Opini

Marak Tawuran Pelajar, Ada Apa dengan Generasi Saat Ini?

blank
Bagikan di media sosialmu

Jika dimaknai sesuai fakta, tawuran berarti membuat kumpulan geng entah itu geng motor atau geng yang lainnya, kemudian mereka merealisasikan rencananya dengan menyerang geng yang berbeda dengannya, salah satu tujuannya untuk mendapatkan eksistensi diri terhadap kumpulan geng yang mereka buat.

Oleh : Sartika
(Tim Pena Ideologis Maros)

wacana-edukasi.com, OPINI– Tawuran antar pelajar kini kembali terjadi di berbagai daerah. Mirisnya, terjadi di awal tahun ajaran baru. Di kutip dari beritasatu.com 18 Juli 2023, Polresta Tangerang mengamankan 69 pelajar yang berencana melakukan aksi tawuran pada hari pertama masuk sekolah atau pada tahun ajaran baru di kawasan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten. Pada Senin 17 Juli 2023.

Tidak hanya itu, seorang pemuda di wilayah Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang juga terkena imbas dari aksi tawuran yang dilakukan pelajar. Dikutip dari tangerangnews.com 23 Juli 2023, sebuah video beredar memperlihatkan seorang pemuda yang tergeletak di atas tanah sambil meringis kesakitan disebabkan seluruh tubuhnya dilumuri banyak darah. Di ketahui pemuda tersebut terkena sabetan senjata tajam dari aksi tawuran tersebut hingga terluka parah.

Ada Apa Dengan Generasi Saat Ini ?

Jika dimaknai sesuai fakta, tawuran berarti membuat kumpulan geng entah itu geng motor atau geng yang lainnya, kemudian mereka merealisasikan rencananya dengan menyerang geng yang berbeda dengannya, salah satu tujuannya untuk mendapatkan eksistensi diri terhadap kumpulan geng yang mereka buat.

Eksistensi diri ini muncul dari Ghorizatul Baqa’ atau naluri mempertahankan diri. Seorang pelajar yang sedari awal tidak memahami secara syari mengenai potensi hidup akan cenderung berpotensi melakukan aksi tawuran. Terlebih seorang pelajar yang memang telah terprovokasi dengan paham-paham sekulerisme liberal.

Paham sekulerisme yakni memisahkan agama dari kehidupan ini membuat generasi buta dengan konsep pahala dan dosa. Faktanya, aksi tawuran jelas merupakan suatu keburukan sebab segala aktifitasnya dapat merugikan, mencelakai bahkan menghilangkan nyawa setiap orang yang berada disekitarnya termasuk orang yang tidak bersangkutan atas aksi tawuran tersebut, seperti pelajar lain, pejalan kaki dan pengendara yang kebetulan melintas di jalan tempat terjadinya tawuran.

Di samping itu, adanya paham liberal yang menjunjung tinggi 4 nilai kebebasan salah satunya kebebasan berprilaku, artinya setiap manusia yang telah terprovokasi dengan paham ini bebas melakukan apa saja selama itu -katanya- tidak merugikan orang lain, namun berbanding terbalik dengan aksi tawuran yang jelas merugikan orang lain. Jika paham sekulerisme membuat manusia buta dengan konsep pahala dan dosa maka paham liberal membuat manusia buta dengan konsep 5 hukum syara’ dua diantaranya yakni halal dan haram, alhasil kepribadian yang dimiliki generasi semakin lemah.

Hal itu semakin diperparah dengan adanya sistem pendidikan ala kapitalisme bos daripada kedua paham tersebut yakni sekulerisme liberal. Kapitalisme mengomersialkan pendidikan dan memfokuskan pada pencapaian nilai-nilai akademik hingga abai terhadap pembinaan terhadap para pelajar. Pelajaran agama juga semakin minim keberadaannya di sekolah-sekolah, kalaupun ada pelajaran agama hanya sebatas bahan ajar semata tanpa adanya pembentukan ruh (kesadaran) dan idrak silla billah (kesadaran akan hubungannya dengan sang Pencipta).

Di tambah lagi dengan, tidak adanya sanksi tegas negara dalam menangani aksi tawuran yang marak dilakukan para pelajar. Penguasa saat ini terkesan abai dan tampak gamang dalam menyelesaikan kasus tawuran yang seringkali marak terjadi. Begitupun dengan sistem hukum ala kapitalisme, seorang pelajar yang belum berusia 18 tahun belum bisa dipenjarakan karena dianggap masih anak-anak. Dengan demikian hukum tidak dapat berlaku tegas kepada preilaku kriminalitas salah satunya pelaku tawuran. Kurang sarana apalagi ideologi saat ini merusak generasi ?!

Akhiri Dengan Sistem Islam

Ketika sistem kapitalisme beserta akidah dan asasnya yang tidak mampu menyelesaikan persoalan dikalangan pelajar salah satunya tawuran bahkan menjadi biang daripada persoalan tersebut. Sudah seharusnya menggantinya dengan sistem Islam yang jelas memiliki solusi disetiap persoalan hidup manusia termasuk persoalan tawuran yang tengah marak dikalangan pelajar.

Mengapa Islam dikatakan dapat menyelesaikan berbagai persoalan hidup manusia termasuk tawuran, sebab selain sesuai fitrah manusia juga Islam memiliki konsep yang jelas dan tegas dalam menjaga generasi dari kerusakan. Karena generasi merupakan estafet peradaban dan dipundak generasilah perubahan akan kembali bangkit.

Dalam sistem Islam terdapat sebuah kepemimpinan yang menerapkan sistem syariah Islam secara keseluruhan -kaffah- yakni Khilafah. Khilafah akan melakukan pembinaan terhadap generasi secara intensif dari segi akidah Islam yang kuat, ilmu dan tsaqofah yang memumpuni serta berjiwa pejuang fisabilillah. Sarana pembinaan yang dilakukan Khilafah betul-betul membentuk ruh dalam diri generasi.

Selain itu, Khilafah juga akan menerapkan sistem sanksi atau uqubat yang tegas dan efektif sebab sistem sanksi dalam Islam tidak dapat mentolerir setiap perbuatan kriminalitas termasuk tawuran, siapapun pelakunya, siapapun yang terlibat, meski belum berusia 18 tahun, sanksi tetap akan berlaku. Apatah lagi dalam hal melukai dan membunuh seseorang yang tidak bersalah, tentu akan dikenai sanksi qisas.

Dengan demikian, generasi tidak akan berani melaut tindakan kriminalitas yang dapat merugikan dirinya dan orang lain. Sebab sistem sanksi yang diterapkan Khilafah bersifat zawajir dan jawabir. Dan semua itu hanya akan terwujud ketika kaum muslim mau bersama-sama, bersatu dalam mengembalikan sistem kehidupan Islam.

Wallahu’alam Bisshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 92

Comment here