Surat Pembaca

Trafficking Terjadi Lagi, Sistem Islam Solusi

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Baru-baru ini dikabarkan bahwa sebanyak 87 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang akan berangkat ke Timur Tengah digagalkan oleh Tim dari Dinas Nakertrans Provinsi Jawa Timur dan petugas gabungan dari imigrasi Bandara Juanda, dan Satgaspam Bandara Juanda. Kepala Dinas Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan pihaknya akan mengawal hingga tuntas terhadap kasus digagalkannya 87 calon pekerja yang hampir menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) tersebut (Republika.co.id 29/1/2023).

Sebelumnya, pada bulan Desember 2022 juga terjadi penggrebekan oleh tim Polda Jawa Timur di Komplek Pertokoan Gempol Hine, Pasuruan. Petugas menemukan aktivitas trafficking dan sebanyak 8 orang yang diamankan. Petugas juga melakukan pengembangan di kawasan Tretes, Prigen dan berhasil mengamankan 11 korban (Wartabromo.com, 20/11/2022).

Apabila kita amati, maraknya trafficking sekarang ini disebabkan karena kemiskinan dan susahnya mencari pekerjaan. Hal itulah yang melatarbelakangi seseorang menjadi pelaku trafficking.
Adapun kemiskinan dan susahnya mencari pekerjaan tidak lepas dari buah diterapkannya sistem kapitalisme di negara ini. Kapitalisme menganggap siapa yang memiliki modal yang banyak, maka merekalah yang berkuasa. Seperti yang kita ketahui bahwa kekayaan SDA negara ini telah telah diserahkan kepada para pemilik modal atau orang asing. Akibatnya rakyat harus memenuhi kebutuhan hidup dengan harga yang mahal. Seperti : gas elpiji, BBM, listrik, air dan sebagaimana. Belum lagi kebutuhan pokok rakyat yang lain, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan harus dipenuhi rakyat sendiri dengan harga yang mahal. Pada akhirnya kemiskinan mendera rakyat. Lebih dari itu, imbas dari ditetapkannya UU omnibuslaw membuat para pekerja mudah terkena PHK. Walhasil bagi rakyat yang tidak kuat imannya, maka menjadi pelaku trafficking menjadi jalan pintas untuk mendapatkan penghasilan.

Maka dari itu dibutuhkan solusi untuk mengakhiri penderitaan yang dialami rakyat. Sistem tersebut tidak lain adalah sistem yang berasal dari Allah SWT. Yakni, sistem Islam atau Khilafah.
Sistem Islam hadir sebagai solusi komprehensif untuk membawa rakyat pada kesejahteraan. Yakni dengan menerapkan sistem ekonomi Islam. Setiap kekayaan alam dikelola negara dan hasilnya untuk kemaslahan umat. Kebuituhan dasar umat, seperti : pendidikan, kesehatan dan keamaan dipenuhi oleh negara. Negara pun akan memberikan lapangan pekerjaan seluas-luasnya kepada rakyat yang membutuhkan modal akan diberi negara secara gratis. Rakyat juga akan menikmati harga barang dengan yang terjangkau. Selain itu, negara memiliki pendapatan lain yang berasal dari zakat, fa’i, ghanimah, anfal, kharaj dan sebagainya yang hasilnya juga untuk kemaslahatan rakyat.

Adapun terkait kebutuhan pokok individu, sistem Islam menetapkan strategi antara lain mewajibkan kepala negara untuk bekerja, mewajibkan kerabat atau mahram yang mampu untuk membantu keluarga yang tidak mampu dan apabila tidak ada keluarga atau ahli waris yang membantu, maka negara wajib memenuhi kebutuhan pokok individu.

Sungguh tidak ada pilihan lagi bagi umat untuk melirik sistem Islam atau Khilafah. Sebaliknya, rakyat harus bersegera mencampakkan sistem kapitalisme. Maka dari itu, marilah kita bersama-sama mewujudkan sistem Islam atau khilafah. Dengan sistem Islam atau khilafah niscaya tidak akan lagi rakyat yang melakukan perbuatan buruk seperti trafficking karena negara berhasil meyejahterakan rakyatnya. Wallahu’alam Bisshowab.

Sri Retno Ningrum

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here