Surat Pembaca

Menghibur Rakyat, Jangan Mengundang Maksiat

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Roda perekonomian sedang digalakkan setelah gelombang covid-19 menghantam kehidupan. Banyak hal dicanangkan oleh pemerintah, salah satunya dengan menjadikan event-event dan konser musik sebagai industri ekonomi kreatif. Mengingat event seperti ini benar sangat diminati oleh masyarakat.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bernyanyi duet dengan Pasha Ungu dalam acara ‘Pontianak Music Fest 2023’. Edi Kamtono sangat mendukung acara ini, dan menerima usul Pasha untuk mengundang band-band yang ada di Pontianak setiap acara Pemkot untuk tampil menghibur masyarakat. Misalkan pada Hari Jadi Kota Pontianak pada 23 Oktober 2023. Event-event dan konser-konser musik akan menjadi sebuah industri ekonomi kreatif yang akan membangkitkan roda perekonomian di Kota Pontianak (https://www.suarapemredkalbar.com/read/potret/11072023/usulkan-undang-anak-anak-band-setiap-acara-pemkot).

Namun, pemerintah hendaknya mempertimbangkan, bahwa konser musik bisa jadi salah satu daya tarik memasarkan nilai liberal yang merusak norma agama. Berpikir ulang sisi negatif yang mungkin terjadi pada event tersebut.

Adanya aktivitas campur baur dan kemaksiatan yang dilarang Islam seperti mabuk-mabukan, perkelahian, perjudian, pergaulan bebas, lgbt, dan kekacauan lainnya tak bisa dihindarkan.

Seharusnya tidak boleh faktor keuntungan semata yang dijadikan rujukan. Negara seharusnya sadar bahwa ini bisa melemahkan dan merusak generasi khususnya generasi muslim karena terseret dalam pusaran penjajahan asing terhadap nilai-nilai agama.

Tentu, ini bisa saja menyasar para pemuda sebagai pilar bangsa. Bukankah hal yang bahaya? Pemuda yang seharusnya juga bisa menjadi penggerak perekonomian masa depan, justru dibuat terlena, hingga lupa apa perannya. Beginilah potret kehidupan yang berkiblat pada sistem Sekuler Kapitalis. Seolah tak berpikir panjang dalam menentukan kebijakan. Asal tancap ketika terlihat akan ada keuntungan.

Generasi muslim seharusnya menjadi generasi mulia, generasi yang mampu menjaga kehormatan bukan malah jadi pengekor gaya hidup hedon yang merusak. Hal ini bukan berarti hiburan sama sekali dilarang, namun sebagai kaum muslim akan diarahkan kepada hiburan yang mendekatkan diri pada Allah Swt, pemilik alam semesta.

Meskipun jika terbangun ketakwaan individu dan kontrol di masyarakat, namun selama sistem yang mengatur kenegaraan bukan dengan Islam maka persoalan dekadensi moral generasi tidak akan pernah terselesaikan. hal tersebut semakin diperparah dengan gagalnya negara dalam pengelolaan sumber daya demi kesejahteraan rakyat.

Berbeda dengan sistem Islam yang selalu membekali individu dengan pemahaman Islam, menerapkan aturan dalam menjaga pergaulan, mengontrol penyebaran konten di media sosial, hingga memberikan sanksi tegas tiap tindakan kejahatan. Maka butuh sinergitas dalam upaya mewujudkan generasi sebagai pilar penjaga kegemilangan Islam. Dengan begitu akan terbentuk generasi berkualitas, yang bukan hanya mampu menggerakkan perekonomian. Bahkan juga sebagai pionir peradaban.

Sri Purwanti
Sambas-Kalbar

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 20

Comment here