Surat Pembaca

Memutus Mata Rantai TPPO

blank
Bagikan di media sosialmu

Paham sekularisme menjadikan perilaku manusia dalam kehidupan dikuasai oleh nafsu. Arah kehidupan tidak lagi dilihat dari sudut pandang akhirat, melainkan hanya untuk mengejar kesenangan duniawi. Iming-iming kekayaan tanpa harus bekerja keras membuat orang mengambil jalan pintas dengan menjual organ tubuh.

Oleh Dewi Royani, MH (Dosen dan Pemerhati Generasi)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Astaghfirullah, kembali terjadi di negeri kita. Kasus jaul beli manusia untuk diambil organ tubuhnya, kembali terkuak.

Dikutip dari detik.com, Tim gabungan Polda Metro Jaya menguak kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Bekasi, Jawa Barat dengan modus jual beli ginjal ke Kamboja. Setidaknya ada sejumlah 12 tersangka telah ditangkap dalam kasus kejahatan ini. Mereka memiliki profesi berbeda-beda, mulai dari guru hingga lulusan S2 dari universitas ternama di Indonesia. Di antaranya ada 2 aparat yang terlibat, yakni oknum anggota kepolisian dan oknum petugas imigrasi. (detik.com, 21/7/2023)

Upaya penanggulangan tindak pidana tersebut pada dasarnya telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Sayangnya, setelah menjadi UU, jumlah tindakan perdagangan manusia di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Banyak prosedur yang dilanggar oleh sindikat dan pendonor. Selain harus lulus pemeriksaan kesehatan, calon pendonor juga harus memenuhi syarat administrasi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 38 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Transplantasi Organ.

Bagaimanapun, prosedur penjualan ginjal ini dipilih secara sukarela oleh korban. Apabila ditelusuri, keterlibatan sebagian warga negara, oknum aparat, dan oknum petugas imigrasi dalam kejahatan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya seperti kemiskinan, keserakahan dan lemahnya iman. Semua faktor tumbuh akibat penerapan sistem kapitalis sekuler.

Dalam sistem kapitalis sekuler, orang meminggirkan peranan agama dari kehidupan. Pada akhirnya manusia hanya mengejar kesenangan materi sebagai tujuan hidup. Oleh karena itu, ini membenarkan berbagai cara untuk memperoleh kekayaan. Himpitan hidup karena kesulitan pekerjaan dan tingginya harga pangan. Juga layanan kesehatan dan pendidikan mahal sampai tak terjangkau. Kesulitan hidup tersebut telah membuat praktik-praktik instan bahkan haram dalam menghasilkan uang semakin diminati.

Paham sekularisme menjadikan perilaku manusia dalam kehidupan dikuasai oleh nafsu. Arah kehidupan tidak lagi dilihat dari sudut pandang akhirat, melainkan hanya untuk mengejar kesenangan duniawi. Iming-iming kekayaan tanpa harus bekerja keras membuat orang mengambil jalan pintas dengan menjual organ tubuh.

Sangat disayangkan bahwa negara telah membiarkan masyarakat terpapar paham sekularisme kapitalis. Ini karena negara saat ini menerapkan aturan yang berakar pada kapitalisme sekuler. Misalnya, dalam sistem pendidikan sekuler menciptakan manusia yang lemah imannya dan bertindak seenaknya. Hasilnya adalah pegawai pemerintah yang tidak dapat dipercaya dalam pelaksanaan tugasnya. Sistem hukum yang berlaku pun dinilai gagal memberi efek jera bagi pelaku kejahatan.

Kondisi ini berbeda ketika Islam diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat terlindungi dari kejahatan dan hidup sejahtera. Masyarakat dilindungi dari  praktik haram dan  berbahaya dalam berekonomi. Islam menempatkan bahwa keamanan dan kesejahteraan masyarakat harus dijamin oleh negara (khilafah). Karena Khalifah penjamin urusan rakyat dan pelindung. Rasulullah Saw. bersabda:
“Imam/Khalifah itu laksana penggembala, dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap gembalaannya.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Pengurusan rakyat dilakukan dengan menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Menjamin kesejahteraan umat dengan menerapkan sistem ekonomi Islam yang komprehensif. Negara mengelola sumber daya alam yang melimpah. Menurut Islam, sumber daya alam adalah bagian dari milik umum yang harus dikelola oleh negara. Hasilnya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat secara umum.

Negara Khilafah  akan  menyediakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Dalam hal ini, negara memastikan bahwa setiap ayah atau wali mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga mereka memperoleh kekayaan untuk menghidupi keluarganya yang menjadi tanggungannya. Tentu saja, sangat penting untuk memberikan pelatihan profesional sesuai dengan minat dan keterampilan mereka.

Selain itu, negara menawarkan kesempatan kerja sebanyak mungkin. Pengelolaan sumber daya alam yang mandiri oleh negara secara otomatis menciptakan lapangan kerja di beberapa bidang. Mulai dari tenaga ahli hingga pekerja terampil. Khilafah menerapkan sistem pendidikan Islam. Kemudian mencetak generasi berkepribadian Islam dengan keimanan yang kokoh. Juga menyandarkan setiap amal generasi pada syariat Allah.

Khilafah juga membangun tatanan dunia yang mengintegrasikan bangsa-bangsa lemah dan kuat ke dalam negara ini. Khilafah juga akan menindak sindikat perdagangan internasional yang beroperasi di berbagai negara. Khilafah akan menerapkan sistem sanksi Islam untuk menghukum mereka. Khilafah juga akan mempropagandakan bahwa ia harus benar-benar memberantas semua kejahatan internasional seperti perdagangan manusia. Jika kapitalisme menciptakan perbudakan modern, perdagangan manusia, maka Khilafah akan menciptakan jaminan kesejahteraan, dan  keamanan bagi rakyatnya. Tidakkah kita ingin menerapkan sistem yang luar biasa ini?

Wallahualam bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 7

Comment here