Opini

Membungkam Kekejian Israel dengan Khilafah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Sari Chanifatun

wacana-edukasi.com, OPINI– Pada Rabu (15/2) parlemen Israel mengesahkan UU yang bisa mengakibatkan status kewarganegaraan orang Arab-Israel keturunan asli Palestina terusir dari tanah mereka sendiri, sebab tanah tersebut telah dikuasai oleh Israel. Beleid tersebut berlaku bagi warga yang terbukti telah menerima dana dan kompensasi dari Otoritas Palestina. Bagi Israel bantuan Palestina kepada warganya dianggap “tindakan terorisme” karena menjadi penyebab timbulnya kekerasan terhadap warganya meningkat.

Regulasi Israel tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak di antaranya ketua Asosiasi Tahanan Palestina Qadoura Fares dan organisasi yang mengadvokasi hak orang Palestina di Israel. Menurut mereka regulasi itu tak memiliki keadilan dan tindakan rasisme yang terburuk. Hal senada juga disampaikan oleh anggota parlemen oposisi Arab, Ahmad Tibi. Menurutnya regulasi itu diskriminasi karena tak akan berlaku bagi warga Israel-Yahudi yang menyerang warga Palestina (cnnindonesia.com, 16/02/2023).

Kecaman dari negara-negara Amerika Latin yaitu Brasil, Argentina, Chili dan Meksiko juga  negara di Timur Tengah yaitu Qatar. Melalui Kementerian Luar Negeri Brasil dan ditandatangani oleh empat negara menyatakan keprihatinan yang teramat dalam setelah Israel mengumumkannya beberapa pekan lalu dalam mengesahkan UU, guna melegalkan sembilan pos terdepan yang berada di Tepi Barat dan lampu hijau pembangunan rumah pemukiman baru yang jumlahnya hampir 10.000. (sindonews.com, 23/02/2023)

Terbukti kecaman tinggal kecaman tak membuat ciut Israel yang keras kepala. Sejarah panjang di mana deklarasi Israel lebih diakui entitasnya sebagai sebuah negara dan mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Inggris, fakta Israel lebih diterima menjadi anggota PBB.  Berbeda dengan Palestina, selain kedaulatannya telah mendapat pengakuan lebih dari 100 negara juga telah memenuhi syarat sebagai sebuah negara, Palestina tak mudah diterima menjadi anggota di PBB.

Peran PBB banyak dipertanyakan masyarakat dunia. Selain krisis Palestina-Israel dan masih banyak kejadian dunia internasional yang berimbas pada kematian warga sipil dalam jumlah yang tak sedikit, faktanya PBB tak mampu merealisasikan tujuan pembentukannya yaitu akan menjaga keamanan dan perdamaian dunia. Apalagi membangun hubungan persahabatan antara negara-negara di dunia.

Di hari Ahad, 12/02/2023, Kementerian Palestina mengatakan seorang bocah Palestina berusia 14 tahun terbunuh oleh pasukan Israel, Qusai Radwan Waked, tewas dengan luka parah di bagian perut akibat tembakan tentara Israel di wilayah Jenin, salah satu kota yang terletak di utara Tepi Barat (cnnindonesia).

Kekejaman yang dilancarkan Israel kepada Palestina belum juga berakhir. Dikabarkan 11 warga sipil Palestina di antaranya lanjut usia dan anak-anak mati terbunuh saat pasukan Israel menyerang kota tua Nablus pada Rabu pagi (22/2) dan melukai puluhan lainnya. Kementerian Kesehatan Palestina memberi kesaksiannya bahwa Adnan Saabe Baara yang berusia 72 tahun, pada saat itu sedang berjalan di dekat toko roti di area pasar yang ramai. Lainnya yaitu Abdul Hadi Ashqar seorang pria berusia 61 tahun serta seorang anak laki-laki berusia 16 tahun bernama Mohammad Shaaban yang mati ditembak dalam serangan tersebut (sindonews.com)

Telah 75 tahun rakyat Palestina mengalami penderitaan akibat serangan brutal tentara Israel. srael memang sedang memiliki kekuatan dan terus menghimpun kekuasaan. Tanah-tanah rakyat Palestina terus dikuasai dengan cara-cara keji.

Tidak hanya Palestina, seluruh wilayah di dunia yang kedaulatannya sudah dikuasai sistem Barat, darurat butuh keberadaan Khilafah yang secara nyata akan mampu memberikan jaminan keamanan dan perlindungan bahkan akan mengusir Israel dari tanah Palestina. Khilafah Utsmaniyah saat dipimpin Sultan Abdul Hamid, teguh menolak saat strategi licik diajukan kaum Yahudi (Israel) untuk tinggal di Palestina.

Namun konspirasi  dengan negara-negara Barat telah meruntuhkan Kekhilafahan Utsmaniyah. Dan keruntuhannya mampu melumpuhkan para pemimpin muslim di dunia dan tak berdaya di hadapan musuh-musuh Islam. Paham sekuler kapitalisme turut mewujudkan sekat-sekat nasionalisme di antara umat Islam hingga tak berdaya memasung kekejian Israel.

Sejatinya Khilafah secara nyata memberikan perlindungan, meski hanya seorang perempuan Amuria yang pernah dilecehkan oleh tentara Romawi. Tentu akan mampu memberi perlindungan bagi Palestina dan memerangi Israel yang telah merampok tanah Islam yang mulia serta menjajah kaum muslim Palestina dengan keji.

Khalifah Umar bin Khattab saat menerima secara damai kota Jerussalem dari Uskup Agung Sophronius. Berabad abad lamanya, Yerusalem berada di bawah kuasa sistem Islam, namun penduduknya yang sebagian besar umat Kristiani bebas memeluk agama dan menjalankan ajaran agamanya tanpa ada gangguan. Begitu pun umat Kristiani seluruh dunia, bebas datang untuk mengerjakan haji di kota Suci itu.

Sudah semestinya umat Islam dunia bangkit dan sadar. Musuh-musuh Islam terus berusaha menghancurkan negara-negara Islam. Sesungguhnya secara tidak langsung, pengakuan mereka akan kekuatan besar dalam sebuah persatuan umat Islam dunia akan mampu melenyapkan penindasan dan kezaliman yang mereka mainkan atas umat manusia.

Selain itu, dalam sistem pemerintahan Islam adalah aktivitas politik dan kewajiban syari yang Allah Swt. amanahkan atas umat Nabi Muhammad seperti dalam firman-Nya :

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ    قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ    قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.””
(QS. Al-Baqarah[2]: 30)

Tafsir pada ayat ini Allah menerangkan sebab manusia sampai menjadi kafir, berawal pada masa Nabi Adam. Saat Allah Swt, menciptakan seorang khalifah di muka bumi, yakni manusia, dengan kepemimpinannya yang akan terus berganti dari generasi ke generasi, hingga hari kiamat nanti. Demi melestarikan bumi dan melaksanankan tugas yang Allah bebankan berupa amanah atau tugas-tugas keagamaan.

Untuk mengetahui lebih jaun tujuan Allah ini, lalu para malaikat serentak bertanya kepada Allah perihal karakter manusia yang memiliki kehendak atau ikhtiar yang berpotensi merusak bumi dan dapat menumpahkan darah dengan saling membunuh. Sedangkan para malaikat yang senantiasa bertasbih memuji dan menyucikan nama Allah lebih lebih pantas menjadi khalifah karena kepatuhan mereka.

Lalu Allah menjawab apa yang malaikat sampaikan dengan berfirman : “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Penciptaan manusia merupakan rencana besar Allah di dunia ini. Allah Maha Tahu pada diri manusia terdapat hal-hal negatif sebagaimana yang dikhawatirkan oleh malaikat, namun aspek positifnya jauh lebih banyak. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Selain itu, Rasulullah saw. Juga telah menjelaskan bagaimana kedudukan seorang pemimpin sebagai pelindung umat pada jalan ketakwaan. Dalam HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i, Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya seorang imam (khalifah) itu bagaikan perisai (pelindung), di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung), dan dapat berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya. Apabila seorang Khalifah memerintahkan untuk bertakwa kepada Allah ’azza wajalla serta berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan apabila dia memerintahkan selain itu, maka dia akan mendapatkan siksa.”

Jadi perumpamaan pemimpin (khalifah) itu sebagai perisai adalah bentuk pujian terhadap pemimpin yang memiliki tugas mulia untuk melindungi, menjaga seluruh rakyatnya yang ada di bawah kekuasaannya sebagaimana dijelaskan oleh Al-Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim.

Wallahu ‘alam bish showwab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 20

Comment here