Surat Pembaca

Jalan Rusak, Indikasi Lempar Tanggung Jawab

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Hj Lathifah

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji mengatakan bahwa dana yang diberikan Pemerintah Pusat untuk perbaikan jalan di Provinsi sangat kecil. Inpres katanya Rp 30 triliun, ia mengusulkan 1,7 triliun, tapi di validasi cuma Rp200 Miliar lebih. Kemudian ia mengungkapkan, “Jadi, kalau Pemerintah Pusat ribut jalan di Kalbar rusak, saye senyum-senyum Jak,”. Ia pun berharap anggota DPR RI Dapil Kalimantan Barat, dapat bersuara ke Pemerintah Pusat agar anggaran untuk perbaikan jalan di Kalbar dialokasikan lebih besar (https://wartapontianak.pikiran-rakyat.com 07/05/2023).

Jalan merupakan infrastruktur yang sangat penting untuk rakyat. Karena jalan adalah milik umum dan pemeliharaannya diatur serta diawasi oleh pemerintah. Pemerintah pun tidak boleh abai, karena akses jalan memadai adalah tanggung jawab negara agar terpenuhi bagi seluruh rakyat.

Namun wajar jika hal ini tidak terjadi dalam sistem kapitalisme demokrasi saat ini. Pemerintah terkesan lambat dan abai. Bahkan anehnya, terjadi saling lempar tanggung jawab antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengurus kebutuhan rakyat. Walaupun hal tersebut merupakan kebutuhan yang harus dilakukan. Jika masyarakat telah berkoar-koar di media sosial, barulah ada tindakan untuk ditangani.

Sungguh ironis, di negeri yang kaya sumber daya alam, infrastrukturnya pada sebagian besar wilayah sangat buruk. Dengan sumber daya alam yang ada, seharusnya negeri ini mampu membangun infrastruktur terbaik untuk rakyatnya, termasuk akses jalan yang memadai.

Ini sangat berbeda ketika sistem islam diterapkan dalam sebuah negara. Peran negara dalam sistem islam adalah sebagai riayah umat. Teringat kisah Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu tentang jalan berlubang di Irak. Amirul mukminin Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu yang terkenal tegas juga tegar dalam memimpin kaum muslimin tiba-tiba menangis dan terlihat sangat terpukul. Informasi dari salah seorang ajudannya tentang peristiwa yang terjadi di tanah Iraq telah membuatnya sedih dan gelisah.

Seekor keledai tergelincir kakinya lalu jatuh ke jurang akibat jalan yang dilewati rusak dan berlobang. Melihat kesedihan khalifahnya, sang ajudan pun berkata: “Wahai Amirul Mukminin, bukankah yang mati hanya seekor keledai?” dengan nada serius dan wajah menahan marah Umar bin Khattab bekata: “Apakah engkau sanggup menjawab di hadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah engkau lakukan ketika memimpin rakyatmu?”

Dalam redaksi lain Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu berkata, “Seandainya seekor keledai terperosok di Kota Baghdad karena jalanan rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah Ta’ala, “Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?”

MasyaAllah, Khalifah Umar ra. menangis karena khawatir akan kurangnya periayahan terhadap rakyatnya. Bukan malah senyum-senyum ketika membahas ada kebutuhan rakyat yang tak terpenuhi. Jika saja pemimpin negeri ini mau belajar dari sejarah. Umar ra. saja merasa takut jikalau hewan terluka, bagaimana dengan nyawa manusia yang di dalam Islam sangat berharga? Ingat! korban jiwa akibat jalan rusak dan kecelakaan saat ini adalah manusia, bukan hanya hewan. Hal ini seringkali terabaikan serta ini adalah realitas.

Hebatnya Umar bin Khattab ra. ini bukan tersebab oleh dirinya semata, akan tetapi karena keislamannya, dan terpenting adalah sistem Islam yang menaunginya.

Pemimpin dalam islam bertanggung jawab sepenuhnya akan kepengurusan jalan, agar tidak terjadi kecelakaan dan aktivitas masyarakat berjalan dengan lancar. Kenyamanan dalam berkendara pun didapatkan. Pengusaha yang merusak jalan pun jika ada kerusakan harus segera diperbaiki walaupun kebutuhan infrastruktur jalan adalah tugas penguasa.

Betapa rindunya kita akan hadirnya sosok pemimpin dalam sistem Islam, yang selalu ada untuk rakyat, yang takut akan dosa, yang amanah yang mencintai dan dicintai rakyatnya. Tegaknya sistem Islam dengan semua peraturannya yang sempurna dan paripurna, sungguh kebutuhan yang tak bisa lagi ditunda. Umat begitu membutuhkannya. Mengganti sistem rusak kapitalisme dengan sistem Islam dalam bingkai negara yaitu Daulah Islamiyah.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 74

Comment here