Oleh : Linda Anggraini
wacana-edukasi.com, OPINI– Kemunduran generasi muslim saat ini dapat kita lihat dimana-mana. Budaya hura-hura demi eksistensi di dunia maya dan nyata begitu melekat pada mereka. Apalagi ketika mereka merogoh kocek yang begitu dalam demi menonton para idolanya. Meskipun begitu, banyak para penggemarnya yang kebanyakan dari kalangan remaja rela berkorban finansial. Hal ini sangatlah kontras dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Banyak kita lihat orang miskin yang di PHK, bahkan kemiskinan ekstrem marak terjadi. Namun, generasi remaja ini rela mengeluarkan jutaan rupiah demi menonton konser.
Fenomena ini sungguh memprihatinkan karena menunjukkan budaya hedonisme sekaligus buruknya prioritas amal para remaja tersebut. Padahal, uang jutaan tersebut lebih bermanfaat jika digunakan untuk biaya pendidikan ataupun keperluan lainnya yang lebih urgen.
Antusiasme masyarakat (terutama remaja) terhadap konser Blackpink merupakan cermin kondisi generasi muda kita hari ini, terlebih para remaja muslimah. Banyak penonton yang hadir tampak mengenakan hijab. Bahkan bisa kita pastikan mayoritas penonton adalah muslimah, mengingat penduduk negeri ini yang mayoritas muslim.
Mirisnya, para muslimah itu asyik dan larut bergoyang mengikuti alunan musik. Padahal, figur publik yang mereka saksikan di panggung mengumbar aurat dan menyajikan koreografi yang menonjolkan kecantikannya. Sungguh kontras, ketika para muslimah menutup auratnya, mereka justru mengelu-elukan perempuan yang mempertontonkan aurat. Sayangnya, sepertinya hal seperti ini dianggap wajar saja. Apalagi mengingat personel Blackpink yang nonmuslim sehingga seolah sah-sah saja buka-buka aurat.
Konser seperti ini dan yang sejenisnya, sungguh berbahaya karena mengusung gaya hidup Barat yang memuja kebebasan. Aturan agama diabaikan, yang penting happy. Para muslimah yang seharusnya menjaga kehormatan dan kemuliaannya, justru menanggalkan rasa malunya dan berlenggak-lenggok mengikuti idolanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyakini gelaran konser musik yang mendatangkan musikus dari mancanegara serta artis lokal memberikan pengaruh besar untuk pariwisata di Indonesia. Beberapa event penting olahraga seperti Piala Dunia U20 dan MotoGP, termasuk kegiatan musik yang mengundang artis mancanegara, juga diproyeksikan siap mengundang ribuan tamu dari luar negeri tahun ini. Dampaknya pun bisa menciptakan lapangan kerja termasuk multiplier effect ke sektor lainnya (antaranews.com 10/03/2023).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, begitu antusias dengan kehadiran konser musisi papan atas sekelas BLACKPINK. Menurut Sandi, acara kreatif seperti konser musik perlu didukung karena bisa menciptakan multiplier effect bagi banyak kalangan, termasuk rakyat kecil. “Insya Allah membawa berkah ekonomi dan lapangan kerja untuk UMKM di sekitar kawasan GBK,” ujar Sandi dikutip dari Instagram resminya.
Oleh karena itu, pemerintah berencana untuk memberikan kemudahan perizinan bagi seluruh kegiatan di sektor ekonomi kreatif seperti musik, film, seni budaya, hingga olahraga. Dengan adanya kebijakan yang sedang dirumuskan ini, maka nantinya terdapat perizinan acara yang terstandarisasi dan terdigitalisasi untuk memudahkan lebih dari 30.000 acara berskala menengah-besar yang berpotensi untuk menciptakan pergerakan ekonomi sekitar Rp170 triliun pada 2023.
Mungkin inilah alasan kenapa Presiden Joko Widodo mewanti-wanti otoritas agar memudahkan izin kegiatan kreatif seperti konser musik. Perhelatan konser akbar BLACKPINK di Jakarta akhir pekan kemarin menjadi salah satu jawabannya. Keuntungan yang diraup dalam perhelatan konser ini sangatlah besar sehingga terjadi perputaran uang dengan nominal yang begitu fantastis.
Ada dua hal kritis yang patut kita pertanyakan terhadap pemerintah negeri ini ketika mereka menjadikan konser sebagai bagian dari ekonomi kreatif program unggulan kementerian, yaitu :1). Sejauh mana acara konser yang mewakili ekonomi kreatif memberikan keuntungan ekonomi yang menyejahterakan rakyat kecil atau UMKM? 2). Dampak terhadap kepribadian masyarakat dari adanya konser menjadi lebih unggul atau sebaliknya?
Tidak bisa dipungkiri secara Fakta, acara konser Blackpink dan sejenisnya akan memberikan keuntungan besar terhadap beberapa pihak. Serta pasti pihak yang sangat diuntungkan adalah management artis nya, penyelanggara acara, dll. Namun juga bisnis-bisnis besar Fashion seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu/sandal, salon kecantikan, dll akan meraup keuntungan lebih dari biasanya. Termasuk bisnis hotel yang katanya sampai meningkat 90% an. Belum bisnis makanan semacam oreo yang kolaborasi menjadi oreo Blackpink, tentu mendapat keuntungan yang sangat besar. UMKM pun kecipratan untung nya, meski tentu tak sebanding dengan keuntungan perusahaan-perusahaan besar dibalik konser ini.
Namun, perlu dipikirkan mendalam oleh penguasa negeri ini, apakah kekayaan alam kita tidak cukup untuk mensejahterakan rakyat negeri ini? Apakah tidak ada hal yang kreatif lainnya sebagai sebuah negara untuk menghasilkan keuntungan ekonomi yang lainnya? Karena dengan adanya konser ini, maka rakyat akan disibukkan dengan hal-hal yang sifatnya hiburan, melenakan ummat.
Jangankan ditakar dengan penilaian agama, dengan budaya ketimuran saja sudah jauh sikap ummat dengan keberadaan konser ini. Masyarakat akhirnya membebek budaya orang lain yang tentu tidak cocok dengan budaya negeri ini. Terlebih, Indonesia adalah negara yang mayoritasnya muslim. Tentu akan banyak hal yang menyelisihi syariat.
Terlebih yang dikhawatirkan adalah budaya Hedonisme ala kapitalis sekuler. Akibatnya kaum muslim tersekulerkan, masih sholat namun enggan nutup aurat. Ingin taat tapi tetap berikhtilat, Yang berbahaya adalah manakala kita menjadikan mereka sebagai kiblat. Bisa dibayangkan bagaimana pakaian, makanan, gaya hidup. Apakah hal ini yang menjadi penantian ummat?
Padahal generasi Islam adalah generasi terbaik, mercusuar peradaban, yang akan menjadi trendsetter, contoh bagi ummat seluruh dunia. Karena kiprah Kebermanfaatan dan kehormatan yang terpancar pada keseharian mereka. Serta integrasi seluruh pilar, baik individu, masyarakat dan negara menyokong pada satu cita yang sama menjadi masyarakat beradab dan santun karena mengikuti titah-Nya. Hanya Islam yang mampu merengkuh ghiroh ummat ke arah yang tepat, bermanfaat dan secara pasti mendatangkan Maslahat di negeri akhirat.
Wallahua’lam bishowab.
Views: 34
Comment here