wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Sadis. Satu kata yang tepat menggambarkan pelaku pembunuhan bos galon di Kabupaten Semarang. Irwan Hutagalung dimutilasi hidup-hidup dan mayatnya dicor di depot air isi ulang di Tembalang, Semarang. Pelakunya adalah karyawannya sendiri. Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar mengatakan pelaku tunggal bernama Muhammad Husen.
Pelaku mengungkapkan alasannya membunuh bosnya sendiri karena sakit hati sering dipukuli. Selama bekerja, Husen mengaku sering dipukuli bila melakukan kesalahan. Salah satunya perihal antar mengantar galon. Selain itu, Husen mengaku tidak berani keluar dari tempat kerja itu karena KTP miliknya ditahan. Husen menyebut dirinya juga diancam dibunuh (detiknews.com, 13/5).
Sungguh, telah banyak pelaku pembunuhan sadis yang beritanya beredar di media sosial. Mulai dari dendam, hingga masalah sepele. Terkikisnya keimanan manusia membuat hati mudah rapuh dan emosi mudah kalut. Jika sudah lama ditumpuk akan menjadi boomerang pagi seseorang. Sampai-sampai nyawa jadi taruhan. Jika sudah seperti ini hanya penyesalan yang tersisa.
Belum lagi ucapan dan perbuatan manusia yang kadang menyakiti hati. Perasaan manusia mudah sensitif. Tanpa sadar, lidah yang tak bertulang ini gampang menyakiti meskipun hanya sekadar gurauan di sore hari. Itulah hakikat perasaan manusia yang mudah berubah.
Oleh karena itu, amat penting menumbuhkan rasa keimanan yang terkikis karena jauhnya agama dari kehidupan. Padahal, agama adalah pondasi penting dalam membangun perilaku manusia. Iman menghantarkan kepada sikap dan perbuatan manusia terikat dengan syariat-Nya. Hingga tak mudah melakukan perbuatan dosa yang diharamkan Tuhan-Nya.
Sudah menjadi langkah tepat menghilangkan sekularisme dari akarnya. Termasuk pula buahnya yakni kapitalisme Demokrasi yang semakin membawa kerusakan dari segala lini kehidupan.
Ismawati
Palembang, Sumatera Selatan
Views: 5
Comment here