Surat Pembaca

Islam, Mampu Menyejahterakan Seluruh Rakyat

blank
Bagikan di media sosialmu

Sungguh sistem Islam yang mampu memberikan kesejahteraan pada seluruh rakyatnya bukan sistem kapitalis- demokrasi. Oleh karena itu, marilah kita berupaya mewujudkan sistem tersebut kemudian meninggalkan sistem kapitalisme. Walhasil dengan penerapan sistem Islam seluruh rakyat akan sejahtera.

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Berita menggembirakan datang dari kalangan ASN. Pasalnya, presiden Joko Widodo akan menaikkan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) sebesar 8% pada tahun depan. Selain kenaikan ASN, presiden juga mengusulkan kenaikan ASN pusat dan daerah/ TNI/Polri sebesar 8% dan kenaikan pensiunan sebesar 12%. Kenaikan gaji tersebut juga diharapkan dapat meringankan beban PNS untuk menghadapi tekanan kenaikan harga tahun depan (CNBC. Indonesia, 19/8/2023).

Kebijakan pemerintah dalam menaikkan gaji ASN pada tahun 2024 nanti memang perlu disyukuri. Akan tetapi sangat disayangkan kenaikan yang ada dibarengi dengan harga kebutuhan hidup yang serba mahal, sepert: beras, gula, telur, gas, listrik, dan sebagainya. Belum lagi kebutuhan dasar publik seperti kesehatan dan pendidikan harus dipenuhi rakyat dengan harga yang mahal.

Selain itu, perl;u dipertanyakan mengapa pemerintah terkesan hanya menyejahterakan rakyat hanya dari kalangan ASN? Bukankah kewajiban negara itu menyejahterakab seluruh rakyat?

Di sisi lain, apabila kita amati kinerja ASN tidak bagus. Bahkan ASN yang ada nampak bergaya hidup hedonis dan hobi flexing atau pamer kekayan, misalnya: eks pejabat Dirjen Pajak Rafael Alun, kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono dab Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto.

Begitulah watak pemimpin yang lahir dari sistem kapitalisme. Pemimpin yang ada hanya memberikan kjesejahteraan sebagian rakyatnya bukan rakyat seluruhnya. Lebih dari itu, sistem kapitalisme yang memandang kebahagiaan materi adalah segala-galanya. Maka wajar ASN yang ada adalah ASN yang suka flexing atau pamer dan bergaya hidup hedonis atau cinta dunia namun tidak bagus kinerjanya.

Hal ini tentu berbeda dengan pemimpin yang lahir dalam sistem Islam atau Khilafah. Pemimpin dalam sistem Khilafah Islam akan senantiasa meiayah rakyatnya dengan sebaik mungkin tanpa membedakan ASN atau rakyat sipil. Pemimpin dalam sistem Islam menganggap rakyat adalah amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Pun pemimpin dalam sistem Islam mendudukkan dirinya sebagai pelayan rakyat. Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda; “imam atau khalifah adalah pemelihara urusan rakyat, ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap urusan rakyatnya.” (HR. Bukhori Muslim).

Dalam upaya memberikan kesejahteraan pada rakyat. Khilafah akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang mencakup distribusi kepemilikan hak yang menjadi milik individu, umum maupun negara. Adapaun kekayaan SDA misalnya:hasil hutan, hasil laut, dan hasil pertanian termasuk kepemilikan umum. Semuanya dikelola negara dan hasilnya untuk kemaslahatan rakyat. Harta tersebut disimpan dalam Baitulmal. Negara juga memiliki pemasukan yang berasal dari zakat, fai, ghanimah, anfal, kharaj, jizyah, usyr, khumus, rikaz yang hasilnya juga dimasukkan dalam baitul mal. Negara pun akan menjamin kebutuhan sandang, pangan, dan papan tetap stabil sehingga rakyat mampu membelinya. Adapun kebutuhan dasar publik seperti kesehatan, keamanan, dan pendidikan dipenuhi negara dengan gratis dari hasil pengelolaan SDA.

Sungguh sistem Islam yang mampu memberikan kesejahteraan pada seluruh rakyatnya bukan sistem kapitalis- demokrasi. Oleh karena itu, marilah kita berupaya mewujudkan sistem tersebut kemudian meninggalkan sistem kapitalisme. Walhasil dengan penerapan sistem Islam seluruh rakyat akan sejahtera. Wallahu’alam Bishowab.

Sri Retno Ningrum
Pati- Jawa Tengah

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 7

Comment here