Oleh Santy Mey
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Berdasarkan hasil analisa dan kajian serta prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisiķa ( BMKG ) bahwa mulai bulan Juli hingga september mendatang akan terjadi musim kemarau yang panjang. Akibat dari perubahan cuaca El Nino yang merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya sehingga dampak yang ditimbulkan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik bagian tengah dan mengurangi curah hujan yang akan memicu terjadinya kondisi kekeringan di wilayah Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Bandung melakukan langkah-langkah antisipasi ancaman kekeringan dampak perubahan cuaca El Nino.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengatakan, hasil rapat koordinasi pada Rabu 23 Agustus 2023 itu merekomendasikan untuk menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan selama 30 hari ke depan mulai 24 Agustus 2023 hingga 23 September 2023.
“Selain itu, Beliau pun berharap kepada para camat agar memantau wilayahnya terkait kondisi ketersediaan air bersih, kebutuhan masyarakat dan pertanian. Para camat dan para kepala desa juga diharapkan melakukan pengawasan kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah terutama di lahan perkebunan yang dapat berpotensi meluasnya kebakaran karena faktor cuaca kemarau.
Sehingga akibat yang di timbulkan dari El Nino ini berdampak kepada semua sektor terutama sektor kesehatan dan pertanian, terutama yang paling terdampak lahan pertanian tadah hujan yang masih menggunakan sistem pertanian tradisional yang sangat bergantung pada iklim dan curah hujan. Selain itu, kondisi kekeringan tersebut dapat berujung pada bencana kebakaran hutan dan lahan yang akan menimbulkan krisis kabut asap. Di samping itu musim kemarau juga mengakibatkan udara akan menjadi kering dan banyak debu sehingga sangat rentan terhadap penyebaran penyakit.
Sebenarnya, pemanasan global yang terjadi bisa diantisipasi dengan kebijakan yang integral karena selama ini lahan yang menjadi sumber resapan air seperti hutan yang sudah beralih fungsi menjadi pemukiman bahkan menjadi tempat wisata, sehingga sudah tidak tersedianya lahan tempat untuk menampung air. Maka ketika terjadi musim kemarau tidak tersedia cadangan air. Padahal air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Maka disini peran Pemerintah lah yang paling di butuhkan untuk mengantisipasi jauh-jauh hari sebelum terjadi akibat yang di timbulkan dari perubahan cuaca El Nino ini. Mengingat fenomena ini bukan peristiwa yang biasa sebab akibat yang di timbulkannya menyangkut hajat hidup orang banyak.
Disini Pemerintah selain menetapkan status siaga darurat, di perlukan adanya penyuluhan dan pengarahan kepada masyarakat tentang fenomena El Nino itu sendiri sehingga masyarakat paham akibat yang ditimbulkan dan apa saja yang harus di waspadai dari peristiwa tersebut, tidak kalah penting juga mengajak masyarakat untuk melaksanakan sholat istisqo memohon di turunkannya hujan karena peristiwa ini tidak lepas dari kuasa Allah SWT.
Sementara dalam sistem Islam, sebelum dan sesudah bencana akan dipikirkan segala sesuatunya termasuk dalam hal pengelolaan air akan sesuai dengan syariah dengan konsep pelayanan dan penjagaan kelestarian lingkungan agar air tetap lestari dan mampu memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga ketika terjadi musim kemarau pun kebutuhan air akan tercukupi.
Di samping itu, menurut pandangan Islam peristiwa El Nino ini adalah tanda yang disebutkan Rasulullah SAW yang merupakan isyarat dari Allah SWT agar manusia bersegera mendekatkan diri kepada-Nya sebelum bumi dan seluruh isinya di hancurkan. Karena kerusakan di laut dan di bumi disebabkan tangan-tangan manusia.
Wallahu’alam bishawab
Views: 6
Comment here