Oleh Santy Mey (Ibu Rumah Tangga)
Wacana-edukasi com, SURAT PEMBACA– Masalah kemiskinan ekstrim, sudah terjadi sejak lama dan Indonesia termasuk negara miskin ke dua setelah India. Bahkan sampai saat ini kemiskinan ekstrim belum terselesaikan, hampir di setiap daerah ada saja warganya yang mengalami kemiskinan ekstrim, apalagi di daerah terpencil yang jauh dari jangkauan karena kesulitan akses. Sementara, di kabupaten Bandung sendiri dengan melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS) saja diketahui menunjukkan angka yang cukup banyak sekitar 93.480 ribu jiwa. Lebih parah lagi akibat dari kemiskinan ekstrim ini terjadinya stunting.
Sebagaimana kita ketahui, Kemiskinan ekstrim merupakan kondisi dimana kesejahteraan masyarakat berada di bawah garis kemiskinan ekstrim, artinya mereka menghadapi kondisi ekstrim di mana berbagai penghalang membuat mereka terjebak di bawah ambang batas.
Kemiskinan ekstrim dan shunting ini sebenarnya sudah menjadi permasalahan global, maka harus di tangani secara serius dan tuntas karena hal ini menyangkut jiwa manusia. Terlebih lagi masalah shunting yang sebagian besar terjadi pada balita karena mengalami masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Maka jika hal ini di biarkan berlarut-larut dan tidak di tangani secara serius akan mengancam jiwa manusia terlebih lagi stunting bisa menyebabkan kematian. WHO yang merupakan Organisasi Pangan dunia yang menangani Masalah gizi bahkan Indonesia pun salah satu anggotanya tidak mampu mengatasi stunting.
Perihal upaya Pemkab Bandung dalam mengatasi masalah kemiskinan dan stunting dengan menjadikannya prioritas penanganan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RP JMD) dan berbagai upaya dilakukan seperti di buatnya kebijakan-kebijakan berupa program-program, salah satunya program rehabilitasi rumah tidak layak huni (rutilahu) tetapi hanya sebuah perencanaan tertulis saja kenyataannya masih banyak rumah warga yang tidak layak untuk di tempati, ini menandakan bahwa program tersebut tidak mampu merubah dan menyelesaikan masalah secara tuntas sampai ke akarnya.
Sungguh Ironis, di negara Agraris ini yang kaya akan rempah-rempah dan sumber daya alam yang melimpah ternyata penduduknya harus mengalami kemiskinan ekstrim dan bahkan sampai terjadinya stunting. Ini adalah salah satu bukti ketidak seriusan pemerintah dalam meriaya masyarakat, lalu dimana tanggung jawab penguasa terhadap kesejahteraan rakyatnya, bukankah Pemerintah sebagai abdi negara berkewajiban memenuhi hak-hak rakyatnya. Tetapi realitanya, masyarakat yang hidup di negeri dengan kekayaan alam yang melimpah ruah tetapi tidak bisa menikmatinya yang ada hanyalah penderitaan yang berkepanjangan. Ini terjadi karena sistem kapitalis yang masih berpijak di muka bumi ini, sehingga apapun yang seharusnya menjadi hak rakyat di manfaatkan untuk mencari keuntungan mereka saja, sehingga nampak yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin saja.
Adalah kesalahan besar dan sangat miris, tatkala alam semesta yang subur ini dengan sumber daya alam dan rempah-rempah yang melimpah ruah harus jatuh ketangan para oligarki sebagai pemilik modal. Dengan kata lain, pemerintah dalam mengelola sumber daya alam dengan mudah menyerahkannya kepada pihak swasta demi meraup keuntungan rela mengorbankan rakyat. Bahkan baru-baru ini ada kabar berita bahwa sampang yang berada di Riau mau di jual ke pihak asing, hal ini akan menambah penderitaan rakyat saja.
Bukan suatu hal yang mustahil, jika dalam pemerintahan Islam masalah kemiskinan ekstrim dan shunting akan terselesaikan dengan baik sebab dalam sistem Islam bahwa negara akan menjalankan amanah untuk mensejahterakan rakyat tanpa pengecualian. Karena Allah SWT pun menciptakan alam semesta ini semata-mata untuk kebutuhan manusia, maka tentunya pemerintah akan mengelola sendiri sumber daya alam ini untuk kesejahteraan rakyat.
Terlebih lagi dalam sistem ekonomi Islam, sumberdaya alam akan di kelola sendiri dengan tidak melibatkan pihak swasta apalagi sampai menyerahkannya kepada asing, pemimpin Islam tentunya tidak akan membiarkan terjadinya korporasi dimana para pengusaha menjadi penguasa. Sistem ekonomi Islam juga tentunya akan memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam di lakukan secara merata agar hasilnya bisa di nikmati seluruh rakyat. Sehingga masyarakat pun akan merasakan kesejahteraan dan tentunya terbebas dari kemiskinan dan stunting.
Wallahu’alam bishawab
Views: 14
Comment here