wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Sekretaris Daerah Kalimantan Barat, Harisson membahas Perencanaan Intervensi Kesehatan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat saat memberikan mata kuliah umum di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Mahasiswa kedokteran diharapkan nantinya benar-benar menjadi dokter yang profesional dibidangnya dan meningkatkan pelayanan kesehatan di Kalbar sehingga mendongkrak derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, peningkatan akses pada layanan kesehatan di tingkat desa harus lebih diperhatikan. Melalui upaya pemenuhan tenaga kesehatan, peningkatan sarana pelayanan primer seperti Puskesmas dan klinik pratama, pemenuhan alat kesehatan dan obat, serta inovasi untuk pelayanan di daerah terpencil.
Berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki sistem kesehatan di negeri ini. Tapi sayangnya, selalu berujung pada keberpihakan terhadap korporat. Semua itu bisa dilihat dari adanya regulasi aturan yang di buat dalihnya untuk kepentingan rakyat. RUU Kesehatan contohnya yang terang-terangan menyerahkan penjaminan kesehatan masyarakat kepada swasta. Sehingga bisa dilihat rumah sakit swasta mulai banyak di kota-kota besar.
Jika sektor kesehatan sudah di tangan swasta, walhasil penyediaan faskes (fasilitas kesehatan) dan nakes hanya sekedar keuntungan bisnis. Akhirnya, tujuan mencetak dokter berkompeten sekedar untuk keuntungan korporat bukan rakyat.
Padahal sejatinya sektor kesehatan dikelola langsung oleh negara untuk kepentingan rakyatnya. Bahkan negara seharusnya memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada rakyatnya tanpa mengurangi kualitas layanannya.
Tapi sayang, semua itu tidak akan pernah kita dapatkan jika negeri ini masih menerapkan sistem kapitalisme. Sistem yang hanya memikirkan tentang untung dan rugi bahkan negara dalam melayani rakyat layaknya berbisnis. Posisi negara di sistem kapitalis hanya sekedar regulator saja. Pembuatan aturan untuk memuluskan bisnis korporat termasuk dalam hal layanan publik.
Itulah yang membuat kesehatan menjadi sangat mahal, fasilitas dan layanannya yang terus diperhitungkan bahkan untuk mengaksesnya pun dibuat berbelit. Hingga muncul narasi sarkasme “Orang miskin dilarang sakit!”.
Tapi hal seperti itu tidak akan pernah kita dapatkan saat negara menerapkan sistem Islam secara kaffah. Islam memandang kesehatan adalah hal yang penting bagi kehidupan manusia. Sebagaimana hadits Rasulullah Saw,
“Barang siapa yang pada pagi hari dalam keadaan aman tempat tinggalnya, sehat badannya, mempunyai makanan untuk hari itu, seolah-olah dunia dan seisinya telah terkumpul baginya” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dengan pandangan seperti itu, individu, masyarakat bahkan negara memiliki persepsi yang sama, bahwa kesehatan itu penting sehingga mereka peduli terhadap kesehatan. Ditambah dengan sarana dan prasarana yang disiapkan negara juga berkualitas dan gratis. Yang sumber pendanaannya berasal dari baitulmal. Mencetak tenaga kesehatan yang berkualitas juga hal yang diperhatikan dengan tujuan untuk kepentingan rakyat.
Hal itu memperlihatkan betapa sistem Islam sangat memperhatikan kesehatan. Karena penguasa juga menyadari bahwa kepemimpinan mereka akan dipertanggungjawabkan diakhirat. Bukan sekedar untuk keuntungan dunia. Wallahu’alam bishowab.
Mia Purnama
Pontianak
Views: 12
Comment here