Opini

Konser Coldplay dan Hilangnya Empati

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Azmi (Aktivis Muslimah)

wacana-edukasi.com, OPINI– Hidup ini tak lepas dari kesenangan dunia. Banyak kesenangan yang dapat diraih oleh manusia. Jalan untuk mendapatkan kesenangan pun bisa dengan berbagai cara, ada yang didapat dengan cara yang sederhana, ada pula yang memang memerlukan pengorbanan dan perjuangan.

Salah satu kesenangan di dunia ini adalah kesenangan manusia atas musik. Mereka yang amat menyukai musik akan berupaya menjadi bagian dari penikmat musik secara langsung dalam acara konser. Dan, hal ini pun terjadi di Indonesia ketika ada salah satu group band yang akan menyelenggarakan konser.

Coldplay, band yang dijuluki sebagai “The Most Successful Band of the 21st Century” ini mendapatkan antusiasme masyarakat Indonesia atas konsernya nanti pada tanggal 15 November 2023 di Jakarta, meskipun konser band yang terbentuk pada tahun 1996 tersebut akan dilaksanakan pada hari Rabu, hari kerja. (money.kompas.com, 12/5/2023)

Harga tiket dan layout konsernya pun resmi dirilis pada hari Kamis (11/5). (cnnindonesia.com, 11/5/2023)

Band Coldplay akan menyelenggarakan konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno, dengan bertajuk Music of The Spheres World Tour 2023. (grafis.tempo.co, 14/5/2023)

Namun ternyata, tak semua rakyat Indonesia mendukung rencana konser tersebut. Ada pula sebagian masyarakat yang menentang.

Persaudaraan Alumni (PA) 212 menentang keras rencana konser grup band Coldplay. Bahkan, bila konser Coldplay tetap digelar di Jakarta, alumni 212 siap menggelar aksi besar. (beritasatu.com, 13/5/2023)

Begitulah kehidupan, ada saja pro dan kontra dalam menjalankannya. Lalu, sebagai seorang muslim, bagaimana menyikapinya?

*Kesenangan Dunia*

Panggung yang megah dan tempat yang luas menjadi pasangan yang cocok untuk mengadakan konser group band. Terlebih, group band yang akan menghibur penonton merupakan group band yang terkenal, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Terlihat dalam konser sebelumnya pun banyak sekali penonton yang hadir menyaksikan pertunjukan musik yang dilakukan oleh group band Coldplay tersebut.

Alunan musik yang mengiringi membuat para penonton menikmati lagu sambil bergoyang melompat dan melambaikan tangan. Ditambah, vokalis yang berada di atas panggung mampu membuat suasana makin semangat. Namun, apakah hal seperti ini sesuai dengan syariat Islam?

Rencana kedatangan group band Coldplay ke Indonesia seolah menjadi magnet bagi masyarakat untuk bersenang-senang menyaksikan konser group band tersebut. Ada yang sampai rela mengambil tabungan demi membayar tiketnya. Ada juga yang merasa menonton konser group band tersebut merupakan sebuah self reward bagi dirinya yang telah bekerja keras selama ini. Bahkan, ada juga yang sampai berhutang.

Pengeluaran memang ada saja, tapi apakah dana yang dikeluarkan sudah dipertimbangkan berdasarkan skala prioritas? Apakah pengeluaran tersebut hanya untuk hura-hura semata? Apalagi jika uang yang dipakai untuk membeli tiket konser tersebut dari hasil berhutang dan hutang tersebut berbunga yang berarti ada riba di dalamnya. Jika terjadi demikian, alangkah ruginya, melakukan riba yang sudah jelas diharamkan oleh Allah Swt., hanya demi kesenangan duniawi.

Selain itu, tak dapat dipungkiri bahwa dalam sebuah konser, penonton laki-laki dan perempuan berada dalam satu tempat bersamaan dan pasti berdekatan. Hal ini jelas dilarang oleh ajaran agama Islam. Tidak boleh ada campur baur dengan yang bukan mahram dalam situasi yang tidak diperbolehkan dalam syariat. Belum lagi, jika penonton yang perempuan menghadiri konser dengan berdandan tebal dan berbusana terbuka menampilkan aurat. Astaghfirullah.

Dalam kondisi dan situasi di konser yang penuh dan sesak, adanya peluang melakukan tindak kejahatan seperti terjadinya pelecahan. Karena memang, para penonton berhimpitan satu dengan yang lainnya meskipun tanpa saling mengenal. Atau mungkin, tindak kriminal lainnya pun terjadi, seperti pencurian.

Banyak hal mereka lakukan demi meraih kesenangan, tanpa mempertimbangkan halal dan haram. Mereka seakan lupa akan pertanggungjawaban di akhirat kelak atas apa yang telah dilakukan.

Kemana Empati Pergi?

Adanya rencana penyelenggaraan konser Coldplay dengan biaya tiket yang terbilang tinggi tersebut, memperlihatkan bahwa tidak adanya empati terhadap masyarakat lain yang sedang berada dalam kondisi kekurangan. Masih banyak rakyat di negara ini yang kesulitan untuk memperoleh makanan sehari-hari. Masih banyak rakyat yang terkena penyakit, yang salah satunya disebabkan oleh gizi yang kurang tercukupi. Ternyata, masih banyak rakyat di negara ini yang berada dalam kemiskinan.

Di sisi lain, harga tiket yang cukup mahal, biaya hotel untuk menginap, biaya makan, transportasi, dan lain-lain, merupakan pengeluaran yang harus disiapkan untuk menonton konser tersebut. Dari harga tiket yang jutaan tersebut, nominal sebesar itu bisa untuk makan berbulan-bulan bagi masyarakat yang kurang mampu. Terlihat sekali bahwa adanya perbedaan yang jauh antara yang kaya dan yang tidak.

Kebahagiaan yang Hakiki

Nyatanya, masih banyak masyarakat yang berada dalam kemiskinan. Maka, tidaklah pantas jika bersenang-senang disaat masih ada yang kesusahan. Bukankah orang-orang mukmin itu bersaudara? Dan, bukankah orang-orang mukmin itu bagaikan satu tubuh yang apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut merasakan sakit?

Kebahagiaan seorang muslim adalah ridho Allah Swt.. Jadi, apa yang dilakukan di dunia ini harus sesuai dengan apa yang Allah perintahkan, serta menjauhi atau meninggalkan apa yang Allah larang. Hidupnya bukan hanya untuk kesenangan di dunia saja. Dengan melakukan apa yang Allah ridhoi, ketenangan akan didapatkan, kebahagiaan di akhirat pun akan diraih. Menanti kesenangan abadi, bukan kesenangan sementara.

Untuk meraihnya, seorang muslim akan berlomba dalam berbuat kebaikan. Termasuk dalam mengelola harta di dunia. Dan, jangan sampai dalam harta ada yang haram sekecil pun.

Juga, negara dalam Islam tidak akan memperbolehkan kegiatan yang ada aktivitas haram di dalamnya, seperti ikhtilat. Negara pun akan mengedukasi rakyatnya untuk tidak hura-hura. Negara akan fokus dalam mengurus rakyat dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka. Sehingga, rakyat akan memiliki kesejahteraan yang merata. Wallahu ‘alam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 110

Comment here