Opini

Wanita Hanya Akan Mulia dalam Sistem Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh. Riannisa Riu

wacana-edukasi.com, OPINI– Melansir Kompas.com, 04/02/2023, seorang wanita berinisial NT (25) diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 11 anak di bawah umur di Kawasan Rawasari, Kota Jambi. Wanita pemilik rental PlayStation (PS) ini dilaporkan oleh orangtua dari 11 korban terdiri dari 9 laki-laki dan 2 perempuan.

Salah satu orangtua korban, Effendi mengatakan, korban dipaksa menerima permintaan NT saat rental PS sedang sepi. Saat akan melancarkan aksi pelecehan seksual, NT secara tiba-tiba menutup rentalnya dan meminta korban yang masih di bawah umur untuk menyentuh bagian tubuhnya.

“Si pelaku nyuruh anak-anak ini untuk menyentuh payudaranya si pelaku sendiri,” ujarnya dilansir dari TribunJambi.com.

Pelaku sering memegang bagian kemaluan korban laki-laki dan memaksa menyentuh tubuhnya. Sementara korban wanita diminta untuk menonton film dewasa yang sudah disiapkan pelaku.

Namun saat dilaporkan, NT justru mengaku sebagai korban pelecehan seksual. NT juga pernah meminta korban wanita untuk melihat adegan ranjangnya bersama suami. Kelakuan NT ini ternyata tidak diketahui oleh sang suami karena pelaku menyuruh korban mengintip dari jendela.

“Suaminya tidak tahu, karena dia nyuruh korban mengintip dari luar, dengan membuka sedikit jendela. Memang korban sering dicekoki film dewasa, suaminya juga syok pas tau kejadian ini,” imbuhnya.

Kasubdit IV Renakta Ditreskrimun Polda Jambi, AKBP Kristian Adi Wibawa membenarkan penangkapan wanita Inisial NT tersebut.

“Benar sudah kita amankan dan untuk statusnya sudah ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kristian saat di konfirmasi, Sabtu (4/2/23).

Seorang wanita, namun menjadi pelaku pelecehan seksual. Ini merupakan fakta yang miris namun nyata terjadi di sistem kehidupan manusia saat ini. Selama ini masyarakat beranggapan bahwa wanita hanya bisa menjadi korban. Namun anggapan itu dipatahkan dengan munculnya berbagai berita mengerikan seperti yang telah dilaporkan di atas.

Hal semacam ini hanya bisa terjadi ketika manusia merasa bebas melakukan apapun tanpa merasa ada pertanggungjawaban yang harus ia lakukan setelahnya. Maka dengan kata lain, sistem hukum saat ini tidak menakutkan bagi manusia sehingga mereka merasa bebas melakukan hal-hal yang tidak berperikemanusiaan.

Selain itu, pemikiran sekuler kapitalis yang terinstal di masyarakat saat ini telah membuat manusia lebih mengedepankan kenikmatan dan kesenangan dunia di atas segalanya. Manusia berlomba-lomba untuk mencari harta dan kenikmatan jasmani seolah mereka tidak akan pernah mati.

Apalagi, adanya stimulasi media yang menyediakan berbagai hiburan dengan harga murah dan bisa diakses kapan saja telah memperburuk situasi. Video porno dan berbagai platform novel, komik, film biru dan hiburan lainnya bertaburan di internet seperti kacang goreng. Bisa diakses asal punya kuota.

Bahkan pemerintah saja menyatakan sudah angkat tangan dan tak sanggup mengatasi karena selain pemasok ilegalnya terlalu banyak, pornografi juga telah menyumbangkan banyak keuntungan bagi negara.

Maka ketika muncul seorang wanita dengan perilaku rusak seperti pada berita di atas, sebetulnya ini sudah bukan kabar yang mengherankan lagi. Sebab, sistem kapitalisme yang bobrok pada setiap sendinya ini otomatis akan menghasilkan kerusakan pada setiap individu yang menggunakan aturannya untuk hidup.

Karena itulah, masyarakat sudah seharusnya mulai menyadari bahwa tak akan ada yang bisa dipertahankan dari sistem bobrok yang busuk ini. Sudah selayaknya masyarakat membuang sistem ini dan menggantinya dengan sistem yang sempurna dari Allah Taala, yakni sistem Islam.

Islam sangat menghargai wanita dan memperlakukannya bagai seorang ratu. Wanita dilindungi dan dijaga sebaik-baiknya dalam sistem Islam. Aturan Islam telah memerintahkan setiap wanita untuk menjaga izzah (kehormatan dan kemuliaannya) dan iffah (menahan diri dari perkara yang diharamkan).

Sistem Islam itu sendiri memberikan dukungan yang luar biasa kepada para wanita untuk menjaga izzah dan iffahnya tadi. Dengan memberikan kewajiban memakai pakaian syar’i yakni jilbab dan khimar. Serta memberikan pekerjaan paling mulia kepada seorang wanita, yaitu menjadi ummu warabatul bayt (penjaga rumah dan harta suami/keluarga, serta pendidik anak-anak).

Negara yang menerapkan sistem Islam pun akan memisahkan antara kehidupan wanita dan pria secara umum. Sehingga tidak akan ada gangguan apalagi pelecehan dari pria terhadap wanita, ataupun sebaliknya, pelecehan dari wanita terhadap pria. Kehidupan sehari-hari pun diatur sehingga tidak akan ada pelecehan seksual sesama jenis sekalipun.

Wanita dalam sistem Islam pun akan mendapatkan pendidikan khusus sebagai seorang ibu, yang akan mempersiapkannya untuk memiliki dan merawat anak-anak kelak. Sehingga akan mengurangi kemungkinan adanya baby blues setelah melahirkan ataupun ketidaksiapan ibu untuk membesarkan seorang anak.

Media di sistem Islam pun tidak akan digunakan untuk memproduksi hiburan atau konten pornografi yang haram hukumnya. Melainkan akan dipergunakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan produktivitas keimanan masyarakat kepada Allah Taala. Berbagai kisah-kisah inspiratif para Nabi dan Rasul, shahabat dan shahabiyah, para tabiin serta wanita mukminat akan menjadi penguat iman bagi masyarakat.

Dengan demikian, sudah saatnya bagi masyarakat untuk beralih dari sistem busuk kapitalis kepada sistem Islam yang aturannya diciptakan langsung oleh Sang Pencipta. Sebab hanya Islam-lah sistem yang mampu mengoptimalkan fitrah seorang wanita pada jalan yang benar. Bukan malah merusak fitrahnya apalagi menjadikannya hina dengan mengejar kenikmatan semata. Wallahu’alam bisshawwab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 6

Comment here