Surat Pembaca

Tawuran Pelajar Berulang, Butuh Solusi Cemerlang

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Haneem (Pegiat Literasi)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Hal yang tengah menjadi buah bibir masyarakat saat ini dan menunjukkan salah satu potret buram para remaja, yakni terdapat 20 pelajar yang diamankan di Polsek Gunung Putri, Kabupaten Bogor pada Sabtu, 22 Juli 2023 dikarenakan terlibat tawuran antar pelajar. Mendapati hal demikian, orang tua mana yang hatinya tidak pilu. Baru 6 (enam) hari masuk sekolah, orang tua sudah dibuat syok dengan adanya panggilan dari pihak kepolisian. Sebut saja, Pak Wawan, seorang wali murid yang putranya terlibat tawuran. Dilansir dari beritasatu.com, beliau menyampaikan bahwa anak beliau baru masuk SMK. Beliau mengaku syok sampai hampir menangis. Beliau berharap kejadian tersebut tidak akan terulang kembali (23/07/2023).

Di tempat lain, tepatnya di Jakarta Utara juga terjadi hal yang sama. Mirisnya, motif tawuran di Jakut ini hanyalah untuk membuat konten. Mereka ingin eksis di jagad medsos. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Penjaringan Kompol Harry Gasgary mengungkapkan, “Mereka ingin eksis. Mungkin buat konten juga di situ sehingga viral.” (antaranews.com, 18/07/2023).

Sungguh teramat disayangkan. Moral para remaja zaman now kian terkikis. Mudah ikut arus yang mengantarkannya pada jurang kenistaan. Tidak hanya melakukan perkelahian, ada pula yang suka mabuk-mabukan, nge-drugs, dan perbuatan nista lainnya. Kehidupan singkat yang diberi oleh Sang Pencipta digunakan untuk melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat. Na’uzubillah.

Berbeda sekali dengan kisah heroik Muhammad Al Fatih. Di usia 21 tahun pemuda ini telah memimpin ratusan ribu pasukan terbaik dan berhasil menaklukkan Kota Konstatinopel. Ada lagi, Mush’ab bin Umair. Ia adalah duta dakwah yang diutus oleh Rasulullah Muhammad Saw. untuk membuka dakwah di Madinah. Ia begitu piawai dalam menyebarkan Islam. Para pemimpin kabilah yang awalnya menolak dakwahnya, akhirnya terbuka hatinya untuk menerima cahaya Islam. Luar biasa lagi, masyarakat mau diatur dengan aturan yang bersumber dari Pencipta secara kaffah. Mereka bersedia hidup di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.

Potret para sahabat dan generasi setelahnya pada masa kejayaan Islam begitu mempesona. Mereka memiliki kepribadian Islam yang begitu mantap. Poros hidupnya adalah untuk menjalankan satu misi, yakni taat kepada Allah. Mereka berlomba-lomba menunaikan amal kebaikan demi menggapai rida Allah. Mereka menyadari betul bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara saja. Suatu hari nanti mereka akan menghadapi hari penghitungan amal.

Jika ditanya, mengapa produknya bisa berbeda? Apa resep rahasianya?

Perlu diketahui bahwa para sahabat dan generasi setelahnya memiliki kepribadian Islam yang begitu menawan karena mereka telah dibina dengan Islam. Islam menjadikan hidup lebih bermakna. Orang menjadi paham ke manakah mereka sejatinya harus melangkah. Pada intinya, mereka memiliki gambaran visi-misi yang jelas dalam mengarungi bahtera kehidupan. Oleh karena itu, mereka tidak mudah tergelincir ke dalam lembah hitam yang membinasakan.

Selain itu, masyarakat di bawah sistem Islam adalah masyarakat yang saling peduli. Mereka gemar melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Saling menasehati, sehingga mereka dapat menjadi orang-orang yang selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Ditambah lagi, adanya penerapan syariat Islam secara kaffah. Maka, menjadi jaminan kehidupan masyarakat menjadi aman dan damai.

Untuk kehidupan now di mana sistem kapitalisme masih merajai kehidupan, hal yang wajar jika banyak pemuda dari kalangan pelajar melakukan tawuran, bahkan dengan menggunakan peralatan yang berbahaya, seperti parang, pisau, dan yang lainnya. Hal ini dikarenakan kapitalisme telah melahirkan liberalisme. Paham ini telah mendorong orang-orang merasa bebas berbuat apa saja sesuai keinginannya. Tidak peduli apakah yang dilakukan itu berdampak buruk bagi dirinya dan orang lain atau tidak. Yang penting, dengan tawuran mereka dapat menunjukkan aksi “keren-kerenan”, uji ketangguhan terhadap lawan, dan tujuan-tujuan buruk lainnya.

Dengan menilik 2 (dua) pola kehidupan di atas, seharusnya kita menyadari bahwa kita menginginkan kehidupan yang aman dan damai. Tentunya, satu-satunya sistem yang mampu merealisasikan harapan tersebut adalah sistem yang berasal dari Sang Pencipta, yakni Khilafah Islamiyyah. Dengannya, negeri-negeri Islam menjadi negeri-negeri yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Inilah solusi cemerlang yang akan mampu memangkas berulangnya tawuran antar pelajar.

Wallaahu’alam bish-shawwab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 59

Comment here