Surat Pembaca

Ironi, Imbauan Stop Boros Beras

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Dalam rangka menyikapi harga beras yang merangkak naik, PJ Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni menimta masyarakat setop boros pangan khususnya beras dengan cara makan tidak banyak dan tidak membuang makanan serta mencari alternatif pengganti beras. Alternatif itu seperti singkong, jagung, atau bahan pangan lain yang setara dengan nasi. Supaya harga beras bisa stabil di pasaran.

Selain itu, Agus Fatoni juga meminta seluruh Kabupaten Kota di Sumsel untuk menggelar pasar murah dan juga mengontrol harga pasar dan mengajak warga membudayakan berkebun di halaman rumah. Pertanyaan ini beliau sampaikan pada acara HUT kota Prabumulih ke 22 di gedung DPRD Prabumulih pada Selasa (17/10/2023) (TribunNews.sumsel.com, 18/10).

Sungguh, pernyataan ini bisa melukai hari rakyat. Dimana pemerintah terkesan berlepas tangan atas masalah yang terjadi. Kita tahu bahwa beras adalah salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Tingginya harga beras dipengaruhi oleh beberapa faktor. Satu di antaranya adalah faktor tata kebijakan ekonomi ala kapitalisme.

Harga-harga kebutuhan dasar masyarakat dan mekanisme pasar dikuasai oleh para kartel, mafia, dan oligarki. Selain itu, ada ketidakmampuan negara mengelola pertanian dalam negeri, sehingga pemerintah mengedepankan kebijakan impor beras yang justru menimbulkan masalah baru. Pengelolaan harga ada di tangan para mafia.

Memberikan solusi alternatif makan pengganti beras, atau imbauan stop boros beras adalah wujud nyata lepas tangan penguasa. Imbauan stop boros beras di tengah maraknya kasus kemiskinan dan kelaparan adalah sebuah ketimpangan. Darimana bisa boros, sementara untuk membeli kebutuhan pokok masih kesulitan. Ironi. Rakyat harus berjuang sendiri dalam menyambung kehidupan. Kualitas para pemimpin dalam sistem hari ini jauh dari harapan dan fungsinya sebagai penanggung jawab rakyat.

Sementara di dalam Islam, menetapkan bahwa pemerintah adalah penanggung jawab rakyat. Tanggung jawab itu terkhusus ada pada terjaminnya stok kebutuhan pangan bagi rakyatnya. Mudah, murah, dan berkualitas tanpa ‘digendong’ oleh pihak swasta (asing).

Berbagai paradigma jaminan pangan telah dijelaskan dalam Islam. Mekanisme pengelolaan pangan dalam sistem ekonomi Islam juga terbukti menyejahterakan. Sayangnya, hal ini hilang dalam peradaban sistem sekuler kapitalistik yang menghilangkan peran negara sesungguhnya.

Oleh karena itu, menegakkan sistem Islam adalah tanggung jawab kita semua. Dengan dakwah menjemput janji Allah Swt. agar tegak syariat Islam di bumi Allah ini.

Ismawati
Palembang, Sumatera Selatan

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 12

Comment here