minim visi. Pemuda sibuk mengejar eksistensi diri dan keuntungan duniawi. Hidup gaya-gayaan demi konten nyawa jadi taruhan. Seperti yang terjadi pada remaja yang berinisial M yang tewas usai menghentikan paksa truk yang tengah melaju dari Exit Tol Gunung Putri di Bogor. Dilansir Republika.co.id, Sabtu (15-01-2023)
Kenakalan remaja tidak sampai di sini saja, demi eksistensi diri mereka kerap melakukan tawuran di antarasesamanya. Seperti yang terjadi di Palembang baru-baru ini, dari tawuran tersebut dikabarkan satu orang meninggal dunia. Dilansir Sumeks.co, Minggu (15-01-2023)
Inilah dua potret, betapa rusaknya generasi yang lahir dari rahim sistem sekularisme. Ide pemisahan agama dari kehidupan ini telah melahirkan generasi yang miskin visi, jauh dari status generasi terbaik. Akibat meninggalkan Islam dan mencontoh perilaku barat yang bertentangan dengan syariat.
Biang Masalah
Saat generasi mengadopsi ide sekularisme, maka mau tidak mau hawa nafsulah yang menguasai. Maka tak heran kita melihat kaum muda menyibukkan diri demi mengejar popularitas, memburu kesenangan fisik, main game dan mengejar nilai-nilai materialistis lainnya.
Dan hal ini diperparah dengan adanya sistem pendidikan berbasis sekularisme, alih-alih mencetak generasi bertakwa malah melahirkan generasi yang minim visi dan jadi beban orang tuanya. Sistem inilah lahirnya remaja-remaja bermasalah. Sibuk tawuran, pacaran, sampai nge-drug. Inilah hasil dari penerapan pendidikan ala sekularisme.
Seharusnya
Berbanding terbalik dengan pendidikan Islam, yang berfokus membangun karakter individu-individu bertakwa. Islam melihat kualitas pemuda sangat penting dalam melanjutkan eksistensi peradaban Islam. Karena itu Islam memerintahkan semua pihak bertanggungjawab untuk mendidik generasi agar mereka menjadi sosok yang berkualitas untuk kemuliaan Islam dan bermanfaat bagi masyarakat, sebagaimana Salahuddin Al-Ayyubi, Ali bin Abi Thalib, Sulthan Muhammad Al-Fatih, dan generasi-generasi berprestasi lainnya.
Dari lingkungan paling kecil yakni keluarga, Islam memerintahkan orang tua agar mendidik anak-anak mereka dengan akidah Islam, sehingga sedari kecil para generasi mempunyai bekal berpikir dan berperilaku sesuai dengan hukum syarak
Tak hanya itu penanaman akidah ini menggiring generasi terbuka mata, sadar dan mengerti dengan potensi yang mereka punya untuk peradabannya. Akhirnya jiwa-jiwa mereka terpupuk oleh kerinduan menyerahkan dirinya, berkontribusi untuk kemuliaan Islam.
Saat mereka keluar rumah, mereka akan sibuk dengan karya, saling bersinergi dengan masyarakat lainnya, sembari saling nasehat menasehati antarsesama. Hal ini akan menghilangkan kemungkinan terjadinya kemaksiatan di dalam entitasnya. Oleh karena itu generasi akan mendapatkan tempat untuk belajar, berkarya dan negara memfasilitasinya.
Khatimah
Karena itu, hanya pendidikan Islam yang mampu melahirkan generasi mulia, bervisi Rabbani dan kaya dengan karya demi kemajuan bangsa. Sedang sistem pendidikan alam sekuler hanya menciptakan generasi bermasalah, tawuran, seks bebas, hingga narkoba. Karena itu, sudah saatnya kita kembali kepada sistem yang penuh Rahmat di bawah kepemimpinan Islam Khilafah Islamiah, dan mencampakkan sistem sekularisme sumber petaka bagi generasi mulia. Allah berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 50, “Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” Wallahu a’lam.[]
Oleh: Eva Ariska Mansur
Views: 32
Comment here