wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Komite Mahasiswa Kabupaten Sambas (KMKS) melaksanakan Diskusi Rutin bertema Kontribusi Mahasiswa Sambas dalam Pembangunan Daerah di Era Society 5.0. Tujuan diskusi ini adalah untuk menambah wawasan serta pola pikir mahasiswa Kabupaten Sambas dalam kontribusinya pada pembangunan di daerah. Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi menyampaikan mahasiswa harus cerdas, cermat dan bijak dalam mengendalikan teknologi yang semakin canggih saat ini (Tribunnews.com 08/03/2023).
Berbicara pada era sekarang teknologi, kata Fahrur Rofi, sudah menjadi kebutuhan masyarakat, apalagi kalangan milenial. Namun perlu diketahui bersama era society 5.0 pada pengertian umumnya ialah manusia super pintar yang mana dalam konsep masyarakat yang berpusat pada manusia menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan dunia maya.
Bentuk kepedulian masyarakat terhadap pembangunan daerah terus diupayakan untuk dikembangkan. Mahasiswa sebagai generasi penerus juga tak mau kalah berperan di dalamnya. Upaya untuk menambah wawasan dan pola fikir dengan memanfaatkan fasilitas media sosial pun diarahkan agar bijak, cerdas dan cermat dalam mengendalikan teknologi yang semakin canggih saat ini.
Edukasi memanfaatkan teknologi termasuk media sosial ini tentu sangat bagus dan diperlukan. Namun, agar optimal, hal ini sepatutnya menjadikan dorongan ketakwaan total (kaffah) sebagai asasnya, bukan dengan asas yang sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Ketakwaan ini menjadikan seseorang berkesadaran penuh bahwa setiap aktivitasnya, termasuk dalam memanfaatkan teknologi juga bermedia sosial, tak bakal luput dari hisab.
Memanfaatkan teknologi dalam bermedia sosial juga memerlukan kecakapan dan kemampuan untuk mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkan media digitalnya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya. Ini berarti mutlak diperlukan standar yang jelas tentang apa yang terkategori penggunaan yang bijak dan tidak bijak, yang tepat dan tidak tepat.
Sayangnya, standar positif-negatif di sistem sekuler rancu dan berstandar ganda karena diserahkan pada akal manusia yang terbatas kemampuan dan ilmunya. sehingga banyak sekali masyarakat termasuk mahasiswa yang menggunakan standar sekuler sehingga konten-konten yang tak layak dalam kaca mata islam untuk dikonsumsi, banyak beredar. Akibatnya banyak sekali konten-konten yang tidak mendidik tersebut memberikan dampak negatif bagi sebagian masyarakat terutama anak-anak yang notabene masih belom dapat memilah dan memilih mana yang layak dilihat dan mana yang tidak. Hal ini tak dapat dipungkiri mengingat tindak kejahatan saat ini banyak dilakukan oleh anak dibawah umur.
Media edukasi adalah sarana untuk menguatkan keimanan umat, menambah pengetahuan umat, dan menumbuhkan kecintaan akan Islam dengan memahamkan bagaimana hukum-hukumnya menjadi solusi bagi segala permasalahan. Media juga sebagai sarana dakwah ke luar negeri tentunya dengan menyebarkan rahmat Islam ke seluruh dunia.
Ani S.
Sambas-Kalbar
Views: 20
Comment here