Opini

Tuberkulosis Bikin Miris

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Azmi (Aktivis Muslimah)

wacana-edukasi.com, OPINI– Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat berharga dalam hidup manusia. Kesehatan pun menjadi penunjang berbagai kegiatan yang dilakukan manusia. Dengan memiliki badan yang sehat, individu dapat menjalankan aktivitas nya dengan baik, seperti bekerja, mengurus rumah, menjaga anak, dan lain sebagainya.

Banyak upaya yang dilakukan manusia agar memiliki tubuh yang prima. Rajin berolahraga serta mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi merupakan sebagian langkah agar stamina tubuh tetap terjaga. Pola hidup sehat pula yang menunjang kesehatan tetap terjaga.

Indonesia merupakan negara yang kaya. Hasil laut yang banyak serta lahan subur yang luas juga merupakan modal yang baik dalam menjaga kesehatan. Namun, negara ini menjadi negara kedua TBC di dunia, seperti yang diberitakan oleh beritasatu.com (17/03/2023), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data bahwa Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dengan jumlah kasus penyakit tuberkulosis (TBC) terbanyak di dunia.

Jumlah anak yang terjangkit penyakit ini pun bertambah. Dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan bahwa kasus TBC pada anak di Indonesia mengalami kenaikan lebih dari 200 persen. (cnnindonesia.com, 18/03/2023)

Di Kota Cimahi pun mengalami peningkatan. Sepanjang tahun 2022, kasus TBC ditemukan sebanyak 4.294 kasus, meningkat 106% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu menunjukkan perlunya penanganan secara cepat atas banyaknya kasus TBC. (koran.pikiran-rakyat.com, 15/03/2023)

Hidup dalam Kapitalisme

Kapitalisme menjadikan rakyat lemah menjadi tak berdaya. Masyarakat tidak mampu menjalani pengobatan dengan baik. Mereka harus dihadapkan dengan biaya pengobatan yang tinggi. Kalaupun bisa berobat secara gratis, proses nya pun cukup panjang, ditambah dengan pelayanan yang kurang mengenakkan. Bahkan, dengan terbatasnya jumlah fasilitas kesehatan yang memadai, masyarakat harus mengeluarkan biaya lebih untuk transportasi dan bekal selama berobat.

Tak cukup sampai disitu, obat-obatan yang bagus pun harus ditebus dengan harga yang tak murah. Hal ini menjadi beban tersendiri bagi masyarakat ekonomi bawah.

Kondisi masyarakat yang miskin menjadi salah satu faktor tingginya angka TBC di negara ini, meskipun ada juga masyarakat ekonomi atas yang mengidap penyakit menular ini. Jangankan untuk membeli asupan bergizi, untuk membeli beras saja mereka harus berupaya keras. Sehingga, memungkinkan tak tercukupinya nutrisi dalam tubuh. Belum lagi, terkadang lingkungan pun tak cukup bersih untuk ditempati. Pola hidup sehat pun menjadi sulit dijalankan.

Masyarakat dengan kemampuan ekonomi yang berada di bawah berpeluang besar terpapar penyakit menular ini. Dengan berbagai persoalan dalam kemiskinan, hal ini memungkinkan potensi peningkatan kasus TBC makin besar. Karena, keadaan ekonomi individu berpengaruh banyak pada kualitas kesehatan dalam diri.

Keterbatasan kemampuan serta minimnya pemahaman atas TBC menjadikan masyarakat miskin rentan terjangkit penyakit ini dibandingkan dengan masyarakat kalangan ekonomi atas. Sulitnya dalam mengakses informasi mengenai TBC menjadikan masyarakat tak paham akan penyakit tersebut. Alhasil, masyarakat kurang informasi bagaimana cara menjaga kesehatan, termasuk menjaga kesehatan dari penyakit menular seperti TBC. Kondisi miskin ini pun merupakan akibat dari penerapan sistem kapitalisme. Sistem yang rusak dan merusak.

Hal ini berbeda dengan masyarakat lain yang memiliki kondisi ekonomi yang baik. Masyarakat dengan kondisi ekonomi yang baik ini dapat dengan cepat mendapatkan pelayanan kesehatan. Kepemilikan uang yang banyak seolah menjadi jalan untuk mempermudah mendapatkan pengobatan. Semakin individu mampu membayar, semakin baik pelayanan yang didapatkan. Maka, pengobatan yang bagus, harganya pun mahal.

Hidup dalam Islam

Islam merupakan sistem hidup yang sempurna yang berasal dari Sang Pencipta. Sistem yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan termasuk kesehatan. Dalam Islam, negara adalah pengurus rakyat, termasuk dalam hal penanganan penyakit menular seperti TBC.

Islam menjadikan negara sebagai pihak yang paling bertanggungjawab untuk melakukan tindakan preventif dalam mencegah bahaya terhadap masyarakatnya, termasuk juga penyakit menular ini. Negara wajib melakukan upaya peningkatan imunitas rakyatnya dengan memberikan asupan bernutrisi, terutama pada masyarakat yang miskin.

Negara juga harus memastikan kebutuhan pokok rakyatnya terpenuhi. Karena dengan terpenuhinya kebutuhan pokok individu, maka akan menunjang sistem kekebalan tubuh. Makanan yang bergizi, sanitasi, lingkungan yang sehat, dan air bersih, disediakan oleh negara.

Negara pun harus menyediakan fasilitas kesehatan terbaik dengan jumlah yang mencukupi. Serta, fasilitas kesehatan tersebut mudah diakses oleh masyarakat yang ada di mana pun dan kapanpun. Selain itu, dalam fasilitas kesehatan tersedia obat-obatan terbaik dan alat medis yang mampu memberikan penanganan pada rakyat yang terkena penyakit menular. Indahnya, dalam Islam, pelayanan kesehatan yang bermutu seperti ini bersifat gratis.

Dalam Islam, negara mendukung pendidikan Islam yang mendidik masyarakat bahwa menjaga kesehatan, hidup sehat, serta bersih, itu penting. Dan, solusi seperti ini hanya bisa terwujud jika Islam diterapkan secara menyeluruh atau kaffah dalam semua aspek kehidupan oleh semua kalangan masyarakat, termasuk oleh negara. Wallahu ‘alam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here