Padahal sejatinya terus dibodohkan dengan keadaan. Warga Papua harusnya sadar bahwa yang mereka alami bukan tidak adanya pasokan pangan. Namun penerapan sistem ekonomi dan politik sekuler kapitalisme yang tidak berpihak kepada rakyat Papua lebih mementingkan para pemilik modal oligarki yang pada akhirnya menyengsarakan dan kemiskinan terus melanda warga Papua.
Oleh. Ummu Qiya
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Sebanyak enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Satu orang di antaranya adalah anak-anak. Para korban meninggal setelah mengalami lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala. Sementara itu menurut data Kementerian Sosial, ada 7.500 jiwa yang terdampak kekeringan. Imbasnya mereka mengalami kelaparan lantaran gagal panen.
Sungguh tragis, kelaparan di Papua sampai menghilangkan nyawa. Anomalinya, Papua kaya sumber daya alamnya, bahkan ada Perusahaan Tambang Freeport sejak lama disana. Kasus ini menggambarkan betapa ada ketimpangan pembangunan di wilayah Papua yang sebenarnya kaya, apalagi negara ini sudah merdeka 78 tahun lamanya.Tetap warga Papua hingga detik ini kemiskinan dan kelaparan masih berlangsung dengan melestarikan kebudayaan primitifnya kearipan lokal.
Padahal sejatinya terus dibodohkan dengan keadaan. Warga Papua harusnya sadar bahwa yang mereka alami bukan tidak adanya pasokan pangan. Namun penerapan sistem ekonomi dan politik sekuler kapitalisme yang tidak berpihak kepada rakyat Papua lebih mementingkan para pemilik modal oligarki yang pada akhirnya menyengsarakan dan kemiskinan terus melanda warga Papua.
Sementara Islam memiliki sistem ekonomi politik yang mensejahterakan semua rakyat yang ada dalam wilayahnya, tanpa melihat potensi wilayah tersebut. SDA (sumber daya alam) yang melimpah akan dikelola negara dan hasilnya untuk kesejahteraan rakyatnya. Negara berdaulat dalam mengurusi urusan negerinya. Tanpa intervensi siapa pun apalagi campur tangan pihak asing yang banyak kepentingan didalam nya dan Islam melarang (haram) hukumnya.
Negara sebagai pelindung rakyatnya tidak dibiarkan rakyatnya kelaparan. Bahkan negara memastikan individu per individu terpenuhi semua kebutuhannya. Periayahan yang penuh tanggung jawab sebagai pemimpin negara yaitu Khalifah selalu kontroling kepada seluruh warganya. Semua ini hanya ada dalam naungan sistem Islam daulah khilafah. Semua rakyat akan tercukupi kebutuhannya dan hidup sejahtera. Tidakkah kalian merindukannya!
Wallahu a’lam bish-shawwab
Views: 7
Comment here