Oleh : Aisyah (Pontianak-Kalbar)
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Semarak perayaan agenda wisata Robo-Robo yang merupakan warisan budaya tak benda di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat yang telah diakui pemerintah pusat dan dunia. Perayaan Robo-robo tidak hanya terasa di Mempawah, hampir di seluruh wilayah di Kalimantan Barat bahkan telah dikenal luas juga di nusantara, senantiasa dirayakan pada setiap rabu terakhir di bulan Safar Tahun Hijriyah.
Biasanya umat Islam khususnya melayu melakukan pembacaan doa dalam rangkaian Budaya Robo-robo. Doa tolak bala agar menghindarkan serta menjauhkan masyarakat dan daerah dari bala dan marabahaya.
Tentu miris jika di tengah masyarakat modern yang kian religius, meyakini budaya Robo-robo sebagai upaya tolak bala (menolak musibah) namun hanya atas motivasi budaya semata, bukan motif beribadah pada Allah Ta’ala. Apalagi, jika hanya sebagai seru-seruan demi ambisi kota budaya atau kota wisata yang akan mendongkrak perekonomian.
Sebenarya tak ada yang salah jika sebagai bangsa yang memiliki ragam adat istiadat dan budaya untuk terus mempertahankan budaya Robo robo ini. Namun, jika upaya melestarikan adat istiadat dan budaya tersebut bertentangan dengan Islam maka tidak boleh di biarkan dan dipertahankan.
Ajaran Islam itu sangat indah dan mudah. Jika kita ingin meminta sesuatu kepada Allah, langsung mintalah dengan berdoa. Tidak butuh sarana budaya, apalagi dengan perantara dan sesajian yang dibuang ke lautan. Tentu harus mengutamakan hal-hal yang sesuai dengan adab-adab berdoa.
Peradaban bangsa di dunia sedang dikendalikan oleh Barat. Mereka senang jika kita terlalaikan akan aqidah dengan melestarikan budaya. Kita diajak menjadi pembebek, demi pariwisata dan ambisi ekonomi, kita masuk dalam azas sekularisme yang melahirkan kapitalisme. Bagi barat, keuntungan dunia telah menjadi urat nadi kehidupan negara mereka, tak ayal jika bukanlah agama yang mewarnai kebudayaannya, namun kebudayaanlah yang kerap mewarnai agamanya.
Lihat saja bagaimana budaya pergaulan liberal, cara berpakaian, atau pun cara berinteraksi yang sangat jauh dari tuntunan agama, bahkan dalam bidang sistem pendidikan pun cenderung mencontoh kepada budaya barat, yang berupaya memisahkan bahkan menghilangkan ajaran agama di dalamnya.
Link: https://harianberkat.com/2023/09/14/robo-robo-di-segedong-semarak-bupati-mempawah-ajak-lestarikan-budaya-leluhur/
Views: 14
Comment here