Surat Pembaca

Istri Bakar Suami, Keluarga Harmonis hanya Mimpi

blank
Bagikan di media sosialmu

Sungguh, keharmonisan keluarga sangat didambakan siapapun manusia. Hidup penuh kasih sayang antar anggota keluarga, saling pengertian, komunikasi efektif di dalam keluarga, kerjasama dalam keluarga, kesejahteraan spritual, dan minimnya konflik dalam keluarga

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Wanita bernama Sutiyeh (40) tega membakar suaminya sendiri berinisial Sudiman (37) dengan pertalite. Peristiwa itu terjadi di Desa Pal IX, Kecamatan Sungai Kakap di Kubu Raya, Kalimantan Barat pada Senin (7/8) pukul 01.00 WIB.

Insiden ini bermula saat korban memilih tidur di kandang sapi usai terlibat cekcok dengan istrinya. Korban pun panik hingga melompat ke dalam kolam di dekat kandang sapi. Korban akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kubu Raya untuk mendapat perawatan. Korban mengalami luka bakar 60-70 persen. Meluas di bagian belakang dari ujung kaki hingga leher (https://www.detik.com/ 09/08/2023).

Kasubsi Penmas Kubu Raya Aiptu Ade Surdiansyah mengatakan bahwa pelaku minta duit untuk beli buku anaknya yang sekolah, tapi tidak dikasih oleh korban. Kalau cekcoknya memang mereka sudah sering. Atas perintah bapak Kapolres, ia membuat LP berdasarkan keterangan pelaku saja. Karena setelah mendatangi korban untuk tanda tangan terhadap laporan polisi tersebut tapi korban tidak mau. Korban dan keluarganya justru menolak melaporkan pelaku, padahal kasusnya sudah viral ke mana-mana.

Sungguh, keharmonisan keluarga sangat didambakan siapapun manusia. Hidup penuh kasih sayang antar anggota keluarga, saling pengertian, komunikasi efektif di dalam keluarga, kerjasama dalam keluarga, kesejahteraan spritual, dan minimnya konflik dalam keluarga.

Namun impian keluarga harmonis ini kian terkikis dan kian mustahil diwujudkan di sistem sekuler dan kapitalisme saat ini. Tuntutan kehidupan yang mendera hak meraih pendidikan anak, mendera para penanggung nafkah yang kesulitan mencari kerja dengan penghasilan yang mencukupi, serta para ibu yang juga didera keterbatasan untuk mendidik dan menyiapkan kebutuhan keluarga bahkan ada yang juga harus turut memikirkan pundi-pundi rupiah.

Kejadian diatas bisa terelakkan jika terjadi perubahan sistemik dalam sistem politik di negeri ini. Karena secara kasuistik sudah terlalu menggejala bahkan menjadi fenomena ketidakharmonisan keluarga seperti ini. Lebih sedih lagi karena sudah tergolong tindak pidana karena perbuatan membakar itu bisa mengancam nyawa.

Tentu hal ini pun sulit jika hanya diatasi dengan penegakan hukum (kuratif) dengan hukuman yang tidak menjamin efek jera. Jika dipenjara, keluarga pun tak punya lagi penanggung nafkah. Jika pun mau berhutang, mereka rentan terjerat hutang riba atau lintah darat yang tak memecahkan masalahnya.

Selain perubahan sistemik, institusi keluarga sangat memerlukan peran negara untuk turut membantu dari segala aspek. Jalankan sistem ekonomi sesuai Islam, dengan memperluas lapangan pekerjaan, menjamin stabilitas harga kebutuhan pokok serta menyediakan sistem pendidikan sesuai Islam yang tidak memberatkan kalangan miskin.

Tak kalah penting adalah merancang edukasi terbaik bagi SDM umat ini dengan Islam dan ilmu pengetahuan, agar menjadi pribadi Islam yang tangguh dan bisa menghadapi kehidupan mendatang dengan Islam. Artinya kehadiran Islam dirasakan sebagai problem solver dari peran-peran negara yang menerapkan syariat Islam bagi kehidupan umatnya dan keluarganya.

Yeni
Pontianak-Kalbar

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 25

Comment here