Opini

Rusaknya Moral Generasi, Tanda Rusaknya Regulasi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Siti Aminah, S.Pd (Pegiat Literasi Lainea)

wacana-edukasi.com, OPINI– Ada pepatah mengatakan, Jika rusak perempuannya maka rusaklah negeri itu. Sebaliknya jika baik perempuannya maka baiklah negeri itu. Mengapa demikian? Karena bisa dikatakan perempuan adalah tiang negara. Bagaimana tidak, merekalah yang melahirkan generasi bangsa. Mereka pula yang memberikan pendidikan ilmu dasar untuk anak-anaknya. Ilmu tentang mengenal Tuhannya, mengenal dirinya bahwa dia adalah sebagai hamba. Ibu pula yang mengenalkan pertama kali tentang alam semesta ini. Olehnya itu dibutuhkan ibu yang tangguh agar melahirkan generasi penerus bangsa.

Tapi nyatanya, kondisi hari ini kita mendapati perempuan mengalami keterpurukan atau degradasi moral yang sangat merosot. Jika moral anak perempuan hari ini merosot, bisa dipastikan generasi mendatang akan tambah hancur.

Ini terbukti dari fakta yang ada, bahwa banyaknya generasi yang melakukan aborsi. Sebagaimana dilansir dari tribunjatim.com, seorang pak RT syok karena menyadari selama ini tertipu pemilik salon dan perkantoran. Pak RT tertipu dan memberikan izin kepada pemilik untuk membuka salon kecantikan. Rupanya bukan salon kecantikan, ternyata tempat tersebut dijadikan lokasi klinik ilegal. Saat kasusnya sudah diusut kepolisian, ditemukan beberapa barang bukti yang tak bisa berkelit lagi (5/11/2023).

Dikutip juga dari humas.polri.go.id, Polda Metro Jaya lakukan penggeledahan di sebuah rumah yang diduga sebagai praktik aborsi ilegal di Jalan Tanah Merdeka, Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur. Pada saat penggeledahan, tim Puslabfor melakukan pembongkaran pada tangki septik untuk mengumpulkan bukti-bukti. Benar saja, tim puslabfor berhasil menemukan sejumlah tulang yang diduga berasal dari janin hasil aborsi yang dibuang para pelak (3/11/2023).

Maraknya aborsi, menjadi tanda rusaknya masyarakat. Generasi terjerumus dalam pergaulan bebas. Mereka tertipu dengan dunia dan mengikuti hawa nafsunya tanpa memikirkan dampak dan akibat dari perbuatannya. Padahal ini merupakan perbuatan yang sangat terlaknat. Berzina saja sudah merupakan dosa besar, apalagi membunuh janin.

Namun karena nafsu sudah menguasai diri remaja, maka mereka rela mengorbankan kehormatannya dan setelah mengetahui hamil di luar nikah, mereka kelabakan. Akhirnya mereka rela membunuh janin yang dikandungnya. Nauzubillah.

Semua ini tentu tidak lain karena buah sistem rusak yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Itu terbukti dari sistem aturannya adalah liberal atau kebebasan. Akhirnya para remaja bebas melakukan apa saja tanpa batasan. Ditambah lagi sistem pendidikannya adalah sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan), sistem informasi (bebas diakses), juga sistem sanksi (tidak memberikan efek jera).

Berbicara tentang sistem pendidikan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang berakibat pada acuh tak acuhnya remaja untuk memahami agamanya (Islam). Mereka malah lebih mementingkan atau lebih cenderung pada dunia. Hanya foya-foya, mencari kesenangan semata, dan pada akhirnya melupakan Tuhannya.

Belum lagi dari segi sistem informasi, apapun bisa diakses sekali klik link langsung muncul apa yang diinginkan. Akhirnya tidak sedikit kita menemukan usia-usia SMA, SMP, bahkan SD sudah kecanduan video-video terlarang. Akibatnya mereka mencari sasaran dan melampiaskan hawa nafsunya dan terjadilah aborsi. Mirisnya lagi, aborsi aman disuarakan untuk mencegah kematian ibu dan berbagai resiko lainnya dan memberikan hak reproduksi bagi perempuan sesuai yang dikampanyekan dunia. Mereka merasa bahwa perempuan memiliki hak atas dirinya, dia berzina setelah itu hamil kemudian dia aborsi, itu adalah hak dia. Akhirnya anak-anak perempuan rusak karena regulasi yang dibuat oleh para penentu kebijakan.

Begitu juga sistem sanksi yang tidak memberikan efek jera. Itu terbukti terus berulangnya kasus aborsi ini. Dari tahun ke tahun masalah ini belum juga terselesaikan. Yang mestinya pelaku malah dianggap sebagai korban. Akibatnya berdampak pada yang lain juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama, toh tidak dihukum juga.

Jadi, semua persoalan yang terjadi di negeri ini tidak lain karena regulasi yang diterapkan tidak memanusiakan manusia. Semua berlawanan dengan fitrah manusia. Bukankah manusia itu terbatas? Jika manusia terbatas, maka semua yang keluar dari aturannya tidak akan adil dan berpotensi merusak. Buktinya kasus aborsi ini yang tidak kunjung usai. Inilah fakta penerapan sistem kapitalisme sekularisme liberalisme.

Dalam Islam jelas dan lugas terkait aborsi. Aborsi haram hukumnya. Sebagaimana firman Allah SWT: “Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan denRusaknya Moral

Islam tidak memfasilitasi adanya layanan aborsi aman. Ketika memfasilitasi itu artinya ikut andil untuk membunuh manusia. Islam tidak mengakui adanya hak reproduksi sebagaimana dalam terminologi barat. Karena yang berhak mengatur manusia itu adalah Allah, bukan manusia. Allah Subhanahu Wa Taala yang telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan Allah pulalah yang memberikan aturan untuk kebaikan manusia.

Islam menjamin kualitas kepribadian individu muslim melalui berbagai macam cara. Di antaranya penanaman akidah yang berdampak pada ketundukan individu kepada Allah SWT, lingkungan terkondisikan dengan saling mengingatkan dalam kebaikan, dan negara memberikan sanksi yang tegas bagi siapa saja yang melanggar hukum syariat.

Maka inilah sebaik-baik sistem dan mampu menjaga manusia dari berbuat kerusakan. Sudah terbukti dan teruji ketika diterapkan di masa lampau selama kurang lebih 14 abad lamanya mampu menjaga generasi, bahkan mampu melahirkan generasi-generasi yang mumpuni. Wallahu A’lam

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 35

Comment here