Surat Pembaca

Miris, Layanan Kesehatan dalam Sistem Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Dewi Ummu Azkia

wacana-edukasi.com, SURAR PEMBACA — Beberapa pekan lalu, masih di bulan Ramadhan, ada sebuah kisah hidup yang menimpa keluarga yang tinggal di Kabupaten Grobogan, kisah hidup yang menyisakan kepedihan hati yang mendalam, pasalnya salah satu anggota keluarga mereka saat memasuki bulan Ramadhan masih segar bugar dan bersemangat melaksanakan ibadah mengisi bulan Ramadhan namun menjelang pertengahan bulan Ramadhan lalu ayah mereka yang bernama Asmuri pulang teraweh mengalami kecelakaan hingga tak sadarkan diri, dan setelah mendapat perawatan di ICU sebuah Rumah Sakit nyawanya tidak tertolong.

Sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah kita kira pepatah yang pas menggambarkan perasaan hati yang memilukan seluruh keluarga almarhum pak Asmuri, pasalnya selama perawatan di RS tempat pak Asmuri dirawat, keluarga pasien mendapat perlakuan yang sangat tidak enak, beberapa hari menjalani perawatan keluarga terus ditekan diminta untuk melunasi biaya perawatan, setelah keluarga mencari pinjaman uang kesana kemari akhirnya dilunasi semua biaya RS dengan total 42 juta rupiah, dengan kondisi pasien yang belum layak untuk dibawa pulang, keluarga meminta untuk tetap mendapatkan perawatan di RS akan tetapi pihak RS “memaksa” Pasien dipulangkan, pihak keluarga pun akhirnya terpaksa membawa pulang dan tidak diberi vasilitas ambulan.
24 jam setelah kepulangan dari RS, pak Asmuri meninggal.

Pihak RS membantah atas pernyataan keluarga, RS sudah memberikan pelayanan sesuai SOP.

Hal seperti ini tentu saja perkara yang biasa terjadi dalam sistem kapitalis, urusan kesehatan seluruhnya dibebankan kepada rakyat sementara praktisi medis menjadikannya sebagai ladang bisnis, karena Negara tidak hadir sepenuhnya menjadi pelayan rakyat dalam hal kesehatan, yang seharusnya menjadi tanggung jawab Negara sepenuhnya.
Karena pemerintah adalah pihak yang memiliki ororitas mengelola sumber daya alam yang melimpah ini yang hasilnya untuk kepentingan rakyat tentu saja termasuk kesehatan, sehingga layanan kesehatan akan murah bahkan gratis dengan pelayanan yang berkualitas.

Sehingga tidak ada lagi kisah kisah pilu seperti diatas, atau kisah seorang yang sekarat di depan RS setelah ditolak pihak RS karena tidak memiliki BPJS dan tidak punya uang muka untuk rawat inap, tidak ada lagi kisah seorang meninggal di dukcapil karena dalam kondisi sakit parah harus mengurus KTP sebagai syarat mengurus BPJS, dan kisah kisah lain yang mengenaskan akibat berjuang mendapatkan layanan kesehatan yang baik tapi terkendala peraturan yang rumit.

Saat ini DPR sedang menggodok RUU kesehatan yang konon akan berdampak positif terhadap pelayanan kepada seluruh rakyat.
Benarkah demikian?

Selama RUU kesehatan tersebut masih berpijak pada paradigma kapitalis, dimana kesehatan adalah ladang bisnis tentu saja kita sangat pesimis dengan harapan itu.

Kita berharap hanya pada pada sistem Islam kaffah dimana kesehatan adalah salah satu komponen kewajiban Negara untuk melayani rakyat. Sumber daya alam yang melimpah dikelola Negara untuk kepentingan seluruh Warga Negara.Kita berharap sistem Islam kaffah akan segera tegak di bumi ini.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 39

Comment here