wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Baru-baru ini wanita berinisial NT (25) tahun diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 11 anak di bawah umur di kawasan Rowasari, Jambi. Wanita tersebut dilaporkan orang tua korban dari 11 korban 9 laki-laki dan 2 perempuan. NT meminta korban laki-laki untuk menyentuh tubuhnya. Pelaku pun sering memegang bagian kemaluan korban laki-laki. Sedangkan korban perempuan diminta untuk menonton film dewasa yang sudah disiapkan pelaku dan menyuruh korban untuk melihat adegan ranjangnya dengan suaminya (Kompas.com, 4/2/2023).
Sungguh miris, perempuan yang biasanya menjadi korban malah sebagai pelaku pelecehan seksual. Selain itu, dampak buruk yang dilakukan pelaku mengakibatkan anak-anak akan meniru aksi serupa . Hal tersebut tentu akan merusak generasi negara ini. Maka patut dipertanyakan, mengapa hal tersebut terjadi?
Tak bisa dipungkiri bahwa perbuatan amoral yang dilakukan pelaku tidak lepas dari sistem yang diterapkan di negara ini. Ya, sistem kapitalisme yang memiliki asas sekuler telah memisahkan agama dari kehidupan. Artinya, aturan Islam hanya digunakan di tempat-tempat ibadah. Sedangkan untuk kehidupan sehari-hari, mereka bebas membuat aturan sendiri. Wajar yang terjadi adalah menusia sebagai ciptaan Allah yang sempurna dan akal yang dipergunakan untuk berpikir, namun malah mengalami krisis moral.
Lebih dari itu, sistem kapitalisme telah mengagung-agungkan kebebasan berekspresi membuat pelaku menganggap bahwa perilaku yang dilakukannya adalah bentuk dari sebuah kebebasan dan diperbolehkan di negara ini.
Di sisi lain, tindakan yang dilakukan pelaku telah merusak fitrah keibuan. Seperti yang kita ketahui bahwa ibu adalah madrasah ula bagi anak-anaknya. Di tangan ibulah pertama kali pendidikan diberikan pada anak-anak. Anak-anak dibekali keimanan pada Allah Swt., sopan santun pada orang yang lebih tua, sayang pada anak yang lebih muda dan akhlak-akhlak baik yang lainnya. Akan tetapi, sekularisme telah merusak fungsi ibu, sehingga dibutuhkan sistem shahih yang dapat mengantarkan manusia khususnya ibu pada fitrah yang sebenarnya.
Sistem Islam adalah sebuah sistem pemerintahan Islam yang mengambil Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman. Sistem Islam memiliki sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Peserta didik diajarkan tsaqofah Islam, sehingga ketika menjadi ibu, mereka akan mengajarkan pada anak-anaknya pendidikan yang berbasis pada Islam. Begitu pula, masyarakat dalam sistem Islam senantiasa melaksanakan amar makruf nahi munkar. Sehingga tindakan amoral yang dilakukan wanita berinisial NT tidak akan terjadi. Pun individu dalam sistem Islam memiliki rasa takut pada Allah Swt. sehingga enggan berbuat maksiat. Masyarakat dalam sistem Islam senantiasa disibukkan pada aktivitas-aktivitas yang mengantarkan pada keridhoan kepada Allah SWT. Sehingga jannah menjadi tujuan hidupnya.
Sungguh, hanya sistem Islam yang mampu mencegah manusia dari perbuatan amoral. Sistem Islam pula yang mampu melahirkan para ibu yang bersyakhsiyah Islam sehingga tidak ada ibu yang tega berani melakukan tindakan amoral seperti yang dlakukan wanita berinisial NT. Wallahu’alam Bishowab.
Sri Retno Ningrum
Pati, Jawa Tengah
Views: 17
Comment here