Oleh: Dewi Ummu Azkia
wacana-edukasi.com, Qalam Ramadan — Ramadhan yang tinggal menghitung hari akan berlalu meninggalkan kita. Akankah kita mengakhiri Ramadhan tahun ini dengan penuh penyesalan karena terlalu banyaknya waktu-waktu yang kita abaikan? Ataukah kita akan menyudahi Ramadhan dengan penuh rasa syukur karena kita mengisi Ramadhan dengan semangat melaksanakan kewajiban kewajiban dan amalan-amalan sunnah penuh kedisiplinan, serta meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan amalan-amalan kesia-siaan dengan penuh kejelian dan rasa takut kehilangan waktu berharga?
Masih ada waktu, jangan sia-siakan!
Fenomena yang terjadi di negeri kita ini, saat 10 hari terakhir sebagian kaum muslimin begitu bersemangat memenuhi masjid-masjid untuk ber’iktikaf, mabit di masjid menghabiskan waktunya untuk beribadah, Sholat, Dzikir, Tilawah Qur’an, mendengarkan kajian dan sebagainya.
Sebagian lagi yang notabene didominasi ibu-ibu muslimah ramai-ramai memenuhi pasar-pasar, mall-mall dan pusat perbelanjaan lainnya, mereka memborong segala keperluan lebaran dari mulai, pakaian, makanan, parcel, hampers dan lain-lain.
Yang mereka belanjakan bukanlah keperluan pokok harian, akan tetapi sesuatu yang istimewa, dengan alasan menyambut hari istimewa.
Sebagian yang lain sudah mulai sibuk persiapan pulang kampung untuk menemui kerabat mereka, segala keperluan untuk itu mereka persiapkan dengan matang. Tiket kereta, pesawat, bis antar kota sudah full booked dari jauh-jauh hari. Bengkel-bengkel service mobil, persiapan perjalanan jauh antri panjang. Alasan mereka juga tidak bisa disalahkan karena bersilaturahmi ke orang tua dan kerabat memang sangat dianjurkan dalam Islam.
Di zaman Rosulullah shallallahu alaihi wassalam, pada tahun ke 2 H, kaum muslimin saat itu mendapatkan seruan melaksanakan kewajiban berjihad melawan kafir Quraisy, di bukit Badar. Peristiwa itu termashur dengan sebutan Perang Badar, perang yang diikuti 300 tentara kaum muslimin dengan persenjataan yang minim melawan 1000 tentara pihak kafir Quraisy dengan persenjataan dan perlengkapan yang kuat. Peristiwa itu terjadi di bulan Ramadhan, dalam keadaan berpuasa tentara kaum muslimin berperang berhadapan dengan tentara yang dari segi fisik tidak seimbang, jauh lebih kuat di pihak musuh. Perang pertama setelah Rosulullah Shalallahu alaihi wassalam hijrah ini, perang antara keimanan dan kekufuran tersebut akhirnya Allah menangkan keimanan atas kekufuran. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dan kaum mukminin pulang ke Madinah membawa kemenangan besar mengalahkan kaum kafir Quraisy dengan ghanimah besar.
Dalam perang tersebut terbunuh hampir semua pembesar kafir Quraisy dengan penuh kehinaan. Sebaliknya terangkatlah kewibawaan kaum mukmin saat itu dihadapan suku-suku Arab di sekitar Makkah dan Madinah.
Spirit perang Badar sungguh penting menjadi motivasi dalam beramal besar dan terpilih dengan janji pahala berlipat di bulan Ramadhan.
Memang benar tidak ada yang salah dengan
aktifitas kaum muslimin di negeri ini dalam mengisi bulan Ramadhan yakni dengan memperbanyak amalan sunnah. Akan tetapi alangkah lebih baik lagi jika kita tidak mengabaikan justru amalan wajib yakni mengkaji Islam kaffah dan amar ma’ruf nahi mungkar lebih kita tingkatkan dan kita lipat gandakan.
Marilah kita isi Ramadhan yang tinggal beberapa hari ini dengan semangat beramal besar, semoga Ramadhan kita tahun ini menggapai kemenangan hakiki, kemenangan seluruh kaum muslimin dimanapun mereka berada, tegaknya Islam kaffah di bumi ini, yang dengannya Islam diterapkan sebagai ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan.
Allaahu akbar.
Views: 23
Comment here