Surat Pembaca

Energi Pemerintah Seharusnya Diprioritaskan ke Mana?

blank
Bagikan di media sosialmu

Seperti inilah potret negara dalam sistem kapitalisme yang perannya tidak sebagai pengurus urusan rakyatnya. Pembangunan tidak di prioritaskan untuk kepentingan rakyatnya, akan tetapi demi kepentingan segelintir orang saja. Proyek pembangunan dalam sistem kapitalisme bisa dipastikan tidak akan membawa pemerataan dalam pembangunan.

Oleh Sindi Laras Wari (Aktivis Muslimah)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Di tengah kehidupan yang saat ini terasa kian mengimpit, di situ pula pada saat yang bersamaan diadakan revitalisasi taman. Alangkah lebih baik apabila dana yang ada diprioritaskan kepada kepentingan umum yang semuanya dapat merasakan dan menikmati. Namun, begitulah bila hidup dalam belenggu kapitalis. Pemerintah Kota Medan akan merevitalisasi tempat digelarnya Horseback Archery Championship, dan terutama Taman Cadika di Jalan Karya Wisata. Dengan revitalisasi ini diharapkan dapat menghasilkan atlet berkuda dan memanah yang profesional (waspada.co.id).

Merevitalisasi Taman Cadika Stable disampaikan oleh Muhammad Bobby Afif Nasution sebagai Wali Kota Medan pada saat menghadiri acara Horseback Archery Championship pada 22 Juli 2023. Revitalisasi diadakan untuk mempercantik dan memperluas tempat memanah dan berkuda untuk para atlet sehingga mampu melahirkan atlet yang profesional. Tidak hanya itu, revitalisasi tersebut juga diperuntukkan untuk atlet cabang olahraga lainnya secara bergantian.

Dilansir dari Tribun Medan 12 Juli 2023, revitalisasi Taman Cadika dimulai pada bulan Agustus 2023 ini. Muhammad Bobby Afif Nasution sebagai Wali Kota Medan juga mengatakan revitalisasi Taman Cadika menghabiskan biaya hingga sebesar Rp22 miliar, yang menggunakan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) dari beberapa pengusaha di Kota Medan. Revitalisasi Taman Cadika memakan dana yang cukup besar, hal tersebut tidak sebanding dengan keadaan masyarakat dan daerah kota medan itu sendiri. Pasalnya banyak hal pokok lainnya yang seharusnya lebih di prioritaskan seperti bidang pendidikan, kesehatan termasuk infrastrukturnya dibandingkan dengan proyek revitalisasi ini.

Proyek revitalisasi Taman Cadika juga bukan sebuah proyek yang urgen dibangun, karena pada saat yang sama banyak hal yang lebih urgen lagi dan harus lebih diprioritaskan. Pembangunan yang harus diprioritaskan lagi seperti pembangunan bangunan sekolah yang rusak, perbaikan jalan yang rusak, pendidikan didapatkan secara gratis agar masyarakat miskin yang tidak mampu dapat merasakan mengenyam pendidikan dibangku sekolah yang diinginkannya.

Seperti itulah gerak pembangunan pada sistem kapitalis saat ini, melakukan suatu pembangunan apabila terdapat keuntungan di dalamnya bukan berlandaskan pada kepentingan rakyat. Karena hari ini banyak orang yang putus sekolah diakibatkan biaya sekolah yang cukup mahal, ditambah lagi dengan biaya seragam sekolah dan dana yang dibutuhkan untuk berangkat ke sekolah.

Hal tersebutlah yang seharusnya lebih diprioritaskan saat ini, sebab ketika masyarakatnya mengenyam pendidikan maka masyarakatnya akan menjadi masyarakat yang terdidik dan memiliki peluang untuk lebih maju. Karena ketika masih banyak masyarakat yang putus sekolah, maka putus juga harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Maka dari itu, seharusnya kita bisa melihat hal apa yang harusnya lebih di prioritaskan.

Seperti inilah potret negara dalam sistem kapitalisme yang perannya tidak sebagai pengurus urusan rakyatnya. Pembangunan tidak di prioritaskan untuk kepentingan rakyatnya, akan tetapi demi kepentingan segelintir orang saja. Proyek pembangunan dalam sistem kapitalisme bisa dipastikan tidak akan membawa pemerataan dalam pembangunan.

Pembangunan dalam Islam

Berbanding terbalik dengan Islam, Islam menjadikan proyek pembangunan untuk kepentingan rakyatnya. Hal tersebut menjadikan perencanaan pembangunan dilakukan dengan matang dan secara realistis, tidak hanya asal Asalan. Di dalam Islam negara berperan sebagai pengurus urusan rakyatnya, sehingga pembangunan dalam negeri Islam tidak akan dilakukan atas orientasi bisnis apalagi demi kepentingan para pemilik modal. Dalam Islam, pembangunan bukan hanya sekedar kemegahan dari infrastruktur yang ada untuk fasilitas publik. Tetapi juga memperhatikan pembangunan Sumber Daya Manusia berkepribadian mulia dan bermental pemimpin. Hal tersebut dikarenakan sumber daya manusia unggul adalah modal dasar membangun peradaban gemilang.

Negara membangun fasilitas umum seperti jalan raya, jembatan, bendungan, pelabuhan, bandara udara dan sejenisnya. Negara juga akan membangun rumah sakit dan sekolah yang merata ke seluruh wilayah. Begitu pun pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang kebutuhan air, listrik dan migas bagi setiap warga yang berada dalam naungan negara Islam.

Semua pembangunan tersebut merupakan infrastruktur yang dibutuhkan seluruh manusia, maka negara wajib untuk menyediakan keberadaannya. Karena hal tersebut fasilitas umum, maka warga negara yang ingin memanfaatkan tidak dipungut biaya alias gratis. Karena negara bertanggung jawab atas biaya pembangunan tersebut, makan negara harus memastikan dananya tercukupi. Sebab ketiadaannya mengakibatkan keberbahayaan bagi kehidupan masyarakat. Hanya negara Islam-lah dengan penerapan hukum Islam secara kafah yang telah membuktikan kesejahteraannya dalam menaungi rakyatnya selama 13 abad lamanya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya [21]: 107).

Wallahualam bissawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 12

Comment here