Surat Pembaca

Menilik Fenomena Sifilis dan Nasib Generasi Mendatang

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Istilah sifilis ini agaknya masih terdengar asing oleh sebagian masyarakat. Definisi yang tertulis di laman kemkes.go.id, sifilis atau penyakit raja singa adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini biasanya terdapat di alat kelamin, rektum atau mulut dengan kontak langsung, yang parahnya penyakit ini dapat merusak jantung, otak atau organ lainnya. Penyakit ini juga dapat diturunkan dari ibu kepada anaknya yang belum lahir.

Ibarat kata, ada asap ada api, fenomena sifilis pun demikian. Merebaknya sifilis ini sebab adanya kondisi yang menyebabkan seseorang tertular, seperti bergonta-ganti pasangan seksual (poliamori), memiliki orientasi seks dengan sesame laki-laki, orang yang terinvekasi HIV, dan pasangan penderita sifilis.

Survey yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) kota bandung, Anhar Hadian, di laman cnnindonesia.com, Sabtu, 17 Juni 2023, mengatakan terdata dari kurun waktu 2020-2022 kasus sifilis terus meningkat. Beradaskan data, terdapat 11.430 orang di tahun 2020 yang diperiksa ditemukan 300 yang positif sifilis. Pada tahun 2021 ada sebanyak 12.228 yang diperiksa, ditemukan 332 yang positif sifilis. Sedangkan pada tahun 2022, positivity rate sebesar 3 persen. Selain itu, 30 persen dari total kasus positif sifilis itu merupakan warga yang berdomisili di luar kota bandung. Menurut pihaknya, tingginya fenomena penyakit sifilis di Kota Bandung ini deibebakan karena tingganya pemeriksaan, perilaku seks masyarakat di perkotaan, dan hubungan seksual yang dilakukan secara tidak aman.

Dampak yang krusial juga kepada nasib generasi kita mendatang. Anhar juga menyinggung tentang penguatan kerja ssama engan kelompok yang bergerak di bidang pencegahan penyakit seksual disamping Dinkes yang melakukan pemeriksaan untuk penanganan. Anhar dan pihaknya juga akan concern melakukan koordinasi kepada para pekerja seks serta menghimbau masyarakat agar mencegah diri dari tertular penyakit sifilis yang penularannya kian tingg dengan tidak melakukan hubungan seks yang beresika dan melakukan hubungan seks dengan pasangannya saja. Namun, yang menajdi titik kritis apakah dengan dilakukan pemeriksaan, sosialisasi penyakit sifilis serta penjangkauan pada para pekerja seks dapat memutus rantasi fenomena gunung es sifilis?

Maraknya fenomena sifilis yang rentan menular pada calon bayi atau generasi secara umum menunjukkan buruknya pergaulan saat ini. Masalah besar yang Nampak seperti efek yang ditimbulkan dari adanya seks bebas atau bahkan hubungan sesame jenis. Kerusakan pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan bebas melakukan interaksi, bahkan ada pemahaman jika hubungan pria dan Wanita itu melulu tentang urusan libido seksual sebagaimana ajaran Sigmun Freud. Sungguh miris mengingat nasib generasi mendatang yang diperburuk dengan legalisasi LGBT di negeri ini.

Dalam pandangan Islam, tata pergaulan telah ditetapkan oleh as-Syari’ atau Allah SWT. Di dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah. Sebagaimana firman Allah, “Allah telah menjadikan bagi kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri dan telah menajdikan bagi kalian dari istri-istri kalian itu anak-anak dan cucu”(TQS an-nahl [16]:72) dan dalam as-Sunnah, Rasulullah bersabda “’persetubuhan salah seorang di antara kalian (dengan istri-nya) adalah sedekah.’ Mereka bertanya.’wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?’ Rasulullah menjawab, ‘Tahukah engkau jika seorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa? Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapatian pahalanya.’”(HR. Muslim). Begitulah islam dan syariatnya yang diterapkan dalam bingkai peradaban yang mampu menundukkan pemahaman manusia semata-mata untuk menjaga keselamatan generasi. Allahu ‘alam

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 13

Comment here