Surat Pembaca

Si Melon Bikin Ngegas

blank
Bagikan di media sosialmu

Fenomena kelangkaan Si Melon dan lahirnya Si Pink seolah gayung bersambut. Si Melon dibuat langka agar Si Pink bisa melenggang di pasaran. Secara perlahan Si Melon bersubsidi akan dihilangkan dengan dalih selama ini peredaran Si Melon tidak tepat sasaran, yang seharusnya diperuntukkan untuk rakyat miskin itupun hanya yang terdaftar saja.

Oleh: Retno Wahyuningtiyas
(Aktivis Muslimah, Sleman, DIY)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Si Melon (baca: tabung gas melon hijau) kembali berulah. Sejumlah daerah mengalami kelangkaan gas melon. Hal ini membuat aktivitas dapur rumah tangga maupun kuliner kalang kabut. Tak hanya itu, selain langka, didapati terjadi lonjakan kenaikan dari harga gas melon normal. Fenomena di atas semakin menambah deretan masalah di negeri ini. Apakah yang menyebabkan hal demikian terjadi? Bagaimana bisa negeri dengan kekayaan SDA yang melimpah ruah harus mengalami hal demikian?

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati buka-bukaan soal penyebab LPG 3 kg langka. Ia mengatakan kelangkaan terjadi karena peningkatan konsumsi. “Juli ini memang ada peningkatan konsumsi sebesar 2 % sebagai dampak dari adanya libur panjang beberapa waktu lalu. Kami sedang melakukan recovery dari penyedia distribusinya untuk mempercepat,” ujarnya melalui keterangan resmi (CNN Indonesia, 25/7/2023).

Di rentang waktu yang bersamaan, beredar foto di media sosial yang memperlihatkan produk Bright Gas 3 kg. Tabungnya berwarna pink seperti yang ukuran 5,5 kg, namun ukurannya lebih kecil karena isinya 3 kg. Kemudian ada juga tulisan “LPG Non Subsidi” di tabung Bright Gas 3 Kg itu (Kompas TV). Meskipun Bright Gas 3 kg uji coba pertama diluncurkan sekitar tahun 2018 di wilayah Jabodetabek dan Kota Surabaya, penjualan di pasaran sangat minim. Banyak masyarakat yang masih menggunakan tabung gas melon 3 kg karena harganya lebih murah dari tabung Bright Gas pink. Oleh karena itu, peluncuran tabung pink Bright Gas adalah berdasarkan survei kebutuhan konsumen. “Ini adalah bagian dari diversifikasi produk Bright Gas dan menjadi opsi bagi masyarakat yang ingin membeli LPG 3 Kg non susbidi,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Gintings kepada Kompas.tv, Rabu (26/7/2023).

Fenomena kelangkaan Si Melon dan lahirnya Si Pink seolah gayung bersambut. Si Melon dibuat langka agar Si Pink bisa melenggang di pasaran. Secara perlahan Si Melon bersubsidi akan dihilangkan dengan dalih selama ini peredaran Si Melon tidak tepat sasaran, yang seharusnya diperuntukkan untuk rakyat miskin itupun hanya yang terdaftar saja. Dengan kemunculan Si Pink maka beban subsidi pemerintah akan semakin ringan. Karena secara tidak langsung rakyat yang lain akan dipaksa membeli tabung gas dengan harga normal tanpa subsidi. Begitulah cara kerja sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Negara hanya sebagai pengawas kebijakan, bukan sebagai pelayan rakyat yang bekerja atas dasar kepentingan rakyat.

Dalam Islam, kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api (HR. Abu Dawud dan Ahmad). Hadis tersebut menyatakan bahwa kaum muslim (manusia) berserikat dalam air, padang rumput, dan api. Dan bahwa ketiganya tidak boleh dimiliki oleh individu. Dalam hal ini gas LPG termasuk dalam kategori api yang seharusnya semua rakyat bisa mengakses dan mendapat manfaat secara adil dari harta-harta milik umum tersebut. Dan mekanisme ini hanya bisa dirasakan ketika menggunakan sistem Islam dalam penerapannya. Sistem Islam akan mampu menjamin ketersediaan LPG secara stabil dengan harga yang terjangkau, bahkan bisa gratis. Tidak mengandalkan ketergantungan dengan harga LPG dunia atau negara lain. Begitu pun juga tidak ada istilah subsidi ataupun non subsidi, karena sejatinya semua ragam kekayaan SDA benar-benar akan dikelola oleh negara untuk sebesar-besar kemaslahatan rakyat. Wallahu’alam

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 28

Comment here