Opini

Geng Motor Berulah, Masyarakat Resah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Novianti

wacana-edukasi.com, Opini– Di Kabupaten Bogor, pemuda tewas dibacok sekelompok orang geng motor. Diberitakan oleh metro.sindonews.com (11/02/2023), rombongan motor yang terdiri dari 20 orang pemuda melintas melewati korban yang sedang nongkrong kala itu. Mereka berbalik, langsung menyerang korban menggunakan senjata tajam tanpa alasan.

Sebelumnya, salah satu apartemen di kawasan Casablanca, Jakarta Selatan, menjadi obyek penyerangan geng motor. Meski tidak sampai menimbulkan korban karena berhasil dicegah petugas keamanan, namun kejadian ini sangat meresahkan warga. (harianhaluan.com, (05/02/2023)

Di Cimahi, geng motor konvoi secara ugal-ugalan sambil membawa senjata tajam. Lalu mereka menganiaya seorang pemuda hingga tewas dan meninggalkannya begitu saja. (kompas.com, 06/02/203)

Ulah geng motor sudah mengkhawatirkan , makin sering serta tidak manusiawi. Mereka menebar teror di tengah-tengah masyarakat. Seharusnya segera mendapat perhatian dan ditangani terlebih sebagian besar pelaku berasal dari kalangan pemuda, kelompok yang diharapkan menjadi intelektual masa depan.

Ada Apa?

Seorang mantan anggota geng motor yang sudah berhijrah dengan panggilan Obay7, menyebut obat-obatan dan minuman keras menjadi salah satu pemicu. Di bawah pengaruh keduanya, anggota geng motor jadi lebih berani, tidak punya malu dan sulit dinasehati. Tak heran mereka bisa beringas melukai orang lain tanpa ada belas kasihan.

Sebagian besar anggota geng motor berasal dari keluarga tidak harmonis. Kurangnya perhatian dan bimbingan dari orangtua membuat mereka mencari kenyamanan di luar rumah.

Selain itu, gengsi dan solidaritas antar teman sering menjadi alasan di balik kekerasan geng motor. Merasa senasib, sepenanggungan, membuat mereka membela secara membabi buta tanpa mencermati benar atau salah.

Sedang Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane, menuding pembiaran adanya lokasi balapan liar membuat para pemuda merasa mendapat angin lalu makin berani mengganggu ketertiban masyarakat. Seharusnya polisi bergerak cepat menertibkan tempat yang berpotensi menimbulkan keonaran.

Sementara Retno Lelyani Dewi, Kepala Biro Psikologi dari Rumah Cinta, menyebutkan kehilangan identitas diri yang mengakibatkan pemuda terjerumus ke dalam aksi negatif geng motor. Mereka merasa keren dan hebat ketika menjadi bagiannya.

Bukan Sekadar Memuaskan Gharizah

Dalam tubuh manusia ada fitrah yang disebut gharizah baqo yang ternampakkan dalam bentuk kebutuhan pengakuan terhadap eksistensi diri. Karenanya, manusia merasa senang ketika dihargai, dihormati dan dipuji atas apa yang dilakukan. Dengan adanya gharizah ini pula seseorang memiliki daya juang untuk mempertahankan hidup.

Islam mengatur bagaimana gharizah ini terpenuhi dengan benar yaitu harus ada dalam kendali dan kontrol agama. Dalam kacamata Islam, kecintaan kepada Allah akan menuntun seseorang bagaimana memenuhi gharizah baqo sesuai kaidah syarak, bukan didasarkan pada perasaan atau menurutkan nafsu.

Dengan memahamkan pada hakekat hidup, manusia akan mengerti tujuan penciptaan dan akan kemana setelah di dunia ini. Kepuasan diri bukan tujuan utama dan tidak ada pembelaaan fanatik terhadap seseorang atau kelompok kecuali memihak pada kebenaran. Mencintai orang lain hanya karena Allah dengan menjaga tetap dalam ketaatan kepada Allah SWT.

Di dalam sistem sekuler kapitalis, pemenuhan gharizah baqo dibiarkan secara bebas. Tidak menggunakan pertimbangan halal atau haram. Yang penting senang dan bisa berekspresi. Makin parah ketika sudah melanggar hak orang lain seperti membegal atau membunuh agar diakui kehebatannya.

Pemuda yang mengakar pada akidah sekuler menjadi sosok tidak berjangkar pada konsep kokoh. Mereka ibarat layang-layang yang mudah putus lalu tertiup ke mana arah angin membawa. Memiliki split personality, di satu sisi mengaku beriman tetapi di sisi lain menolak diatur oleh Allah.

Disinilah pentingnya pendidikan baik dalam lingkungan rumah maupun sekolah untuk membentuk pemuda yang memiliki kontrol terhadap ucapan dan perbuatannya. Sosok dengan pola fikir dan pola nafsiyah yang harus sejalan dengan tujuan hidup meraih ridlo Allah SWT.

Persoalan geng motor menjadi bahan evaluasi bagi semua pihak yaitu orangtua dan para pemangku kebijakan terutama yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses pendidikan. Koreksi tidak hanya pada sisi penerapan tehnis tetapi sampai pada filosofi.

Fenomena geng motor menunjukkan indikasi adanya problem infeksi keimanan pemuda yang sudah kronis. Pendidikan ala sekuler kapitalis telah menyebar virus yang melumpuhkan syaraf tauhid sehingga hidup sebatas menurutkan keinginan tanpa berpikir dampaknya untuk jangka panjang. Padahal Rasulullah saw. bersabda ,”Tiga perkara yang membinasakan : (1) kekikiran yang ditaati, (2) hawa napsu yang diikuti, (3) seseorang merasa ujub dengan dirinya.” (HR. Thabrani)

Perlindungan Islam pada Pemuda

Islam memberikan proteksi pada pemuda dari semua sisi. Termasuk panduan cara pemenuhan semua gharizah dan pencegahan setiap peluang yang dapat merusak fitrah tersebut. Hal ini untuk memenuhi perintah Allah dalam surah Al Baqoroh ayat 208 ,”Wahai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah…” Artinya sistem Islam diterapkan melalui sistem politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pergaulan.

Sistem politiknya menerapkan Syariat Islam dalam mengelola semua urusan rakyat. Akidah Islam ditetapkan sebagai asas sistem pendidikan untuk menancapkan kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya sebagai prioritas utama. Dengan demikian terlahir pemuda bervisi misi ingin bermanfaat bagi umat. Mereka menyibukkan diri agar menjadi terbaik terutama dalam peran dakwah sebagai orbit dalam semua aktivitasnya karena dakwah merupakan aktivitas yang dapat melanjutkan kehidupan Islam.

Dengan sistem ekonomi Islam, negara menjamin pemenuhan pangan, kesehatan dan keamanan. Bagi kalangan miskin, ada jaminan konsumsi kebutuhan pokok. Sementara kalangan kelas menengah ke atas diajak bergaya hidup berkah. Mereka dianjurkan berlomba untuk bersedekah dan wakaf sebagai pahala jariyah.

Sanksi diberikan tegas pada siapapun yang menganggu hak umum seperti membuat keonaran. Tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kemaksiatan segera ditertibkan dan pelakunya dikenai sanksi. Di era khalifah Umar bin Khattab, peminum khamr dibunuh jika meyakini khamr halal. Jika masih meyakini khamr haram, dikenai hukuman ta’zir.

Media termasuk media eletronik digunakan sebagai alat untuk meluaskan syiar Islam. Konten-konten yang merusak seperti pornografi atau gaya hidup liberal dan hedonis, tidak akan diberi ruang. Publik harus bersih dari segala yang dapat melalaikan.

Melalui penerapan sistem Islam kaffah, generasi muda ibarat bibit yang terus dijaga, dirawat hingga tumbuh menjadi pohon kuat sebagaimana yang Allah gambarkan dalam surah Ibrahim ayat 24-25, “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”

Hanya dalam naungan Islam, generasi sebagaimana Allah gambarkan dapat terwujud. Dimana pola pikir dan pola sikapnya distandarisasi oleh kaidah Islam. Kaidah berpikir dan berbuatnya benar sehingga menjadi pribadi yang berintegritas.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 92

Comment here