Oleh : Sandra. Wk
wacana-edukasi.com, REMAJA-– Jika kita amati di media sosial (medsos) maupun di dunia nyata, banyak orang-orang yang salah dalam mengartikan ta’aruf. Kuy, kita bahas!
Fakta, orang yang bilang katanya ta’aruf. Tapi makan, jalan dan foto berduaan. Itu mah bukan ta’aruf tapi lebih tepatnya ta’tahan. Ta’aruf itu perkenalan antara laki-laki dan perempuan, tapi melalui perantara. Bukan komunikasi secara langsung antara laki-laki dan perempuan tersebut.
Contoh : Si laki-laki melalui perantara gurunya dan perempuan melalui istri dari gurunya tersebut. Bisa juga lewat orang tua. Laki-laki tersebut lewat perantara orang tuanya dan orang tua laki-laki tersebut menyampaikan kabar ke pada orang tua perempuan tersebut.
Apakah sampai disini bisa dipahami ? Kita lanjut lagi, Gaes. Jika selama perkenalan itu laki-laki dan perempuan tersebut menyetujui, lalu dilanjutkan silahturahmi antara kedua keluarga untuk menanyakan lebih lanjut keseriusan dari kedua calon. Kalau sudah pasti keputusan menerima dari masing-masing calon, maka dilanjutkan lagi ke jenjang yang lebih serius yaitu khitbah. Dengan syarat, kedua calon sama-sama mau lanjut.
Selama belum terjadi khitbah, biasanya si perempuan dan laki-laki diberi jangka waktu untuk berpikir kembali paling lama 3 bulan untuk memantapkan hati dengan istikharah. Jika sudah ada keputusan antara kedua calon, maka calon akan mengabarkan ke perantaranya tersebut. Kemudian perantara menyampaikan kepada si calon tersebut, kalau keputusan sudah sama-sama bisa menerima, bisa dilanjutkan ke jenjang selanjutnya.
Berbeda lagi jika, salah satu dari calon ada yang tidak menyetujui, berarti tidak ada kecocokan. Maka cukup hingga silahturahmi dan tidak perlu dilanjutkan. Karena, membangun sebuah rumah tangga itu harus dari saling mempercayai, menyukai dan adanya kecocokan dalam visi dan misi berumahtangga. Oleh karena itu, tidak boleh ada paksaan. Namun jika sama-sama menyetujui, maka ada pertemuan kedua kalinya yaitu dengan tujuan khitbah.
Lantas, apa sih arti dari khitbah itu ? Dan apa pula isi dari pembicaraan khitbah tersebut? Khitbah artinya meminang atau melamar, dengan maksud meminta perempuan tersebut dijadikan istri (bagi diri sendiri atau orang lain).
Isi dari pembicaraan khitbah tidak lain adalah menetapkan tanggal acara berlangsungnya akad, dengan konsep apa, yang diinginkan dari kedua calon, bukan keinginan orang lain ya, Gaes! Tapi, lebih baik dan benar adalah, sesuai syari’at Islam.
Bagaimana sih proses khitbah menurut Islam?
Proses khitbah itu sendiri simpel banget lho, teman-teman. Yaitu, mengetahui dan melihat calon istri, memastikan calon tidak dalam proses dilamar orang lain, dan pihak perempuan berhak menolak atau menerima khitbah. Sampai disini teman-teman sudah paham tentang ta’aruf dan khitbah, kan?
Lantas, sekarang muncul versi lamaran saling menukar cincin, pasang dekorasi (pesta), berdandan secara berlebihan dan lain-lainnya. Kemudian, pada saat proses lamaran si calon menolak lamaran tersebut. Apakah tidak malu dengan apa yang sudah dipersiapkan layaknya sudah pasti diterima?
Ada lagi, versi ta’aruf dengan cara jalan bareng, video call (VC), makan bareng, foto berduaan serta foto prewedding sebelum ijab kabul. Apakah ini dibenarkan? Ya, tentu tidak! Karena, jelas ini melanggar larangan Allah yakni, larangan mendekati zina.
Berbeda dengan Islam, sesungguhnya Islam itu mempermudah hanya saja manusia sendiri yang mempersulit. Allah Swt. sudah mengaruniakan akal, dengan potensi bisa menilai dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.
Karena itu, manusia harus pintar-pintar dalam memilih dan berpikir secara keseluruhan dengan Islam, bukan menutup mata dan telinga serta membenarkan hal yang salah demi kesenangan semata. Seperti yang pernah utarakan oleh Husain Basyaiban (kadam), “Sudahlah, jangan mempertanyakan hukum yang sudah jelas hukumnya demi untuk membenarkan perilaku kita. Akui saja, bahwa itu memang haram walaupun kita pelakunya.” ujar beliau.
Apakah, ketika ada orang nyebur ke sumur kamu juga mau ikut nyebur? Tentu saja tidak ya, kan.
Maka dari itu, pintar-pintarlah dalam menilai dan memilih, jangan asal lihat cover tapi tidak lihat isinya (don’t just look at the cover). Seorang muslim harus menjadi teladan kebaikan, bukan malah latah ikut-ikutan.
Terkait aturan Islam dalam pergaulan yuk, kita lihat korinah (hubungan) Qur’an surat Al-Isra ayat 32 dengan larangan mendekati zina, yang ada dalam ta’aruf versi hari ini. Firman Allah Swt.
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
Dalam sistem hari ini, pergaulan dijerat dengan sekularisme yakni, menghilangkan aturan agama dalam kehidupan. Lantas, mereka yang mengklaim ta’aruf beralasan, “kami selalu saling mengingatkan dalam hal kebaikan kok”. Misalnya, saling mengingatkan shalat, mengingatkan membaca Al-Qur’an, puasa dan lain sebagainya.
Kalau itu alasannya, lalu apa gunanya panggilan azan (Allah Swt). lima (5) kali dalam sehari, apa gunanya Al-Qur’an di kamarmu, apa gunanya Allah Swt. bangunin kamu untuk tahajud dan sahur, tapi malah nunggu orang lain chat di malam hari.
Dengan sengaja atau tidak sengaja Allah Swt. bangunkan kamu melalui kepanasan, buang air kecil, digigit nyamuk. Memang dasar orangnya yang tidak peka dengan panggilan Allah ya, pasti tidur lagi, beda kalau yang telepon itu Doi. Langsung gas angkat, walau mata ngantuk berat.
Kalo begitu, kita ini pinter apa bodoh sih? Udah bagus Allah yang sayang, eh malah kita cuekin. Memang dasar! Coba pikir, kurang apa sih, kasih sayang Allah Swt. ke kita?
Jangan beralasan, karena ini proses dari hijrah, ini hanya chat, ini ta’aruf kok dan lain-lainnya untuk pembenaran. Kalo dari awal agama sudah menilai salah ya, salah. jangan membenarkan yang salah menjadi benar
Dalam surat Al-Baqarah ayat 42 Allah Swt. Berfirman:
“Jangan kalian mencampur kebenaran yang diturunkan kepada kalian dengan kebatilan yang kalian rekayasa dan menyembunyikan kebenaran tersebut sehingga keduanya tidak dapat dibedakan.”
Apakah sampai disini sudah bisa dipahami ? Jika ada pertanyaan, kenapa orang yang pacaran bisa langgeng dan ada yang sampai menikah? Kamu tahu tidak, bahwa mereka sedang menerima istidraj ? Apa sih istidraj itu?
Istidraj adalah, Allah kasih semua kenikmatan dunia, sehingga orang lupa kalau dunia itu hanya sementara, sampai lupa kalau sebenarnya akhiratlah yang kekal. Itu tandanya Allah benar-benar marah, manusia dikasih nikmat dunia yang berlimpah tapi membuatnya lalai.
Istidraj juga diartikan sebagai jebakan kenikmatan yang diberikan kepada seseorang yang jarang beribadah dan sering melakukan maksiat tetapi hidupnya dilimpahi kenikmatan dunia. Contoh Istidraj dapat berupa berbagai bentuk kenikmatan dunia seperti mudahnya mendapatkan harta, kesehatan, kekuasaan dan berbagai kenikmatan lainnya..
Terakhir yang harus kita tahu, jodoh itu akan Allah Swt. pertemukan dengan yang baik ketika kita menyakini bahwa Allah Swt. pasti akan memberikan jodoh yang baik, dengan memantaskan diri kita menjadi yang baik dalam pandangan-Nya.
Tentu, sesuai dengan yang kita butuhkan bukan sesuai dengan yang kita inginkan. Apalagi dengan kedok ta’aruf yang salah. Karena, Allah Swt. lebih mengetahui apa yang kita butuhkan. Jangan bilang begini, ya. “Kita dipertemukan dulu dengan orang yang salah, namun pada akhirnya dipertemukan dengan orang yang tepat.” Tapi kalimatnya diperbaiki dengan, “Berjodohlah dengan meniti jalan-Nya, maka kita bertemu.”
Wallahu a’lam bis ash-shawab.
Views: 72
Comment here