Oleh. Diana Septiani
Aroma sedap pertarungan politik kian menyergap
Media massa dijejali potret sang calon pejabat
Antar kubu saling berseteru
Antar kubu saling menyerbu
Mengincar kursi nomor satu
Ada yang lucu
Di kala duka menyapa
Kerusakan dimana-mana
Calon kontestan tutup mata
Di kala rakyat menjerit
Ekonomi kian sempit
Elit politik terus menghimpit
Menjejali rakyat dengan janji yang rumit
Orang bilang malaikat pun bisa jadi iblis
Jika masuk ke sistem pemerintahan bengis
Nyatanya itu bukan sekedar teoretis
Jutaan rakyat telah menelan janji manis
Aku tergelitik melihat orang nyentrik
Tiba-tiba memakai peci
Tiba-tiba berkerudung rapi
Tiba-tiba duduk di majelis
Rakyat butuh makan
Bukan sekedar ocehan
Rakyat butuh kesejahteraan
Bukan dituntut berbagai angsuran
Berharap pemimpin amanah di sistem khianat
Seolah menaruh sebutir emas dalam granat Meledak!
Berharap rahmat di sistem bejat
Bak memahat ukiran di atas air
Mustahil!
Padahal identitas politik itu murni
Mengurusi kepentingan rakyat
Bukan kepentingan pejabat
Mengatur urusan seluruh umat
Bukan hanya para korporat
Entah harus tertawa atau menangis
Menonton panggung politik yang penuh dengan intrik
Hanya satu harapan terselip
Agar institusi terbaik
Mengembalikan hakikat politik
Views: 24
Comment here